Misteri "Planet Alien" di Tata Surya, Matahari Mencuri dari Bintang Lain ?
Matahari kita mungkin pernah mencuri planet dari bintang lain. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Monthly Notices Letters of the Royal Astronomy pada 26 April 2016 lalu, Alexander J Mustill dari Lund University di Swedia mengatakan, planet hasil curian itu mungkin kini tersembunyi di tata surya, belum diketahui manusia, dan merupakan planet X atau planet ke-9 yang kontroversial.
Dugaan keberadaan planet ke-9 di tata surya (bukan Pluto) diungkap dalam Astrophysical Journal pada Januari 2016 lalu.
Michael E Brown dan Konstantin Batygin dari California Institute of Technology, sang peneliti, mengungkapkan bahwa planet ke-9 punya ukuran 5-10 kali bumi, berjarak 32 miliar kilometer dari Matahari, dan membutuhkan waktu 20.000 tahun untuk mengorbit Matahari.
Eksistensi planet ke-9 sendiri belum terkonfirmasi.
Lewat publikasinya, Mustill mengatakan bahwa planet ke-9 dahulu mengorbit bintang yang lahir pada kluster yang sama dengan matahari. Bintang-bintang memang dilahirkan dalam kluster-kluster, seperti jangkrik yang ditelurkan oleh sang induk dalam kelompok-kelompok kecil.
Planet ke-9 kemudian dicuri oleh Matahari.
Matahari bisa mencuri sebab planet ke-9 mengorbit pada jarak yang terlalu jauh pada bintang induk aslinya. Sebab lain, Matahari juga sering "berpapasan" dengan bintang induk terdahulu dari planet ke-9. Pada satu waktu, gaya tarik Matahari lebih berpengaruh pada planet ke-9 daripada bintang aslinya.
"Ketika Matahari keluar dari kluster tempatnya dilahirkan, planet ke-9 terjebak dalam orbit Matahari," kata Mustill seperti dikutip UPI, Selasa (31/5/2016).
Sejauh ini, sulit untuk menyetujui atau membantah teori Mustill. Sebab, setitik cahaya yang menunjukkan keberadaan planet ke-9 sendiri pun tak ada. Beberapa astronom bahkan mengatakan, peluang keberadaan planet ke-9 mungkin hanya 40 persen. Namun demikian, bukan tak mungkin Matahari kita memang pernah menculik planet dari bintang lain. penculikan umum terjadi di alam semesta.
Penulis & Editor : Yunanto Wiji Utomo
Sumber : sains.kompas.com, Kamis, 2 Juni 2016, 06:30 WIB.
Komentar
Posting Komentar