Inilah "Selo", Mobil Listrik Made in Indonesia Yang Lebih Layak Jadi Mobil Nasional Dibanding "Mobil Proton" Malaysia !
Di tengah pro-kontra penetrasi bisnis pabrikan mobil Proton Malaysia dan rencana produksi mobil nasional Indonesia, mobil sport super bertenaga listrik besutan anak-anak negeri menampakkan diri di Yogyakarta.
Didominasi warna kuning menyala, mobil Selo ini muncul di bengkel ban pelek, spooring, balancing Cotot, Jalan Godean Km 4,5, Selasa (10/2/2015). Mobil listrik yang diinisiasi mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan itu tengah dipermak di bagian interior.
Mobil Listrik Selo
Tongkrongan mobil Selo yang masih berbentuk prototipe ini sangat gagah, sporty, serta futuristik. Desainnya tak kalah dengan Porsche, Lamborghini, Ferrari, hingga Bugatti Veyron. Selo ditemani mobil listrik bongsor Gendhis, yang setara mobil mewah Alphard.
Kunto, Manajer Bengkel Cotot, menjelaskan, mobil bertenaga listrik ini sudah diuji coba di berbagai lokasi dan variasi medan guna menguji ketangguhannya. Dibangun di rumah modifikasi Kupu-kupu Malam, Jalan Kabupaten Sleman, mobil sport ini masih sebatas untuk riset.
Pengembangan teknologi serta kelemahan dan kelebihannya terus dites. Dana untuk riset dan rancang bangun mobil Selo ini bernilai miliaran, yang sepenuhnya diupayakan oleh Dahlan Iskan. Sistem kelistrikan dirancang Ricky Elson, insinyur muda berotak cemerlang yang tenar di Jepang.
Menurut Kunto, 85 persen komponen dan bahan baku mobil sport Selo berasal dari Indonesia. Sebagian komponen penting lainnya didatangkan dari Jepang dan beberapa negara lain oleh Ricky Elson.
Mobil sport Selo pernah dites dan mampu menempuh 260-300 kilometer dalam satu kali cas baterai penuh di lintasan datar. Dahlan Iskan, kala menjabat Menteri BUMN, pernah berambisi memproduksi mobil nasional listrik yang sepenuhnya merupakan karya anak-anak bangsa.
Ia pun menarik pulang anak-anak muda genius yang sukses di mancanegara. Ia memanggil Danet Suryatama, kelahiran Pacitan, Jatim, yang sukses di pabrik mobil Chrysler, AS. Pria ini juga pendiri dan pemilik pabrik mobil listrik ElektrikCar LLC di Michigan, AS.
Karya mengagumkan Danet, dan istrinya yang merancang interior, adalah Tucuxi. Mobil sport listrik ini serupa Bugatti Veyron dan mobil konsep Lexus. Kendaraan listrik tersebut pernah dites langsung Dahlan Iskan dengan menyusuri rute Solo-Tawangmangu-Magetan, yang berujung pada kecelakaan.
Menurut Kunto dari bengkel Cotot, mobil listrik sesungguhnya memiliki banyak kelebihan, ramah lingkungan dan hemat bahan bakar ketimbang mobil berbahan bakar fosil. Kelemahannya, perlu cukup waktu untuk pengisian baterai.
"Mobil listrik lebih efisien dibanding mobil konvensional dari segi operasionalnya. Jika kita rupiahkan, mobil konvensional dengan jarak tempuh 10 km perlu kira-kira 1 liter BBM yang sekarang harganya Rp 6.600, sedangkan mobil listrik untuk jarak 10 km kira-kira habis tidak sampai Rp 2.000," ujar Kunto.
Editor : Yunanto Wiji Utomo
Sumber : http://sains.kompas.com/, Rabu, 11 Februari 2015, 14:14 WIB
Komentar
Posting Komentar