Belangkas, Fosil Hidup yang Lebih Tua dari Dinosaurus Terancam Punah...
Belangkas atau Mimi (suku Limulidae) mencakup empat jenis hewan beruas (artropoda) yang menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove. Kesemuanya merupakan anggota suku Limulidae dan menjadi satu-satunya wakil dari bangsa Xiphosurida yang masih sintas di bumi. Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan bentuk berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu) dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama.
Orang Jawa menyebut mimi untuk yang berjenis kelamin jantan dan mintuna untuk yang betina. Hewan ini monogamik, sehingga sering dijadikan simbol kelanggengan pasangan suami-isteri. Orang Inggris mengenalnya sebagai horseshoe crab atau "ketam ladam" karena bentuknya yang dianggap seperti ladam kuda.
Jenis-jenis Belangkas.
10 Fakta Unik dan Menarik Seputar Belangkas.
1. Belangkas itu Sangat Tua
Bukan tanpa alasan media memberikan gelar sebagai “fosil hidup” bagi kepiting ini. Apalagi untuk Lunataspis Aurora, yang ditemukan di Manitoba, Kanada. Makhluk dengan lebar 25 milimeter tersebut rupanya sudah melanglangbuana selama 445 juta tahun. Karena itu, mereka pun disebut sebagai kepiting tapal kuda tertua di dunia. Tetapi bentuknya memang sudah mengalami evolusi panjang. Dulu bagian depannya memiliki cabang. Namun yang versi kekinian hanya memiliki satu saja.
2. Belangkas Ternyata Bukan Termasuk Kepiting
Jangankan kepiting, horseshoe crabs ini bahkan tidak masuk dalam kategori binatang crustaceans. Pada umumnya, kepiting dan keluarganya memiliki jumlah antena yang cukup banyak. Kontras dengan makhluk yang satu ini. Sehingga mereka pun bergabung bersama klasifikasi chelicerates, semacam subphylum yang di dalamnya terdapat arakhnida juga. Chelicerae juga menjadi sebutan khas karena hewan yang memiliki dua segmen tubuh ini memiliki sepasang penjepit yang unik.
3. Belangkas Memiliki Indera Penglihatan yang Keren
Di tiap sisi cangkangnya terdapat indera mata yang majemuk. Bagian ini sangat membantu ketika musim kawin tiba, sehingga mereka bisa mendeteksi pasangannya dengan benar. Di bagian belakang mata tersebut, terdapat semacam fotoreseptor kecil yang dinamakan mata lateral. Di depan cangkangnya sendiri ada dua mata yang ukurannya sedang serta satu mata endoparietal tunggal. Sementara di bagian bawahnya terdapat dua mata ventral. Indera ini sangat menolong ketika mereka melakukan navigasi di saat berenang.
4. Bayi Belangkas Bisa Berenang Ke Atas dan Ke Bawah
Jika berkesempatan untuk jalan-jalan di dasar lautan, kemungkinan kita akan menemui kepiting tapal kuda berjalan kesana-kemari. Sementara untuk kepiting muda, mereka akan melakukan improvisasi dengan insangnya. Bisa dibilang, insang tersebut dijadikan sebagai dayung ketika berenang. Namun semakin dewasa, mereka akan semakin jarang mempergunakannya.
5. Ekor Belangkas Ini Memang Multifungsi
Selama ini kita sering keliru, menganggap kalau ekor mereka bisa menyengat korbannya. Faktanya, bagian belakang tubuh mereka sangat bermanfaat ketika mereka bergerak, mengemudikan dirinya sendiri. Selain itu, ekor juga bisa menjadi bantuan efektif kalau-kalau kepiting tapal kuda terjebak di bagian punggungnya.
6. Makanan Belangkas Dewasa
Baik kepiting tapal kuda dalam bentuk larva atau yang sudah dewasa, mereka sama-sama mengkonsumsi cacing air. Tetapi pilihan menu makanan yang dewasa sudah cukup beragam. Mereka juga akan melahap ganggang atau alga, remis, dan kerang. Untuk memakannya, mereka sudah terbiasa dengan menumbuk makanannya lebih dahulu, untuk kemudian didorong masuk ke dalam mulutnya.
7. Acara Tahunan Belangkas
Kepiting ini juga memiliki agenda tahunan tersendiri, tepatnya pada bulan Mei dan Juni. Pada waktu itu, mereka akan bertelur massal di teluk. Jika tiba waktu malam, yang betina tiba di pesisir pantai bersama satu atau lebih kepiting jantan. Dia kemudian menggali pasir untuk mengamankan telurnya. Kemudian yang jantan menyuburkan telur-telur tersebut. Beberapa burung pantai yang bermigrasi kemungkinan akan turun dan mengincar telur yang memang kaya akan nutrisi itu.
8. Belangkas Bertahan Sampai Dewasa itu Langka
Sebenarnya, induk dari kepiting ini bisa mengerami sampai 90.000 telur di dalam sarangnya. Namun kita tak bisa berharap banyak kalau ribuan calon kepiting tapal kuda itu bakal bertahan sampai dewasa. Ketika berbentuk pun, nyawa mereka sudah terancam. Para predator sudah siap mengincar. Entah itu ikan, burung, atau kura-kura laut. Tak heran kalau dari sekian ribu telur, diperkirakan hanya sekitar 10 kepiting yang akan bertahan tumbuh berkembang.
9. Belangkas Betina di Atlantik Lebih Besar dari yang Jantan
Ukuran mereka bisa 25 sampai 30% lebih besar. Sementara untuk proses pendewasaannya, yang betina cenderung berkembang lebih lambat. Yang jantan sudah siap berpasangan di usia 8 atau 9 tahun. Sementara lawan jenisnya baru bisa produktif di usia 10 atau 11 tahun.
10. Belangkas Menjadi Pahlawan Vaksin
Sudah disinggung sebelumnya, kalau kepiting ini memiliki darah yang aneh atau unik. Warnanya biru dan mengandung zat hemocyanin, bukan hemoglobin. Ilmuwan melakukan studi yang cukup penting terkait manfaatnya terhadap dunia medis. Kandungan protein dan sel amebocyte– menjadi “pahlawan” di balik gagalnya serangan bakteri terhadap darah manusia. Ya, para kepiting tapal kuda rutin ditangkap untuk kemudian diekstrak atau dimanfaatkan darahnya.
Belangkas Terancam Punah.
Belangkas bisa dibilang adalah pemenang evolusi terbaik sepanjang masa. Hewan ini sudah ada sejak 450 juta tahun yang lalu, jauh sebelum adanya dinosaurus, dan telah melewati lima kepunahan masal.
Orang Jawa menyebut mimi untuk yang berjenis kelamin jantan dan mintuna untuk yang betina. Hewan ini monogamik, sehingga sering dijadikan simbol kelanggengan pasangan suami-isteri. Orang Inggris mengenalnya sebagai horseshoe crab atau "ketam ladam" karena bentuknya yang dianggap seperti ladam kuda.
- Marga Carcinoscorpius.Carcinoscorpius rotundicauda, mimi ranti, hidup di perairan mangrove Asia Tenggara
- Marga Limulus. Limulus polyphemus, menghuni pantai-pantai timur Amerika Utara
- Marga Tachypleus. Tachypleus gigas, mimi bulan, menghuni pantai Asia Tenggara dan Asia Selatan, sedangkan Marga Tachypleus tridentatus, menghuni pantai-pantai Asia Timur
1. Belangkas itu Sangat Tua
Bukan tanpa alasan media memberikan gelar sebagai “fosil hidup” bagi kepiting ini. Apalagi untuk Lunataspis Aurora, yang ditemukan di Manitoba, Kanada. Makhluk dengan lebar 25 milimeter tersebut rupanya sudah melanglangbuana selama 445 juta tahun. Karena itu, mereka pun disebut sebagai kepiting tapal kuda tertua di dunia. Tetapi bentuknya memang sudah mengalami evolusi panjang. Dulu bagian depannya memiliki cabang. Namun yang versi kekinian hanya memiliki satu saja.
2. Belangkas Ternyata Bukan Termasuk Kepiting
Jangankan kepiting, horseshoe crabs ini bahkan tidak masuk dalam kategori binatang crustaceans. Pada umumnya, kepiting dan keluarganya memiliki jumlah antena yang cukup banyak. Kontras dengan makhluk yang satu ini. Sehingga mereka pun bergabung bersama klasifikasi chelicerates, semacam subphylum yang di dalamnya terdapat arakhnida juga. Chelicerae juga menjadi sebutan khas karena hewan yang memiliki dua segmen tubuh ini memiliki sepasang penjepit yang unik.
3. Belangkas Memiliki Indera Penglihatan yang Keren
4. Bayi Belangkas Bisa Berenang Ke Atas dan Ke Bawah
Jika berkesempatan untuk jalan-jalan di dasar lautan, kemungkinan kita akan menemui kepiting tapal kuda berjalan kesana-kemari. Sementara untuk kepiting muda, mereka akan melakukan improvisasi dengan insangnya. Bisa dibilang, insang tersebut dijadikan sebagai dayung ketika berenang. Namun semakin dewasa, mereka akan semakin jarang mempergunakannya.
5. Ekor Belangkas Ini Memang Multifungsi
Selama ini kita sering keliru, menganggap kalau ekor mereka bisa menyengat korbannya. Faktanya, bagian belakang tubuh mereka sangat bermanfaat ketika mereka bergerak, mengemudikan dirinya sendiri. Selain itu, ekor juga bisa menjadi bantuan efektif kalau-kalau kepiting tapal kuda terjebak di bagian punggungnya.
6. Makanan Belangkas Dewasa
Baik kepiting tapal kuda dalam bentuk larva atau yang sudah dewasa, mereka sama-sama mengkonsumsi cacing air. Tetapi pilihan menu makanan yang dewasa sudah cukup beragam. Mereka juga akan melahap ganggang atau alga, remis, dan kerang. Untuk memakannya, mereka sudah terbiasa dengan menumbuk makanannya lebih dahulu, untuk kemudian didorong masuk ke dalam mulutnya.
7. Acara Tahunan Belangkas
Kepiting ini juga memiliki agenda tahunan tersendiri, tepatnya pada bulan Mei dan Juni. Pada waktu itu, mereka akan bertelur massal di teluk. Jika tiba waktu malam, yang betina tiba di pesisir pantai bersama satu atau lebih kepiting jantan. Dia kemudian menggali pasir untuk mengamankan telurnya. Kemudian yang jantan menyuburkan telur-telur tersebut. Beberapa burung pantai yang bermigrasi kemungkinan akan turun dan mengincar telur yang memang kaya akan nutrisi itu.
8. Belangkas Bertahan Sampai Dewasa itu Langka
9. Belangkas Betina di Atlantik Lebih Besar dari yang Jantan
Ukuran mereka bisa 25 sampai 30% lebih besar. Sementara untuk proses pendewasaannya, yang betina cenderung berkembang lebih lambat. Yang jantan sudah siap berpasangan di usia 8 atau 9 tahun. Sementara lawan jenisnya baru bisa produktif di usia 10 atau 11 tahun.
10. Belangkas Menjadi Pahlawan Vaksin
Belangkas Terancam Punah.
“(Belangkas) tampak seperti sesuatu yang dapat Anda bayangkan, tetapi tidak pernah lihat sebelumnya. Melihat mereka seperti melihat unicorn,” kata fotografer margasatwa untuk New York City Audobon, Camilla Cerea, kepada Smithsonian.com 5 Juli 2017.
Lalu, tidak hanya hidup untuk dilihat saja, belangkas ternyata juga bermanfaat untuk manusia. Setiap tahunnya, darah dari 500.000 belangkas digunakan untuk uji coba kontaminasi bakteri berbagai produk, mulai dari lensa kontak hingga vaksin. Selain itu, masyarakat di beberapa negara juga memanen belangkas untuk digunakan sebagai umpan atau pangan.
Namun, kini fosil hidup ini tengah terancam kepunahan. Pada tahun lalu, belangkas Atlantis ditandai sebagai hewan yang rentan kepunahan dalam Daftar Merah milik International Union for the Conservation of Nature.
Beberapa penyebabnya termasuk reklamasi pantai dan naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim yang menghilangkan habitat belangkas untuk berkembang biak. Selain itu, panen belangkas yang tidak terkontrol juga membuat populasi belangkas di dunia menyusut.
Untuk itu, Cornell University dan NYC Audobon pun bekerjasama untuk melakukan program monitoring setiap tahunnya. Dalam program tersebut, para peneliti dan volunter akan berpatroli di pantai-pantai New York untuk mendata belangkas yang masih hidup.
Cerea yang berencana untuk berpartisipasi sebagai fotografer dan volunter pada tahun depan mengatakan, belangkas adalah hewan yang sangat penting, tetapi tidak diketahui banyak orang. Mereka bahkan lebih tua dari dinosaurus, tetapi mereka nyata dan masih ada di sini.
“Jangan sampai kita menjadi penyebab kepunahan pemenang evolusi ini dalam 450 juta tahun ke depan,” ujarnya.
Kegunaan Belangkas.
Esktrak plasma darahnya (haemocyte lysate) banyak digunakan dalam kajian biomedis dan lingkungan. Di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang ekstrak darah ini digunakan sebagai bahan pengujian endotoksin serta untuk mendiagnosis penyakit meningitis dan gonorhoe. Serum anti-toksin menggunakan belangkas telah berkembang di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Barat. Warna darah belangkas adalah biru, terbentuk dari senyawa mirip hemoglobin pada manusia, yang disebut hemosianin. Apabila hemoglobin memiliki atom besi sebagai pusat, hemosianin memiliki atom tembaga sebagai pusatnya.
Daging dan telur belangkas bisa dikonsumsi. Masyarakat Melayu di Kota Tinggi, Johor, mengenal masakan asam pedas dan sambal tumis belangkas. Belangkas juga disantap dengan hanya memanggang atau membakar saja. Namun, belangkas menghasilkan sejenis racun yang bisa memabukkan. Hanya bagian tertentu saja boleh dimakan dan hanya seorang yang sudah terbiasa dan ahli saja yang mengetahui cara menyajikan makanan laut dari belangkas ini.
Penyusun : Yohanes Gitoyo, S Pd.
Sumber :
Sumber :
Komentar
Posting Komentar