Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia ?
Negara Islam (di) Irak dan Syam (Bahasa Arab: الدولة الاسلامية في العراق والشام / al-Dawlah al-Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām, Bahasa Inggris: Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) atau Islamic State in Iraq and Syria atau Islamic State in Iraq and al-Shām (ISIS)) adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah.
Ada beberapa nama untuk menyebut kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai "Negara Islam di Irak dan Levan" atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant. Beberapa media menyebutnya "Negara Islam di Irak dan Suriah" atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria.
Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.
ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam Wahhabi dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen.
Pemberontak di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.
Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-Qaidah lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma. Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.
ISIS sebelumnya adalah bagian dari Al-Qaidah. Dibawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ISIS sempat menyatakan diri bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. Namun karena metode ISIS/ISIL dianggap bertentangan dengan Al-Qaidah lantaran telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah, ISIS dianggap tidak lagi sejalan dengan Al-Qaidah.
Sebagai balasannya, Front Al-Nusra lalu melancarkan serangan perlawanan terhadap ISIS/ISIL guna merebut kembali kontrol atas Abu Kamal, wilayah timur Suriah yang berbatasan dengan Irak. Namun karena kebrutalan dan ambisi dari ISIS yang tidak segan melakukan penyiksaan bahkan pembunuhan terhadap para penentangnya, ISIS bisa menguasai sebagian besar wilayah Irak. Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS mendeklarasikan Negara Islam di sepanjang Irak dan Suriah dan juga menyatakan Al-Baghdadi akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.
Pada 15 Mei 2010 Diangkatlah pemimpin baru yaitu Abu Bakar Al-Baghdady untuk menggantikan Abu Umar Al Baghdady yang telah meninggal. Seiring dengan Revolusi di Jazirah Arab yang dikenal dengan Musim Semi Arab dalam menumbangkan para diktator seperti yang terjadi di Tunisia, Libya dan Mesir, maka terjadi pula revolusi di Suriah, hanya saja demonstrasi rakyat di Suriah disambut dengan kekerasan dari Tentara Presiden Bashar Assad. Akibatnya Rakyat Suriah melakukan perlawaan dalam kelompok-kelompok bersenjata. Kelompok-kelompok ini dibantu oleh para pejuang dari luar negeri termasuk dari Negara Islam Irak. Dan ketika kelompok-kelompok pejuang rakyat Suriah ini akhirnya mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah perbatasan dengan Irak maka menyatulah beberapa kota di Irak dan di Suriah dalam kontrol Negara Islam Irak.
Peta Wilayah Negara Islam Irak dan Syam
Kenyataan ini akhirnya membuat Negara Islam Irak mendeklarasikan Negara Islam Irak dan Syam pada 9 April 2013 dengan Pemimpinnya yaitu Abu Bakar Al-Bagdhdady juga. Pada Maret 2014 wilayah yang telah dikontrol oleh Negara Islam Irak dan Syam meliputi sekitar 400.000 km2 yang berarti lebih luas dari beberapa negara Arab seperti Qatar, Emirat Arab, Bahrain, Yaman, Lebanon dan lain-lain. Pada kota-kota yang berhasil dikuasai Negara Islam Irak dan Syam menyediakan fasilitas umum meliputi penyediaan listrik, transportasi, sekolah dengan buku-bukunya, kegiatan ekonomi seperti pasar, toko, pabrik roti, layanan internet, media (koran) , pengadilan dan pengamanan dari kriminalitas.
Tidak seperti di wilayah Irak, maka di wilayah Syuriah ISIS terlibat konflik dengan kelompok pejuang Syuriah lain seperti Jabhat An Nusrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar AS Syam dan lain-lain. Untuk meredakan konflik antar kelompok pejuang Suriah ini kemudian para ulama yang dianggap netral menggelar inisiatif untuk membentuk mahkamah syariah.
Tetapi inisiatif ini tidak berjalan karena ISIS menolak pembentukan mahkamah syariah. Akibat dari penolakan ini dan karena statemen-statemen ISIS yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok lain sebagai kafir (takfiri), maka kelompok lainnya menganggap ISIS sebagai khawarij. Sehingga para ulama membagi konflik di Suriah ini menjadi 3 pertentangan aliran yaitu Syiah (dari pemerintah pimpinan Presiden Bashar Assad) kemudian kelompok Khawarij (ISIS) dan kelompok Ahlussunnah waljamaah (dari kelompok pejuang Syuriah lainnya seperti Jabhat An Nusra, Ahrar As Syam, Jabhah Islamiyah dan lain-lain).
Tetapi inisiatif ini tidak berjalan karena ISIS menolak pembentukan mahkamah syariah. Akibat dari penolakan ini dan karena statemen-statemen ISIS yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok lain sebagai kafir (takfiri), maka kelompok lainnya menganggap ISIS sebagai khawarij. Sehingga para ulama membagi konflik di Suriah ini menjadi 3 pertentangan aliran yaitu Syiah (dari pemerintah pimpinan Presiden Bashar Assad) kemudian kelompok Khawarij (ISIS) dan kelompok Ahlussunnah waljamaah (dari kelompok pejuang Syuriah lainnya seperti Jabhat An Nusra, Ahrar As Syam, Jabhah Islamiyah dan lain-lain).
Tujuan Pembentukan Organisasi.
Dari awal sampai pada pembentukan negara Islam murni telah menjadi salah satu tujuan utama dari ISIS. Menurut wartawan Sarah Birke, salah satu "perbedaan yang signifikan" antara Front Al-Nusra dan ISIS adalah bahwa ISIS "cenderung lebih fokus pada membangun pemerintahan sendiri di wilayah yang ditaklukkan". Sementara kedua kelompok berbagi ambisi untuk membangun sebuah negara Islam, ISIS dengan "jauh lebih kejam ... melakukan serangan sektarian dan memaksakan hukum syariah secara segera".
ISIS akhirnya mencapai tujuannya pada tanggal 29 Juni 2014, ketika itu dihapus "Irak dan Levant" dari namanya, dengan mulai menyebut dirinya sebagai Negara Islam, dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai kekhalifahan baru.
Pada pertengahan 2014, kelompok ini merilis sebuah video berjudul "The End of Sykes-Picot" berbahasa Inggris kebangsaan Chili bernama Abu Safiya. Video ini mengumumkan niatan kelompok ini untuk menghilangkan semua perbatasan modern antara negara-negara Islam Timur Tengah, khususnya mengacu pada perbatasan yang ditetapkan oleh Perjanjian Sykes-Picot selama Perang Dunia I.
Abu Bakar al-Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS
Tak bisa dipungkiri, sejak dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi, kekuatan Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL) atau yang juga dikenal sebagai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) semakin besar dan terorganisasi. Hal ini terbukti dengan ditaklukannya sejumlah wilayah di Irak, seperti Kota Anbar, Mosul, Ramadi, dan Falujjah.
“Tidak diragukan lagi, perkembangan ISIS dalam beberapa tahun terakhir karena Baghdadi berhasil membentuk ISIS menjadi sebuah organisasi berpikiran lintas bangsa,” kata Charles Lister, peneliti dari Brookings Doha Centre yang memusatkan kajiannya pada sosial ekonomi dan geopolitikal muslim dunia, kepada Al Jazeera.
Pria yang memiliki nama asli Ibrahim Awwad Ibrahim al-Badri ini lahir dari sebuah keluarga religius di Samarra. Seorang kerabat yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan Baghdadi menyandang gelar doktor dari sebuah universitas di Bagdad pada akhir 1990-an. Ia diketahui belajar tentang sejarah Islam.
Latar belakang pendidikan itu membuatnya memegang posisi agama dalam komunitas Sunni ketika AS menginvasi Irak pada tahun 2003. Dari sinilah ia kemudian terlibat dalam pemberontakan bersenjata dan mulai berjuang di barat Irak hingga tertangkap pada tahun 2006.
Selama empat tahun ia berada di dalam tahanan AS di Irak yang juga menjadi tahanan bagi sejumlah komandan Al-Qaeda. Begitu bebas di tahun 2010, Baghdadi kemudian muncul sebagai pemimpin ISIS yang pada saat itu masih sebagai bagian dari Al-Qaeda. Ia menggantikan kepemimpinan Abu Omar al-Baghdadi yang tewas di tangan pasukan Irak dan AS.
Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaeda di Suriah. Namun, permintaan ISIS tersebut ditolak. Al Nusra menganggap ISIS telah melenceng dari Al-Qaeda.
Dari sinilah Baghdadi dan para pejuangnya secara terbuka menantang pemimpin Al-Qaeda. Namun, dengan reputasi sebagai pelatih medan perang yang memiliki analisis dan taktik yang hebat, Baghdadi sukses menarik jihadis muda untuk lebih memilih tergabung dengan ISIS dibandingkan dengan Al Nusra.
Sebagai pemimpin yang ditakuti, Baghdadi melambangkan kebrutalan, tekad, dan ambisi dari ISIS. Ia tak segan melakukan penyiksaan bahkan pembunuhan terhadap para penentangnya. Hal ini yang kemudian membantunya menguasai sebagian besar wilayah Irak. Di bawah pimpinannya, ISIS mendeklarasikan Negara Islam di sepanjang Irak dan Suriah dan juga menyatakan Baghdadi akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.
Kepiawaian Abu Bakar al-Baghdadi memimpin Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) membuat ISIS lebih menarik dibanding Al-Qaidah pimpinan teolog Islam, Ayman al-Zawahiri, bagi para pejihad muda.
Seperti dilaporkan BBC, kemampuan ini, menurut Profesor Peter Neumann dari King College London, memperkirakan sekitar 80 persen dari pejuang Barat di Suriah telah bergabung dengan ISIS. Kelompok ini sendiri mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya, serta dari Amerika, Jazirah Arab, dan Kaukasus.
Akhir Januari lalu, seperti dilaporkan Associated Press, dua wanita asal Inggris terpaksa harus menghadapi persidangan atas tuduhan pengiriman bantuan uang untuk kaum jihad Inggris di Suriah.
Kemudian, pada pertengahan Maret, delapan warga Prancis terpaksa berurusan dengan hukum karena mencoba bergabung dengan kelompok jihad Suriah. Seperti dikutip Xinhua, menurut data resmi pemerintah Prancis, sekitar 700 warganya, beberapa di antaranya masih belia, telah melakukan perjalanan untuk berperang di Suriah.
Kasus teranyar terjadi akhir Juni ini. Seorang remaja putri yang masih berusia 15 tahun asal Belanda nekat ikut berjihad di Suriah. Dia pergi dari rumah tanpa pamit kepada dua orang tuanya dan hanya meninggalkan catatan yang berbunyi, "Aku akan pergi ke Suriah." Beruntung, polisi berhasil mencegatnya di Bandara Dusseldorf, Jerman.
Menurut laporan media setempat, baru-baru ini ada 130 pejihad dari Belanda yang melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak.
Tak hanya dari Eropa, para pejihad ini juga berasal dari Asia. Menurut laporan Malaysia Insider Mei lalu, seorang musikus kenamaan Malaysia dilaporkan berada dalam pelatihan militer untuk menjadi bagian dari kelompok jihad di luar Malaysia.
Benarkah Gerakan ISIS Bentukan Israel dan AS?
Pakar hukum internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menyatakan keterangan Edward Snowden terkait "Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)" sebagai binaan intelijen Amerika Serikat (AS), Inggris dan Israel mungkin benar.
"Edward Snowden adalah mantan pegawai di National Security of Amerika (NSA), badan intelijen AS, yang keluar dari instansinya dan membocorkan data intelijen AS kepada publik," tutur Hikmahanto saat dihubungi Republika Online (ROL), Ahad (3/8).
Jadi, publik memiliki alasan cukup kuat untuk mempercayai informasi intelijen dari Snowden.
Menurut Hikmahanto, mungkin saja Pemerintah AS tidak pernah mengeluarkan kebijakan resmi untuk membina atau mendukung ISIS. Namun, NSA sangat mungkin melakukannya.
Melihat sejarah intelijen AS, selama ini memang sering membina kelompok-kelompok ekstrim di Afghanistan dan Iraq serta negara konflik lainnya.
Sebagai ummat Islam, papar Hikmahanto, hendaknya jangan mau dipecah-belah oleh gerakan-gerakan radikal seperti ISIS yang belum jelas benar asal-usul dan tujuannya. "Apalagi ISIS lebih mengutamakan jalan kekerasan daripada perdamaian. Setahu saya, Islam tidak pernah mengajarkan cara-cara membunuh seseorang untuk mendirikan negara," papar Hikmahanto.
Benarkah Gerakan ISIS Bentukan Israel dan AS?
"Edward Snowden adalah mantan pegawai di National Security of Amerika (NSA), badan intelijen AS, yang keluar dari instansinya dan membocorkan data intelijen AS kepada publik," tutur Hikmahanto saat dihubungi Republika Online (ROL), Ahad (3/8).
Jadi, publik memiliki alasan cukup kuat untuk mempercayai informasi intelijen dari Snowden.
Menurut Hikmahanto, mungkin saja Pemerintah AS tidak pernah mengeluarkan kebijakan resmi untuk membina atau mendukung ISIS. Namun, NSA sangat mungkin melakukannya.
Melihat sejarah intelijen AS, selama ini memang sering membina kelompok-kelompok ekstrim di Afghanistan dan Iraq serta negara konflik lainnya.
Sebagai ummat Islam, papar Hikmahanto, hendaknya jangan mau dipecah-belah oleh gerakan-gerakan radikal seperti ISIS yang belum jelas benar asal-usul dan tujuannya. "Apalagi ISIS lebih mengutamakan jalan kekerasan daripada perdamaian. Setahu saya, Islam tidak pernah mengajarkan cara-cara membunuh seseorang untuk mendirikan negara," papar Hikmahanto.
ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah
Kelompok gerilyawan yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bersumpah akan menghancurkan Kabah jika berhasil menguasai Arab Saudi. Mereka menyatakan Kabah menyebabkan seseorang "menyembah batu selain Allah".
Menurut Khaama Press, anggota senior ISIS, Abu Turab Al Mugaddasi, menegaskan hal itu melalui akun Twitter-nya. "Jika Allah menghendaki, kami akan membunuh mereka yang menyembah batu di Mekah dan menghancurkan Kabah. Orang-orang pergi ke Mekah untuk menyentuh batu, bukan untuk Allah," katanya.
Kelompok ini mengindikasikan bahwa mereka akan mengambil alih Kabah setelah berhasil menembus wilayah Aruss di Arab Saudi melalui padang Anbar. ISIS juga mengancam untuk membunuh pemimpin Syiah Ayatollah Ali al-Sistani.
"Saat ini pemimpin agama Syiah di Irak adalah seseorang bernama Ali Sistani yang merupakan sisa dari generasi Safawi. Kami memperingatkan kaum Syiah bahwa Sistani harus meninggalkan Irak. Jika tidak, kami akan membunuhnya," demikian pernyataan kelompok ini.
Laporan menunjukkan bahwa akun Twitter yang mengirimkan pesan asli, telah dihapus. Sejauh ini, keaslian akun sebagai milik anggota ISIS belum diverifikasi.
Namun, Khaama Press menyatakan cuit itu agak aneh. Menurut mereka, jika memang pernyataan itu dari seorang anggota ISIS, maka akan sangat mengejutkan mengingat bahwa ISIS telah berusaha untuk meningkatkan perekrutan dari kaum muslim di seluruh dunia dengan menyatakan tujuan organisasi ini adalah untuk mendirikan kekhalifahan Islam.
Kabah adalah situs yang paling suci umat Islam. Rumah Allah ini menjadi kiblat salat bagi kaum muslim di seluruh dunia.
Video WNI Ajak Ikut ISIS Beredar di YouTube.
Sebuah video berisi ajakan dari sekelompok warga Indonesia untuk bergabung ke Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) beredar di situs YouTube. Video berisi ajakan dari sekelompok warga Indonesia untuk bergabung ke ISIS beredar di situs YouTube, 22 Juli 2014. Dalam video berdurasi delapan menit dengan judul 'Join the Ranks', seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi minta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia.
"Kami ikhwan-ikhwan kalian, saudara-saudara kalian dari Indonesia yang bergabung dan berada di Daulah Islamiyah, menyampaikan salam," ujar Abu Muhammad al-Indonesi.
Video ajakan jihad itu merupakan video terbaru dan diunggah oleh Jihadology pada 22 Juli 2014. Bulan lalu, ISIS juga merilis video yang berisi ajakan dari warga Australia, Jerman, dan Kanada.
Profesor Greg Barton, pakar keamanan dan masalah Indonesia dari Monash University, menuturkan ISIS melihat potensi dukungan dari warga Indonesia. "ISIS membidik langsung warga Indonesia. Sebab, mereka memiliki potensi dukungan yang kuat," kata Barton dalam ABC Australia.
Tanggapan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama : Hasyim Muzadi.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi, mengatakan video yang mengajak warga Indonesia bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu bisa mengancam kedaulatan negara. Sebab, ISIS merupakan gerakan lintas negara yang bertujuan mendirikan negara tersendiri. "Ini gerakan ekstrim yang tidak menghormati kedaulatan negara," ujar Hasyim ketika dihubungi Tempo, Kamis, 31 Juli 2014.
Hasyim meminta umat muslim dan pemerintah mewaspadai kampanye yang mengajak warga bergabung dengan ISIS. Soalnya ISIS bukanlah aliran agama yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan. "Ini gerakan politik yang bisa mengancam kedaulatan dan konstitusi," katanya.
Hasyim menjelaskan jika gerakan ini merebak di Indonesia, bukan tak mungkin akan ada gerakan-gerakan serupa ISIS yang bermunculan. Menurut dia, ISIS termasuk dalam kategori gerakan transnasional politik agama. Itulah sebabnya organisasi ini dinilai sangat berbahaya. "Sistem negara itu berbeda-beda, kalau dipaksakan bisa merusak konstitusi dan integritas negara lainnya," ujar Hasyim.
Menteri Agama: Muslim Indonesia Jangan Ikut ISIS !
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam Indonesia berhati-hati terhadap ajakan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut dia, umat Islam tak perlu bergabung dengan kelompok tersebut. "Umat Islam Indonesia tak perlu terpengaruh dan ikut-ikutan," katanya saat dihubungi, Jumat, 1 Agustus 2014.
ISIS, kata Lukman, merupakan organisasi pergerakan yang berpaham radikal. Mereka kerap menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Cara kekerasan itu berbeda dengan dakwah Islam yang merangkul dan mengayomi semua kalangan dengan cara baik. "Yang rahmatan lil alamin, menebar kemaslahatan bagi sesama dalam bingkai keutuhan NKRI," ujarnya.
Ia pun berharap setiap organisasi kemasyarakatan Islam membimbing para anggotanya dan memberi mereka pemahaman agar tidak terjebak dalam paham gerakan radikal. "Jangan menebar ketakutan dan kekerasan," ujarnya.
Tanggapan Presiden RI : Susilo Bambang Yudhoyono
"Seperti yang kita semua dan saudara-saudara ikuti, setiap malam setiap siang, perkembangan situasi di Irak dan Suriah kita ikuti yang disebut dengan Islamic State yang menyerukan kepada siapa pun yang beragam Islam di dunia untuk bersatu berperang bersama," ujar Presiden SBY.
Namun, SBY mengingatkan bahwa setiap negara memiliki sistem, undang-undang, dan kebijakan masing-masing.
"Negara harus memiliki sikap atas itu (ISIS) agar tidak mengombang-ambingkan masyarakat kita," katanya.
Presiden menambahkan, setiap pergolakan yang terjadi di Timur Tengah kerap mendulang respons dari mayoritas masyarakat Indonesia. Pasalnya, masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam sehingga kepedulian terhadap Timur Tengah sangat besar.
"Itu yang patut kita perhatikan sekarang ini," kata Presiden.
Presiden menuturkan, tugas negara saat ini adalah melindungi negara dan warga negaranya.
Seperti diketahui, ISIS mulai menyebarkan pengaruhnya ke Indonesia melalui sebuah video yang diunggah ke YouTube. Video itu berisi sekelompok warga Indonesia di ISIS yang meminta kaum Muslimin di Indonesia untuk bergabung dengan kelompok mereka.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme sudah mengingatkan bahwa siapa pun warga negara Indonesia yang bergabung ke ISIS akan terancam hukuman pidana lantaran ISIS sudah diyakini masyarakat internasional sebagai teroris. Selain itu, status kewarganegaraannya bisa dicabut.
Reaksi POLRI
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Ronny Frangky Sompie mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait dengan beredarnya ajakan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) oleh warga Indonesia dalam situs YouTube. Soalnya, Kominfo yang punya wewenang menutup situs.
"Kalau berkaitan dengan IT, polisi akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi, terutama dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik," kata Ronny saat dihubungi Tempo, Kamis, 31 Juli 2014.
Kepolisian, kata dia, telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi sejak munculnya isu dan pemberitaan di media sosial perihal ISIS. Ini dilakukan sebagai langkah untuk memberikan pengamanan dan perlindungan kepada masyarakat. "Salah satu tugas kami melakukan pencegahan," ujarnya.
Sebuah video berisi ajakan dari sekelompok orang Indonesia untuk bergabung dengan ISIS beredar melalui situs YouTube. Dalam video berdurasi delapan menit berjudul "Join the Ranks" itu, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS dengan menjadi khilafah dunia.
"Kami ikhwan-ikhwan kalian, saudara-saudara kalian dari Indonesia yang bergabung dan berada di Daulah Islamiyah menyampaikan salam," kata Abu Muhammad al-Indonesi.
Video ajakan jihad itu merupakan video terbaru dan diunggah oleh Jihadology pada 22 Juli 2014. Bulan lalu, ISIS juga merilis video yang berisi ajakan dari warga Australia, Jerman, dan Kanada.
Sebelum video ini beredar, Abu Bakar Baasyir telah menyatakan dukungannya kepada ISIS pekan lalu. Kelompok garis keras Sunni itu mendeklarasikan ISIS awal Juli 2014 setelah merebut sejumlah wilayah di Irak dan Suriah dengan pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi.
Adapun, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail Cawidu, mengatakan lembaganya belum bisa memblokir video ajakan kepada masyarakat Indonesia untuk bergabung dengan ISIS di situs YouTube. Menurut dia, pemblokiran itu hanya bisa dilakukan atas dasar pengaduan dari masyarakat.
Polri Butuh Dukungan Kerja Sama Cegah Terorisme
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie, menilai, kepolisian tidak bisa bekerja sendiri untuk mencegah tindak terorisme di dalam negeri akibat merebaknya dukungan terhadap Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Tidak bisa bekerja sendiri. Polri membutuhkan dukungan pemangku kepentingan," ujar Ronny ketika dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014.
Menurut Ronny, pemangku kepentingan yang ada harus saling bekerja sama, termasuk dengan Polri, serta berperan cepat dan aktif dalam menangani persoalan ini. Tugas mereka adalah untuk membantu upaya pencegahan dan pemahaman kepada masyarakat agar mereka paham konsekuensi di masa depan terkait fenomena yang terjadi sekarang.
Menurut Ronny, pemangku kepentingan tersebut adalah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Intelejen Negara, Kementerian Politik, Hukum, dan HAM, serta Kementerian Agama.
Ronny menilai, saat ini Polri tidak bisa menindak warga yang mendukung ISIS karena belum terjadi tindak pidana terorisme. Detasemen Khusus 88 baru menangani ketika sudah terjadi sebuah tindak pidana terorisme. "Polri berkaitan dengan penegakan hukum," kata dia.
Namun, menurut Ronny, kepolisian sudah mengambil langkah-langkah ihwal dukungan warga pro-kekhalifahan yang mendukung Negara Islam Irak dan Siria. Polri di antaranya telah melakukan kegiatan intelejen melalui Badan Intelijen dan Keamanan Polri. Kegiatan intelejen ini dilakukan untuk mendeteksi jika terdapat hal-hal yang menjurus kepada tindakan pidana yang mengganggu kepentingan masyarakat.
Ini yang Harus Dilakukan untuk Mewaspadai ISIS.
Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, menyatakan ada dua hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk menangkal pengaruh ISIS di Indonesia.
"Pertama, Pemerintah RI, khususnya Polri, harus menindak tegas dan menangani secara cepat munculnya orang atau kelompok di Indonesia yang terkait dengan beredarnya video ISIS di Indonesia," tutur Abdul Kadir.
Kedua, lanjut Abdul Kadir, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri harus mendeteksi secara dini dan menyusun langkah-langkah nyata untuk menghadapi rencana gerakan ISIS masuk dan menyusup ke Indonesia.
Ini yang Harus Dilakukan untuk Mewaspadai ISIS.
Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, menyatakan ada dua hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk menangkal pengaruh ISIS di Indonesia.
"Pertama, Pemerintah RI, khususnya Polri, harus menindak tegas dan menangani secara cepat munculnya orang atau kelompok di Indonesia yang terkait dengan beredarnya video ISIS di Indonesia," tutur Abdul Kadir.
Kedua, lanjut Abdul Kadir, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri harus mendeteksi secara dini dan menyusun langkah-langkah nyata untuk menghadapi rencana gerakan ISIS masuk dan menyusup ke Indonesia.
Penyusun : Yohanes Gitoyo
Sumber artikel :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam
- http://www.tempo.co/, Jumat, 01 Agustus 2014, 07:14 WIB.
- http://www.republika.co.id/, 04 Agustus 2014.
- http://nasional.kompas.com/, 04 Agustus 2014.
Komentar
Posting Komentar