Dinosaurus Punah karena Mereka Sendiri
Anda pengemar dinosaurus?
Apakah anda pernah mendengar bagaimana mereka menghilang dari kehidupan di bumi ini?
Ada banyak teori mengenai punahnya dinosaurus. Versi populernya adalah akibat tubrukan asteroid yang kemudian membumihanguskan mereka.
Apakah anda pernah mendengar bagaimana mereka menghilang dari kehidupan di bumi ini?
Ada banyak teori mengenai punahnya dinosaurus. Versi populernya adalah akibat tubrukan asteroid yang kemudian membumihanguskan mereka.
Video : "Dinosaur Apocalypse : Documentary on the Extinction of the Dinosaurs"
Bacaan terkait
Namun, sebuah peta penyebaran dinosaurus rupanya menunjukkan hal lain. Jalur penyebaran para dinosaurus membuktikan bahwa ekspansi dari tempat asal dinosaurus di Amerika Selatan terlalu cepat.
- Apakah Dinosaurus Dalam Film "Jurassic Park" dan "Jurrasic World" Masuk Akal secara Ilmiah?
- Sering Jadi Bahan Olok-olok, Apa Fungsi Lengan Mini T-rex?
- Secepat-cepatnya T-Rex, Masih Lebih Cepat Manusia
- Bagaimana Cara "T-Rex" Berjalan? Para Peneliti Belajar Dari Burung.
Namun, sebuah peta penyebaran dinosaurus rupanya menunjukkan hal lain. Jalur penyebaran para dinosaurus membuktikan bahwa ekspansi dari tempat asal dinosaurus di Amerika Selatan terlalu cepat.
Penyebaran populasi yang pesat ini memang membuat dinosaurus bisa menguasai dan mendominasi bumi, tetapi lahan yang terbatas juga mendorong kepunahan mereka karena menghambat kemampuan untuk menghasilkan spesies baru.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Ecology and Evolution ini menghubungkan studi sebelumnya yang mengungkapkan bahwa dinosaurus mengalami penurunan jumlah 50 juta tahun sebelum hantaman asteroid.
"Bukti fosil telah menunjukkan kepada kita di mana dinosaurus berasal dan di mana mereka mati. Tapi ada periode tengah penting yang tidak banyak diketahui," kata Ciara O'Donovan, pakar biologi evolusi University of Reading dikutip dari Phys.org, Selasa (6/2/2018).
Dia melanjutkan, penelitian kami mengisi kesenjangan tersebut dengan mengungkapkan bagaimana dinosaurus menyebar, seberapa cepat mereka bergerak, dan jalur mana saja yang mereka lewati sepanjang waktu.
Bukti fosil menunjukkan bahwa dinosaurus berasal dari periode Trias Akhir (sekitar 230 juta tahun yang lalu) di Amerika Selatan. Area ini merupakan bagian dari Pangea, daratan super luas yang merupakan cikal bakal benua saat ini.
Populasi dinosaurus kemudian meledak dan bergerak ke seluruh penjuru dunia. Pada saat itulah beragam bentuk evolusi menciptakan spesies baru, seperti Tyrannosaurus rex dan Archaeopteryx (burung paling awal).
Akan tetapi, masa-masa ini tak berlangsung lama. Dengan cepat dinosaurus memenuhi semua tempat di Bumi. "Tak ada tempat bagi spesies untuk bergerak atau menempati tempat baru, yang mungkin telah menghambat munculnya spesies baru," jelas O'Donovan.
Melalui peta penyebaran dinosaurus, peneliti mengembangkan sebuah metode statistik baru untuk mengungkap di mana setiap nenek moyang spesies dinosaurus berada, dengan simulasi tiga dimensi.
Hasilnya, dinosaurus menyebar tanpa gangguan dan melintasi area yang sangat luas dengan kecepatan 1000 kilometer per juta tahun. Tak heran, dengan mudah mereka mendominasi setiap habitat terestrial selama 170 juta tahun.
Kejenuhan bumi ini menyebabkan dinosaurus menjadi terpusat di sebuah area, menghasilkan perubahan mendasar dalam berevolusi. Selain itu, hal ini juga menghambat perkembangan dinosaurus dan membuat mereka rentan terhadap perubahan lingkungan di masa depan, seperti yang disebabkan oleh serangan asteroid.
"Ibarat kanvas kosong, dinosaurus menyebar dengan cepat. Hampir setiap pintu terbuka karena tidak ada persaingan dari spesies lain," jelas Dr Chris Venditti, pakar biologi lain yang terlibat dalam penelitian ini.
"Ketidakmampuan dinosaurus untuk beradaptasi dengan cukup cepat saat bumi penuh mungkin menjelaskan mengapa mereka mengalami penurunan sebelum tubrukan asteroid dan mengapa mereka begitu rentan terhadap kepunahan saat itu terjadi," pungkasnya.
Penulis : Monika Novena
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
Sumber : PHYSORG, dikutip dari : sains.kompas.com, 10 Pebruari 2018, 20:04 WIB.
Komentar
Posting Komentar