Dampak Dasyat Gempa Mentawai : Pulau Sumatera diprediksi Bergeser "2 cm"!
Gempa bermagnitudo 7,8 skala Richter (SR) mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai dan sekitarnya pada Rabu (2/3/2016). Episentrum gempa berada di 682 kilometer barat daya Mentawai pada kedalaman 10 kilometer. Gempa kali ini berpusat di jarak sekitar 650 kilometer dari Mentawai. Episentrum gempa berada pada kedalaman 10 kilometer sehingga disebut gempa dangkal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofsikia (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami. Namun peringatan dini itu akhirnya dicabut.
Analisis awal mengungkap bahwa gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang wilayah Mentawai dan sekitarnya mengakibatkan pergeseran Sumatera.
Pakar kegempaan Sumatera dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, dan pakar gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengungkapkan bahwa kemiripannya pada magnitudo, lokasi, dan mekanisme gempa.
"Mirip sekali dengan gempa di Aceh tahun 2012. Saat itu, dikhawatirkan gempa itu juga memicu tsunami," kata Danny kepada Kompas.com,Rabu malam.
Perbedaannya, gempa yang mengguncang Aceh pada tahun 2012 adalah gempa kembar. Ada gempa bermagnitudo 8,1 SR hanya dua jam setelah gempa pertama.
Gempa tahun 2012 sendiri sebenarnya terjadi pada lokasi 500 kilometer dari Banda Aceh. Namun, karena mengguncang wilayah Aceh dan sempat memicu kepanikan di sana, gempa tersebut lantas kerap disebut gempa Aceh.
Dari sisi lokasi, gempa kali ini juga mirip dengan gempa Aceh empat tahun lalu. "Terjadi di lautan lepas. Di luar zona subduksi," kata Danny.
Zona subduksi adalah pertemuan antara dua lempeng besar. Pergeseran di wilayah itulah yang biasanya memicu tsunami. Tsunami akibat gempa di zona subduksi Sumatera adalah tsunami Aceh tahun 2004.
Sementara itu, gempa Mentawai kali ini dan gempa Aceh 2012 mirip karena sama-sama dipicu sesar geser mendatar. Biasanya, gempa sesar geser mendatar tidak memicu tsunami. Kalaupun ada, biasanya sangat kecil, tak sampai satu meter.
Peneliti tektonik dan geodinamika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Endra Gunawan, mengungkapkan, "Hasil preliminary model menunjukkan bahwa daratan di bagian barat Sumatra bergerak hingga 2 centimeter." Menurut analisis Endra dengan model dislokasi elastis yang diunggah di jejaring sosialnya Rabu (2/3/2016), pergeseran terjadi ke arah pulau Sumatra.
Analisis awal mengungkap bahwa gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang wilayah Mentawai dan sekitarnya mengakibatkan pergeseran Sumatera.
Pakar kegempaan Sumatera dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, dan pakar gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengungkapkan bahwa kemiripannya pada magnitudo, lokasi, dan mekanisme gempa.
"Mirip sekali dengan gempa di Aceh tahun 2012. Saat itu, dikhawatirkan gempa itu juga memicu tsunami," kata Danny kepada Kompas.com,Rabu malam.
Perbedaannya, gempa yang mengguncang Aceh pada tahun 2012 adalah gempa kembar. Ada gempa bermagnitudo 8,1 SR hanya dua jam setelah gempa pertama.
Gempa tahun 2012 sendiri sebenarnya terjadi pada lokasi 500 kilometer dari Banda Aceh. Namun, karena mengguncang wilayah Aceh dan sempat memicu kepanikan di sana, gempa tersebut lantas kerap disebut gempa Aceh.
Dari sisi lokasi, gempa kali ini juga mirip dengan gempa Aceh empat tahun lalu. "Terjadi di lautan lepas. Di luar zona subduksi," kata Danny.
Sementara itu, gempa Mentawai kali ini dan gempa Aceh 2012 mirip karena sama-sama dipicu sesar geser mendatar. Biasanya, gempa sesar geser mendatar tidak memicu tsunami. Kalaupun ada, biasanya sangat kecil, tak sampai satu meter.
Peneliti tektonik dan geodinamika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Endra Gunawan, mengungkapkan, "Hasil preliminary model menunjukkan bahwa daratan di bagian barat Sumatra bergerak hingga 2 centimeter." Menurut analisis Endra dengan model dislokasi elastis yang diunggah di jejaring sosialnya Rabu (2/3/2016), pergeseran terjadi ke arah pulau Sumatra.
Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengungkapkan kepada Kompas.com malam ini bahwa gempa kali ini adalah sesar geser mendatar.
Sesar geser mendatar merupakan salah satu mekanisme gempa. Mekanisme sesar gempa lainnya disebut sesar geser vertikal. Sesar geser mendatar biasanya tidak memicu tsunami.
Potensi gempa susulan tetap ada. Namun, Irwan mengatakan, kemungkinan gempa susulannya juga sesar geser mendatar dan tidak akan berdampak merusak.
Gempa terjadi dengan mekanisme sesar geser mendatar, mirip dengan gempa yang mengguncang Aceh pada tahun 2012. Gempa kala itu adalah gempa kembar, pertama bermagnitudo 8,2 skala Richter dan yang kedua 6,2 SR. Karena terjadi dengan mekanisme itu, gempa kali ini tak memiliki potensi menimbulkan tsunami besar.
Pakar gempa ITB lainnya, Irwan Meilano, mengatakan bahwa gempa ini turut mengubah persepsi tentang kegempaan di Sumatera. Gempa ini membuktikan bahwa wilayah samudera juga memiliki sesar geser.
"Gempa sesar geser bisa terjadi di tengah samudera apabila terdapat perbedaan kecepatan pergeseran mendatar di dalam lempeng. Kejadian ini terbukti pada saat gempa 11 April 2012 di Samudra Hindia," kata Irwan.
Menurutnya, daerah samudera Hindia yang disebut ninety east ridge memiliki pergeseran horisontal yang bervariasi sehingga memungkinkan adanya akumulasi energi yang dilepaskan sebagai gempa sesar geser mengiri (sinistral).
Gempa Mentawai kali ini merupakan salah satu yang bisa mengubah persepsi tentang kegempaan di Sumatera. "Bahwa kita memiliki sesar geser (mendatar) di bagian samudera."
Gempa Mentawai kali ini merupakan salah satu yang bisa mengubah persepsi tentang kegempaan di Sumatera. "Bahwa kita memiliki sesar geser (mendatar) di bagian samudera."
Penyusun : Yohanes Gitoyo, S Pd.
Sumber : sains.kompas.com,
Komentar
Posting Komentar