Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Berkat Wahana Antariksa Juno, Misteri Bintik Merah Raksasa Jupiter Kini Mulai Tersingkap

Gambar
Berkat Juno, Misteri Bintik Merah Raksasa Jupiter Kini Mulai TersingkapBintik Merah Raksasa atau Giant Red Spot pada Planet Jupiter telah diamati sejak tahun 1830 dan diperkirakan telah ada selama lebih dari 350 tahun.  Video : "Why Jupiter Has a Giant Red Spot,How the Universe Works?" Planet Jupiter memiliki ciri khas berupa Bintik Merah Raksasa atau dikenal juga sebagai Great Red Spot. Bintik itu merupakan pusaran badai seperti siklon yang berada di selatan garis ekuator planet. Fitur unik tersebut telah diamati sejak tahun 1830 dan diperkirakan telah ada selama lebih dari 350 tahun. Bintik Merah Raksasa Jupiter begitu misterius, sehingga mengundang minat para ilmuwan untuk menguak lebih banyak informasi tentangnya. Karena itulah, NASA mengirim pesawat antariksa Juno untuk meneliti Planet Jupiter dan Bintik Merahnya yang khas. Bintik Merah Raksasa Jupiter memiliki lebar setara 1,3 kali lebar Bumi, dan akarnya 50 hingga 100 kali lebih dalam ketim

Jangan Dipertanyakan Lagi, Ini Alasan Kera Tidak Berevolusi Jadi Manusia

Gambar
Tim jurnalis sains di Washington Post pernah mendapat sebuah pertanyaan menarik. Kira-kira begini bunyinya: “Mengapa tidak ada Hominini yang tersisa di bumi? Kalau evolusi selalu terjadi dan spesies selalu berubah dan beradaptasi, tidakkah kita seharusnya bisa melihat spesies manusia baru yang merupakan hasil evolusi dari kera?” Di Indonesia pun, pertanyaan ini sering kali ditanyakan, meskipun sebenarnya ada banyak kesalahan di dalamnya. Pertama-tama, Homininii yang merupakan bahasa ilmiah untuk manusia masih ada di bumi, yaitu kita yang Homo sapiens. Lalu, kita termasuk kelompok kera besar yang disebut sebagai keluarga taksonomi hominid atau hominidae. Begitu juga neanderthal, australopitechus, manusia purba lain, orangutan, gorila, bonobo dan simpanse yang berevolusi dari nenek moyang yang sama sekitar 14 juta tahun yang lalu. Jadi, bisa dibilang bahwa makhluk yang kini kita sebut kera bukanlah nenek moyang , tetapi saudara jauh kita. “Bertanya mengapa go

Nenek Moyangnya Bersisik, Kenapa Burung Modern Punya Bulu?

Gambar
Berbagai macam burung modern punya bulu indah dengan banyak manfaat. Selain untuk melindungi tubuhnya, keindahan bulu juga berguna untuk memikat lawan jenis. Namun, ternyata nenek moyang burung tak memiliki bulu, melainkan sisik. Hal ini menjadi teka-teki bagi para ilmuwan. Untuk menjawabnya, mereka perlu mengetahui awal mula yang memungkinkan sisik burung dinosaurus berkembang menjadi bulu. Para peneliti mengidentifikasi gen pembentuk bulu pada burung modern. Lalu, gen yang sama diaktifkan pada embrio buaya dan mengubah sisik buaya menjadi bulu. Hal ini dimungkinkan, sebab aligator melepaskan lajur pembawa evolusi sekitar 8 juta tahun yang lalu. Dengan demikian, mempelajarinya dapat memberi petunjuk pada dinosaurus. "Dalam evolusi manusia, pencapaian besar adalah otak, pada burung-burung itu adalah bulu-bulunya," kata penulis utama Cheng-Ming Choung, seorang profesor di Department of Pathology di University of Southern California, seperti dikutip

Minum Susu Kurangi Risiko Jantung dan Diabetes.

Gambar
Sejak dulu, susu dikenal dengan kandungan kalsium yang berkhasiat untuk pertumbuhan dan mencegah tulang mengalami kerapuhan. Ternyata, tak hanya itu, susu juga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Ahli gizi sekaligus dosen ilmu gizi di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Dr. Marudut, MPS mengatakan bahwa selain untuk pertumbuhan dan kepadatan tulang, konsumsi susu juga bisa mencegah terkena penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan penyakit jantung. "Kandungan asam lemak dalam susu penting untuk melancarkan metabolisme dalam tubuh. Selain itu, hal ini juga penting untuk menjaga kesehatan terutama untuk menghindari risiko terkena penyakit tidak menular," kata Marudut saat ditemui di acara diskusi cerdas bersama Frisian Flag pada Selasa (5/12/2017) di kawasan Jakarta Pusat. Lebih jauh Marudut menjelaskan, selain mencegah terkena penyakit tidak menular, kandungan asam lemak dalam susu bisa membantu seseorang untuk mencegah dan meng

Tanaman Gandarusa Diteliti dan Ternyata Punya Zat Penghambat Virus HIV.

Gambar
   Daun Gandarusa Penderita HIV selama ini mendapatkan obat berupa Anti Retroviral (ARV) yang salah satu komponennya adalah Azidothymidine (AZT). Penelitian terbaru mengungkap bahwa tanaman gandarusa (Justicia gendarussa) yang akrab dengan masyarakat Indonesia juga punya khasiat yang sama Ilmuwan Universitas Illinois di Chicago, Hong Kong Baptist University di Kowloon Tong, dan Akademi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam di Hanoi melakukan bioassay dan tes. Dari bioassay, ilmuwan menemukan adanya anti-HIV arylnaphthalene lignan glycoside dalam tanaman gandarusa, patentiflorin A. Tim peneliti lantas melakukan dua tes yang disebut M Tropik dan T Tropik, tujuannya untuk mengetahui kemampuan penghambatan patentiflorin A. M-Tropik mengacu kepada kemampuan virus HIV untuk menyerang makrofag, sementara T-tropik mengacu pada kemampuannya untuk menyerang sel T. "Patentiflorin A mampu menghambat enzim reverse transcriptase lebih efektif daripada AZT,

Ibu Rumah Tangga Lebih Rentan Terinfeksi HIV daripada PSK, Kok Bisa?

Gambar
Jika masyarakat awam ditanya “Siapa yang paling rentan mengidap HIV?”, kebanyakan akan menjawab pekerja seks komersial atau yang berhubungan sesama jenis. Namun, data yang dikumpulkan dari tahun 1987 hingga 2014 oleh Pusat Data Informasi HIV AIDS dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan kenyataan yang berbeda. Ibu rumah tangga justru lebih berisiko terinfeksi HIV daripada pekerja seks komersial (PSK). Lebih dekat, hasil serupa juga ditemukan di Riau. Dari data sampai Agustus 2015, jumlah PSK yang terkena HIV di Riau hanya tujuh orang, sedangkan ibu rumah tangga mencapai 41 orang. Angka ini juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/11/2017), Mareno selaku Koordinator D-KAP Riau, organisasi pemerhati HIV/AIDS Riau berkata bahwa PSK justru lebih bersiap untuk mencegah HIV dengan memakai kondom. “Adapun ibu rumah tangga lebih banyak ditularkan oleh suaminya yang berperilaku menyimpang di luar rumah,” imbuhnya. Masalah ini diperke