Teori Evolusi, Science? atau Hoax?


Analisis terhadap teori Evolusi dari perspektif science (segi sejarah perkembangan iptek). Penelitian lebih jauh dan analisa yang comprehensive terhadap Teori Evolusi akan bermuara pada pertanyaan yang sangat mendasar - apakah benar-benar science murni ataukah hanya suatu Hoax belaka, yang bernuansa propaganda filsafat materialism?


Sejarah singkat dan pemahaman teori evolusi.

Sebenarnya Charles Darwin bukanlah orang pertama yang mempunyai gagasan tentang evolusi. Jauh sebelumnya tokoh seperti Buffon (1707-1788), Lamark (1744-1804) dan Schopenhauer (1788-1860) sering menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan adanya kemajuan dalam diri manusia. Namun demikian, nama Darwin mulai terkenal dengan teori evolusinya karena karyanya yang berjudul On the Origin of Species. 

Timbul pertanyaan yang sangat mendasar....
  • Apakah teori yg sudah cukup "kuno" tersebut masih uptodate hingga zaman ini? 
  • Apakah teori kuno tersebut dapat bertahan menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dapat menguak lebih jauh dan lebih dalam lagi berkenaan dgn eksistensi kerumitan mahluk hidup dan asal-usulnya? 
  • Apakah teori evolusi tersebut telah menjawab secara memuaskan dari segi science tentang seluruh eksistensi milyaran spesies mahluk hidup di bumi ini? 

Dalam buku tersebut ia berusaha memaparkan dan memberikan argumentasi bahwa makhluk hidup yang ada sekarang ini sebenarnya berasal dari satu induk yang sangat sederhana, yang berangsur-angsur mengalami perubahan menuju ke arah yang kompleks dalam proses waktu yang panjang. 

Setelah seratus tahun terbitnya buku Darwin , yaitu pada tahun 1959, Para ilmuwan berkumpul di Chicago, Amerika Serikat, untuk merayakan Darwin centensial (seabad Darwin ). Dalam pertemuan tersebut, lima puluh tokoh yang hadir sepakat merumuskan evolusi sebagai berikut : 
  • Evolusi adalah istilah umum yang dapat didefinisikan sebagai proses satu arah dalam waktu yang tidak dapat dibalikkan, yang selama jalannya itu menghasilkan sesuatu yang baru, keaneka-ragaman dan taraf organisasi yang lebih tinggi. 
  • Proses ini bekerja di segala sektor jagad raya yang dapat dilihat, tetapi paling dianalisis dengan sepenuhnya dalam sektor biologi. Pokok-pokok yang dipercayai sebagai bukti teori evolusi dan analisis ilmiah terhadapnya.



1. Perbandingan Anatomi

[6.bmp]

Dalam menyusun teorinya para penganut paham evolusi sering memakai perbandingan struktur organ makhluk hidup. Mereka sering memakai berbagai organ tubuh dari berbagai vertebrata misalnya anggota tubuh bagian depan manusia yang dipakai untuk memegang dibandingkan dengan organ tubuh bagian depan pada burung yang dipakai untuk terbang. Menurut mereka kedua organ tersebut asalnya sama, tetapi karena terjadi evolusi maka kedua organ tersebut menjadi berbeda dan akibatnya terjadilah perubahan adaptif yang berbeda pula sehingga fungsinya menjadi berbeda. 

Organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal yang sama dan kemudian mengalami perubahan struktur sehingga fungsinya berbeda disebut homolog. Homolog lain yang sering dipakai oleh para penganut paham evolusi untuk mempertahankan teori mereka adalah perbandingan struktur organ bagian depan pada anjing dan ikan. Tetapi, sekalipun terdapat persamaan struktur di antara mereka, masing-masing memiliki DNA dari spesies yang berbeda. Di dalam hukum genetika, DNA dari spesies yang berbeda tidak dapat dimutasikan untuk menghasilkan organisme baru. 

Menurut hukum Mendel, mutasi hanya dapat terjadi pada organisme dalam satu spesies saja, dan hasilnyapun bukan organisme baru, tetapi variasi yang masih dalam satu spesies. Dalam hal ini Mendel memakai tanaman ercis sebagai bahan percobaannya. Walaupun percobaannya menghasilkan hal-hal baru dari kacang ercis, seperti ukuran, warna dan sifat-sifat baru lainnya, hasil percobaannya tidak pernah menghasilkan jenis tanaman baru diluar spesies ercis. Rekayasa genetika dari DNA organ bagian depan pada anjing tidak akan dapat dan tidak akan mungkin menghasilkan organ tubuh bagian depan manusia, demikian juga dengan ikan dan burung. 


Jadi, kemiripan struktur organ bagian depan dari manusia, anjing, burung dan ikan tidak dapat dijadikan praduga bahwa tangan manusia merupakan hasil evolusi dari kaki anjing bagian depan. Dengan demikian adalah tidak sah untuk mengatakan adanya evolusi dengan memakai perbandingan kemiripan anatomi tubuh makhluk hidup.


2. Perbandingan Embriologi.


Melalui pengamatan didapati adanya persamaan pada tahap-tahap perkembangan makhluk hidup dari fase zigot, morula, blastula, grastula, hingga fase tertentu, tetapi kemudian mengalami perbedaan setelah mencapai fase embrio. Perkembangan individu mulai dari sel telur dibuahi sampai individu tersebut mati disebut ontogeni. Dengan adanya persamaan perkembangan pada semua golongan hewan vertebrata tersebut sampai tahap tertentu (dalam hal ini manusia digolongkan ke dalamnya), para penganut paham evolusi meyakini adanya hubungan kekerabatan. 

Jika hal tersebut dibandingkan dengan filogeni, yaitu sejarah perkembangan organisme dari filum yang paling sederhana hingga yang paling sempurna, maka kita akan mendapati adanya suatu kesesuaian, dimana ontogeni merupakan filogeni yang dipersingkat. Hubungan kekerabatan dan kesesuaian inilah yang diyakini oleh para penganut paham evolusi sebagai adanya proses evolusi. 

Tetapi, adalah tidak sah apabila kita menyusun teori evolusi hanya dengan mengambil ide dari persamaan pada tahap-tahap perkembangan makhluk hidup sampai pada fase tertentu saja dan perkembangan dari yang sederhana menuju yang kompleks dari embrio makhluk hidup yang dilihat. Hal ini lebih tepat dikatakan sebagai prasangka evolusi.


3. Organ yang dianggap tidak bermanfaat


Paham evolusi mengemukakan bahwa organ pada tubuh manusia yang dianggap tidak bermanfaat, yang jumlahnya kurang lebih 180 macam, diantaranya usus buntu, kelenjar gondok dan amandel merupakan sisa-sisa dari terjadinya proses evolusi yang sangat panjang dari materi amuba sampai pada akhirnya terbentuk manusia yang sangat kompleks susunannya. 

Tetapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa 178 dari 180 organ tubuh manusia yang dianggap sebagai sisa-sisa hasil evolusi yang sangat panjang itu ternyata mempunyai fungsi yang penting dalam pertumbuhan manusia, seperti untuk mengatur keseimbangan kalsium, dan yang lainnya. Jadi tidak benar apabila organ tubuh tersebut dijadikan petunjuk adanya evolusi.


4. Variasi antar individu dalam satu keturunan

Dalam satu spesies kita sering melihat adanya perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan dan cara hidup. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan dan lain-lain. Variasi dalam spesies ini dalam perkembangan berikutnya akan menurunkan keturunan yang berbeda, tetapi masih dalam satu spesies.

Hal ini sering disebut evolusi mikro. Dalam hal ini Kekristenan tidak menolaknya. Yang tidak disetujui oleh Kekristenan ialah apabila kenyataan evolusi mikro ini dijadikan petunjuk adanya evolusi makro.


5. Mutasi (Mutasi Genetika)

Para penganut paham evolusi modern yang disebut Neo-Darwinisme masih menerima konsep-konsep Darwin tentang seleksi alam dan menambahkan sesuatu yang baru di dalamnya, yaitu mutasi. Mereka percaya bahwa sifat-sifat baru berasal/muncul dari pertukaran acak secara kebetulan (new traits come about by chance - by random cange) didalam gen dan disebut mutasi. 

Mereka menganggap munculnya sifat-sifat baru melalui mutasi ini sebagai bukti terjadinya evolusi makro. Pada dasarnya, terjadinya sifat-sifat baru pada makhluk hidup dalam satu spesies melalui mutasi adalah benar, tetapi hal ini tidak dapat menciptakan spesies baru. Apabila kita menganggap mutasi sebagai bukti terjadinya evolusi makro, kita akan menemukan dua rintangan, yaitu:
  • Rintangan matematis. Pada dasarnya mutasi jarang terjadi. Secara perhitungan matematis tidak mungkin terjadi serangkaian mutasi berkesinambungan/terus menerus seperti yang seharusnya terjadi dalam teori evolusi.
  • Kenyataan 'down ward'. Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa dengan memblok fungsi normal gen-gen tertentu, mutasi telah menghasilkan sejumlah gen abnormal dalam populasi makhluk hidup yang dapat membawa kepada kemerosotan dalam banyak hal, seperti hemopholia (penyakit bleeder). Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa mutasi acak tidak menyebabkan peningkatan organisme ke arah yang lebih sempurna/kompleks tetapi justru sebaliknya, ke arah penurunan.



6. Fosil (Bukti Arkeologi)


Para tokoh evolusi mempercayai penemuan fosil-fosil sebagai bukti terjadinya evolusi. Apabila paham evolusi mengandung kebenaran, maka penemuan fosil-fosil dalam lapisan-lapisan tanah seharusnya menunjukkan adanya kesinambungan dari bentuk yang paling sederhana kepada bentuk yang sangat kompleks, dan dari hasil fosil yang tertua sampai yang termuda sekarang ini. 

Kenyataannya adalah sebaliknya, banyak mata rantai yang hilang dan adanya penemuan fosil-fosil yang berusia tua berada pada lapisan tanah yang muda dan fosil yang berusia muda berada pada lapisan yang tua, bahkan ada yang bercampur. Teori evolusi tidak mampu menjawab kenyataan adanya bermacam-macam fosil bintang laut yang tidak bertulang belakang yang bersifat multiseluler dalam batu-batuan zaman Cambrium yang lebih rendah serta ketidak hadirannya dalam batu-batuan dari pembagian zaman yang besar. Selain itu, penjelasan antara mata rantai yang satu dengan mata rantai yang lain akan mengalami rintangan, yaitu lompatan yang sangat jauh yang tak terbayangkan.


7. Manusia kera (manusia purba)


Para penganut paham evolusi mengklaim penemuan-penemuan fosil kera mereka sebagai mata rantai yang hilang yang selama ini dicari dan dianggap sebagai nenek moyang manusia (missing link).
  • Pithecanthropos erectus, 'pithecus' berarti kera dan 'anthropos' berarti manusia. Jadi Pitechanthropos erectus berarti manusia kera. Fosil ini ditemukan oleh seorang dokter berkebangsaan Belanda yang bernama Eugene Dubois di tahun 1891-1892 di desa Trinil di tepi sungai Bengawan Solo. Tetapi, sebelum meninggal dunia ia menyatakan bahwa fosil yang ditemukannya tersebut sebenarnya adalah tulang-belulang seekor kera gibbon raksasa.
  • Manusia Peking, Fosilnya ditemukan di gua-gua dekat kota Peking pada tahun 1929. Penemuan dan pembuktian selanjutnya menunjukkan bahwa manusia Peking ini tidak jauh berbeda dengan manusia modern.
  • Manusia Piltdown, Fosilnya ditemukan oleh Charles Dawson pada tahun 1912. Pembuktian lebih lanjut di tahun 1953 menunjukkan bahwa tengkorak dan tulang-tulang pada fosil tersebut dipalsukan oleh penemunya sebagai usaha untuk mempertahankan teori evolusi yang dipercayainya. Tulang rahangnya diambil dari tulang rahang seekor kera yang giginya dikikir rata dan tulang belakangnya sengaja diberi warna palsu.
  • Manusia Nebraska,  Hanya dengan menemukan sebuah gigi di tahun 1922 dan bagian-bagian tulang tertentu yang jumlahnya sangat sedikit di tahun berikutnya, para penganut paham evolusi berani menyatakan penemuannya sebagai nenek moyang manusia yang berasal dari kera. Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa itu semua adalah tulang-belulang seekor babi saja.
  • Manusia Colorado,  Hanya dengan menemukan sebuah gigi, para penganut paham evolusi berani menyatakannya sebagai gigi manusia Colorado yang merupakan nenek moyang manusia. Tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gigi tersebut adalah gigi seekor binatang yang tergolong dalam keluarga kuda. Disini kita melihat besarnya permainan spekulasi dari para penganut paham evolusi.
  • Ramapithecus, Penelitian lebih lanjut dari segi morfologis, ekologis dan tingkah lakunya membuktikan bahwa itu bukanlah tergolong manusia atau kera setengah manusia, melainkan jenis kera yang sudah punah.
  • Australopithecus, Fosil ini memiliki otak kera, tampang dan cara berjalannya (tingkah laku) seperti kera, tetapi gigi mirip dengan manusia. Dengan bergigi seperti manusia para penganut paham evolusi mempercayainya sebagai manusia setengah kera. Tetapi, Baboon di Ethiopia yang sekarang masih hidup juga mempunyai tulang rahang dan gigi yang mirip dengan manusia.


8. Hukum fisika termodinamika

Selain adanya permasalahan-permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh para penganut paham evolusi, paham evolusi juga bertentangan dengan penemuan-penemuan baru dalam science, seperti hukum termodinamika yang telah diterima secara umum. Termodinamika adalah bidang ilmu fisika yang mempelajari hubungan yang menyebabkan panas berubah ke dalam bentuk energi lainnya, terutama meyangkut tenaga mesin. Hukum ini terdiri dari dua hukum pokok, yaitu:
  • Hukum kekalan energi yang berbunyi: "Tidak ada apapun yang dapat diciptakan dan dimusnahkan, sehingga massa dan energi secara kuantitatif bersifat konstan. "Penemuan ini telah menggulingkan paham evolusi yang selalu berusaha menjelaskan asal-usul segala sesuatu di bumi ini dalam proses penciptaan yang masih tetap saja berlangsung.
  • "Semua sistem yang dibiarkan pada perkembangannya sendiri selalu cenderung untuk bergerak dari keteraturan ke keadaan yang tidak teratur, sedangkan tenaganya cenderung untuk beralih bentuk ke arah taraf yang lebih rendah kemampuannya, dan akhirnya akan mencapai keadaan yang serba merosot sampai akhirnya kemampuannya lenyap sama sekali dan tidak mempunyai daya kerja." 
Dengan perkataan lain, hukum ini menyatakan bahwa proses alamiah itu bergerak ke arah taraf yang menurun menuju pada kemerosotan, kehancuran dan kebinasaan. Jadi, ada awal dari segala sesuatu dan ada pula akhir dari segala sesuatu.

Hal ini bertentangan dengan prinsip Evolusi. Selain itu, secara logika pernyataan yang terkandung dalam teori evolusi seperti "awal kehidupan di bumi sekarang ini berasal dari suatu organisme yang sederhana" dan "manusia berasal dari kera" tidak bisa dikatakan sebagai pernyataan scientific, tetapi metafisik, sebab tidak bisa diverifikasi (dinyatakan benar atau tidak dengan pembuktian kebenaran) atau difalsivikasikan (dengan pembuktian salah). Lagi pula bukti-bukti yang dikemukakan para penganut teori evolusi untuk mendukung teorinya tidak lengkap dan mengandung banyak pertentangan yang sampai sekarang tidak dapat dijawab.

Melihat lemahnya toeri evolusi dan ketidakmampuannya menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul di dalamnya, serta besarnya unsur spekulasi di dalam membangun teorinya, 
apakah kita akan percaya pada teori ini?

NB: Tulisan ini merupakan kutipan artikel dari berbagai sumber referensi.

Sumber : http://rotogu.blogspot.com/, 12 Februari 2008.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Mengapa "Wanita Cantik" Nikahi "Pria yang Kurang Menarik" ?

Mengenal Ludruk, Kesenian Khas Jawa Timur Yang Melegenda.

Inilah Kisah Lengkap Legenda Bharatayudha / Mahabharata.

Prosedur dan Persyaratan Pengajuan Kredit Bank.

Jika Naga Hidup di Dunia Nyata, Bagaimana Cara Mereka Semburkan Api?

Menguak Rahasia Isi Ruangan Dalam Ka'bah, Bangunan Tersuci Umat Islam

Mengenal Rsi Byasa (IAS Vyāsa) Filsuf Kuno Terbesar di India, Penulis Kisah Mahabarata.

20 Karakter Game Wanita Yang Cantik Dan Seksi Karya Computer-Generated Imagery (CGI).

Inilah : Satyrichthys welchi, Ikan Asal Aceh Yang Bentuknya Seperti Pesawat Tempur Siluman !

Kurukshetra : Inilah Lokasi Tempat Terjadinya Pertempuran Besar "Mahabharata" atau "Barata Yudha", Apa Kabarnya Sekarang ?