Begini Nasib Bumi Bila Jentikan Jari Thanos Terjadi di Dunia Nyata.
Pada hari ini, film Avengers: Endgame akhirnya dirilis di bioskop-bioskop Indonesia. Ini merupakan kelanjutan dari Avengers: Infinity War yang berakhir mengenaskan.
Dalam akhir film tersebut, jentikan jari Thanos menghilangkan separuh makhluk hidup di Bumi. Plot itu sungguh mengerikan, dan untungnya cuma fiksi. Thanos, karakter antagonis yang diperankan aktor Josh Brolin dalam film Avengers: Infinity War karya sutradara Anthony dan Joe Russo
Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, apa yang terjadi bila jentikan jari Thanos itu nyata? Pertanyaan ini dibahas dalam artikel Smithsonian.com, Selasa (23/4/2019).
Video : "Thanos destroys half of the universe"
Sakit perut sementara.
Bila Anda termasuk orang yang selamat dari jentikan jari Thanos, bukan berarti Anda akan baik-baik saja.
Selain kehilangan orang-orang tercinta, rupanya Anda juga kehilangan setengah dari mikrobioma di usus yang terdiri dari bakteri, virus dan fungi. Zuri Sullivan, seorang pakar imunologi dari Yale University, menjelaskan bahwa mikrobioma usus membantu kita mencerna makanan dengan memecah molekul kompleks, mengajari sistem imun kita untuk membedakan bakteri berbahaya dan tidak, serta melindungi kita dari patogen.
Ketika keseimbangan ini terganggu akibat jentikan jeri Thanos, Anda bisa mengalami sakit perut, ujar pakar mikrobiologi Nicholas Lesniak dari University of Michigan. Kabar baiknya, mikrobioma kita berjumlah miliaran dan perkembangbiakannya tergolong cepat, sehingga keseimbangan mungkin akan bisa tercapai lagi hanya dalam hitungan jam.
Tenggelam dalam kotoran
Jentikan jari Thanos juga akan menghilangkan setengah dari populasi serangga di dunia. Pakar serangga Mary Berenbaum dari University of Illinois Urbana-Champaign berkata bahwa dampak dari hilangnya setengah serangga akan sangat buruk. Kita akan kehilangan semua layanan ekosistem yang selama ini diberikan oleh serangga, termasuk menghilangkan bangkai dan polinasi yang begitu penting bagi petani buah dan madu.
“Ada komunitas serangga yang secara khusus memakan kotoran. Bila komunitas ini hilang, Anda akan tenggelam dalam kotoran,” ujar Berenbaum. Situasi serupa sebetulnya pernah terjadi di Australia pada 1890-an ketika para penjajah datang ke benua tersebut dan membawa hewan-hewan asing, seperti dombam yang kotorannya tidak bisa diolah oleh kumbang kotoran lokal.
Akibatnya, kotoran pun terakumulasi dan terjadi berbagai masalah susulan, termasuk timbulnya penyakit. Masalah ini baru selesai setelah kumbang kotoran asing yang bisa mengolah kotoran domba ikut diimpor ke Australia.
Punahnya hewan-hewan besar.
Namun dari semua jenis spesies, jentikan jari Thanos akan paling berdampak pada spesies-spesies terbesar di Bumi. Hal serupa pernah terjadi saat kepunahan Kapur-Paleogen. Dalam kejadian itu, asteroid memusnahkan dinosaurus dan menghilangkan 75 persen spesies di Bumi. Namun, mamalia yang menyerupai tikus malah mampu beradaptasi dan berkembang pesat setelahnya. Menurut pakar paleobiologi dari University of Pennsylvania yang mempelajari kepunahan massal, Lauren Sallan, spesies besar cenderung memiliki lebih sedikit anak dan berkembang biak lebih lambat. Sebaliknya, spesies yang lebih kecil dan berkembang biak dengan lebih cepat akan menjadi bibit keragaman masa depan. Tentu hal ini bukan berarti hewan kecil akan sepenuhnya baik-baik saja. Sallan berkata bahwa hewan kecil pun butuh 20-30 juta tahun untuk pulih dari kepunahan massal. Artinya, beberapa saat setelah jentikan Thanos, ekosistem kita akan mengalami kerusakan parah. Meski demikian, Sallan tetap optimis bahwa manusia akan selalu dapat menemukan cara untuk bertahan hidup, selama ekosistem Bumi tidak sepenuhnya hancur.
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Sumber : Smithsonian, dikutip dari : sains.kompas.com, 24 April 2019, 07:07 WIB.
Komentar
Posting Komentar