Inilah Penampakan Letusan Gunung Raung Indonesia dari Ruang Angkasa, Yang Sempat Menghentikan Jadwal Penerbangan di Surabaya, Denpasar Hingga Australia !
In this handout provided by the National Aeronautics and Space Administration (NASA), a plume of ash and volcanic gases are seen trailing from the volcano Mount Raung July 12, 2015 on the Indonesian island of Java.
Letusan Gunung Raung, yang meletus beberapa kali beberapa waktu yang lalu ternyata sangat menarik perhatian masyarakat dunia, Awan berisi abu letusan yang di muntahkan dari gunung berapi di Banyuwangi tersebut memicu kekacauan untuk wisatawan dan banyak bandara ditutup dan penerbangan internasional membatalkan penerbangan ke wisata baik dari atau menuju Bali, maka pada saat itu terdampar ribuan wisatawan macanegara dan domestik menumpuk di bandara utama tersebut.
Gunung utama berpotensi bahaya yang tersebar di pulau Jawa, Bali dan Lombok.
Gunung Raung di Jawa Timur, sekitar 150 kilometer (95 mil) dari bandara internasional Bali, telah gemuruh selama beberapa minggu. Tingkat aktivitas meningkat dalam seminggu terakhir dan pada hari Jumat itu mengecam abu dan puing-puing 3.800 meter (12.460 kaki) ke udara.
Video detik-detik Gunung Raung Meletus Memancarkan Lava Pijar
Vulkanologi pemerintah Gede Suantika mengatakan letusan memaksa pihak berwenang untuk menutup lima bandara karena risiko yang ditimbulkan oleh abu vulkanik. Departemen Perhubungan mengatakan penerbangan untuk menghindari rute dekat gunung. Dikatakan keputusan tentang pembukaan kembali bandara lainnya akan dilakukan kemudian hari Jumat.
Suantika mengatakan lava dan abu jatuh dari 3.332 meter (10.930 kaki) gunung-tinggi di pulau Indonesia yang paling padat penduduknya juga menyebabkan pemerintah untuk mengajak masyarakat untuk menjauh dari 3 kilometer (2 mil) zona bahaya-tinggi sekitar gunung berapi.
Sebanyak 18 penerbangan di Bandara Notohadinegoro, Jember, Jawa Timur, dibatalkan akibat erupsi Gunung Raung (3.332 mdpl) yang menyemburkan abu vulkanis selama beberapa hari terakhir.
Penumpukan wisatawan di bandara Denpasar Bali akibat letusan gunung Raung.
"Erupsi Gunung Raung yang mengeluarkan abu vulkanis memang berdampak terhadap jadwal penerbangan di Bandara Notohadinegoro, sehingga tercatat 18 kali penerbangan dibatalkan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro, Edi Purnomo, di Jember, Selasa (28/7/2015).
Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi tersebut mengalami letusan menerus sejak peningkatan status gunung api itu menjadi siaga pada 29 Juni 2015.
"Abu vulkanis yang mengarah ke Jember menyebabkan Bandara Notohadinegoro ditutup berdasarkan Notice to Airmen (Notam)" dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan AirNav," tuturnya.
Menurut dia, rincian pembatalan penerbangan yakni 14 kali penerbangan maskapai Garuda Indonesia dengan rute Jember-Surabaya pulang pergi (PP) dan empat kali penerbangan maskapai Susi Air dengan rute Jember-Sumenep PP.
"Sebenarnya hari ini bandara sudah dibuka sejak pukul 09.00 WIB, namun kondisi bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung itu masih berkabut, sehingga maskapai Garuda memilih membatalkan penerbangan Jember-Surabaya," paparnya.
Ia menjelaskan maskapai berpelat merah itu harus jauh-jauh hari memberitahu kepada calon penumpang dan informasi dibukanya bandara baru diterima pukul 09.00 WIB, sehingga Garuda tetap membatalkan penerbangan pada Selasa ini.
"Saya tidak tahu apakah Bandara Notohadinegoro akan dibuka pada Rabu (29/7) karena pihak bandara harus berkoordinasi dengan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, PVMBG, BMKG, dan AirNav untuk membuka bandara," katanya.
Bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember itu ditutup sejak Rabu (22/7) akibat abu vulkanis Gunung Raung mengguyur landasan pacu bandara setempat.
Sementara itu, pihak maskapai Garuda Indonesia memilih tidak melakukan pengembalian tiket penuh (refund) kepada penumpang, namun memberikan kesempatan untuk menjadwal kembali (reschedule) penerbangan yang berlaku hingga September 2015.
Penyusun : Yohanes Gitoyo, S Pd.
Sumber :
- chicago.suntimes.com,
- regional.kompas.com, Rabu, 29 Juli 2015 | 05:52 WIB
Komentar
Posting Komentar