Pusatnya Gempanya di Darat, Kenapa Gempa Lombok Berpotensi Tsunami?
Pulau Lombok pada Minggu (05/08/2018) malam lalu diguncang gempa bermagnitudo 7. Episenter (pusat) gempa tersebut berada di lereng Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak hanya itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat menyatakan gempa ini disebut berpotensi tsunami.
Bacaan Terkait : Inilah Jawaban Mengapa Meskipun Pusat Gempa Lombok Berlokasi di Lereng Gunung Rinjani, Tetapi Bisa Memicu Tsunami...
Namun, beberapa jam setelahnya, peringatan tsunami kemudian dicabut karena ketinggiannya tidak signifikan. Meski begitu, hal ini menimbulkan pertanyaan: jika episenternya di darat, mengapa gempa tersebut bisa menimbulkan potensi tsunami?
Widjo Kongko, ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membenarkan bahwa gempa bumi Lombok pada hari Minggu lalu memang berpusat di darat.
" Gempa bumi ini berpusat di darat dengan 95 persen proyeksi bidang patahannya berada di darat dan sisanya di laut," ungkap Widjo kepada Kompas.com, Selasa (07/08/2018).
"Namun demikian, deformasi (perubahan bentuk) positif di permukaan buminya sekitar 50 persen adalah di laut, sehingga gempa bumi ini berpotensi menimbulkan tsunami walaupun nilainya kecil atau minor (maks 30 cm)," imbuhnya. Widjo juga menjelaskan, bidang patahan gempa tersebut sumbernya berada di kedalaman 15 kilometer.
"Luas bidang patahannya untuk kasus Lombok diperkirakan 30 kali 20 kilometer persegi," tuturnya. Karena bidang patahannya berada di bawah permukaan bumi, titik tengahnya jika diproyeksikan ke atas. Artinya, kenaikan ke atas ada di darat.
Deformasi Vertikal (Masinha & Smylie, Bilek, Blaser etal, edit W.Kongko, 2018)
Meski begitu, Widjo menerangkan bahwa efek gesekan patahan mendadak itu berpengaruh ke atas permukaan bumi.
"Permukaan bumi terdeformasi baik vertikal maupun horisontal," kata Widjo. "Untuk kasus tsunami, yang sensitif adalah deformasi vertikal (naik atau turun)," sambungnya.
Hal inilah yang membuat gempa Lombok hari Minggu lalu punya potensi tsunami. "Nah, deformasi vertikal yang naik atau positif di permukaan bumi itu 50 persen luasannya ada di laut," tegasnya. "Peringatan dini tsunami oleh BMKG kemarin sudah benar karena memang berpotensi ada tsunami walaupun kecil," tutup Widjo.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Sumber : sains.kompas.com, 07 Agustus 2018, 20:06 WIB.
Komentar
Posting Komentar