Nenek Moyang Manusia Ternyata Beragam.


Temuan fosil tengkorak baru mengonfirmasi adanya spesies Homo rudolfensis sekaligus menunjukkan bahwa nenek moyang manusia ternyata beragam.

Fosil ditemukan di gurun Koobi Fora, wilayah utara Kenya. Fosil kunci yang menunjukkan eksistensi H rudolfensis ialah fosil rahang bawah fosil wajah anakan manusia purba itu.

"Fosil ini memiliki wajah yang datar, Anda bisa membuat garis lurus dari bagian matanya ke gigi seri fosil itu," kata Fred Spoor dari Max Planck Institute of Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, yang terlibat riset, seperti dikutip Livescience, Rabu (8/8/2012) lalu.

"Fosil ini punya ciri yang berbeda, benar-benar menunjukkan sesuatu yang baru. Saya yakin kita tidak hanya melihat variasi dalam satu spesies," tambah Meave Leakey, palaentolog Turkana Basin Institute di Nairobi.

F. Spoor Fosil tengkorak yang ditemukan pada tahun 1972 di kenya, merujuk pada spesies moyang manusia, Homo rudolfensis.

H rudolfensis pertama kali dideskripsikan berdasarkan fosil tengkorak yang ditemukan pada tahun 1972 di Kenya, disebut KNM-ER 1470.

Saat itu, telah dikenal spesies H habilis dan H sapiens yang juga nenek moyang manusia. H rudolfensis dianggap berbeda karena memiliki ukuran lebih besar dari H habilis.

Sayang, bagian yang ditemukan bukan wajah dan rahang. Dengan demikian, palaentolog masih sulit menyatakan bahwa fosil itu memang H rudolfensis.

Temuan fosil kali ini membuat ilmuwan lebih yakin bahwa H rudolfensis memang eksis, hidup bersama H habilis dan H sapiens.

Meski demikian, keyakinan tak 100 persen. Fosil rahang bawah dengan kode KNM-ER 1802 memiliki bagian atas mulut yang lebih melingkar, ciri yang tak dimiliki H rudolfensis.

Ilmuwan memprediksi, fosil ini merupakan milik spesies H habilis. Namun, hingga fosil H habilis ditemukan, ilmuwan juga belum bisa meyakini. Bisa jadi, fosil itu juga merupakan milik spesies lain.

Seperti diberitakan Nature, Rabu minggu lalu, penemuan ini menunjukkan bahwa nenek moyang manusia beragam, hidup berdampingan pada 1,7 hingga 2 juta tahun lalu.

http://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S0169534709001852-gr1.jpg

Selama ini, dipahami bahwa evolusi manusia berlangsung layaknya satu garis lurus, satu spesies moyang punah digantikan satu spesies baru lainnya. Lewat riset ini terungkap bahwa mungkin saja lebih dari satu spesies moyang hidup pada masa yang sama dan saling berkompetisi. Yang menang, dialah yang eksis dan mampu bertahan.

Penulis : Anmaria Redi Pinta Dasyanti,  Yunanto Wiji Utomo
Editor : yunan
Sumber : Nature, Livescience, dikutip dari : http://sains.kompas.com/, Selasa, 14 Agustus 2012, 15:17 WIB  .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Mengapa "Wanita Cantik" Nikahi "Pria yang Kurang Menarik" ?

Inilah Kisah Lengkap Legenda Bharatayudha / Mahabharata.

Mengenal Rsi Byasa (IAS Vyāsa) Filsuf Kuno Terbesar di India, Penulis Kisah Mahabarata.

Mengenal Ludruk, Kesenian Khas Jawa Timur Yang Melegenda.

20 Karakter Game Wanita Yang Cantik Dan Seksi Karya Computer-Generated Imagery (CGI).

Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anak.

Menguak Rahasia Isi Ruangan Dalam Ka'bah, Bangunan Tersuci Umat Islam

Segala Hal Tentang Punokawan Wayang.

Kurukshetra : Inilah Lokasi Tempat Terjadinya Pertempuran Besar "Mahabharata" atau "Barata Yudha", Apa Kabarnya Sekarang ?

Makin Banyak Bayi Berkepala Peyang !!??