Mengenal Pindad SS2-V7 Subsonic, Senjata Serbu Tercanggih Milik TNI Saat ini.
PT Pindad Persero berhasil memroduksi senapan subsonic SS2-V7 beserta pelurunya. Senjata tersebut dikenalkan ke media, Rabu (11/5/2016) di lorong 1000 PT Pindad Turen.
Selain SS2-V7, PT Pindad tengah menyiapkan senapan subsonic lainnya, PM2-V2 yang menggunakan peluru kaliber 0.9 milimeter.
Penggunaan senjata subsonic ini mempunyai berbagai keunggulan. Misalnya untuk penyergapan, anti teroris hingga perang kita.
Biasanya setiap tembakan senapan serbu disertai letusan memekakkan telinga. Bahkan saat latihan menembak di lokasi uji tembak tersebut harus mengenakan earplug (penutup telinga).
“Sekarang silakan semua lepaskan earplug-nya,” ucap Silmy sebelum memamerkan SS2-V7.
Senapan dengan peredam panjang di larasnya ini kemudian diletakkan di atas meja. Dua wartawan diberi kesempatan untuk melakukan tembakan dengan senjata terbaru ini. “Sep…..,” hanya bunyi kecil yang keluar saat SS2-V7 ditembakkan.
Tembakannya pun presisi, tepat mengenai sasaran dari jarak sekitar 100 meter.
“Jika menggunakan senapan konvensional keberadaan penembak bisa diketahui lawan. Kalau dengan senjata ini tidak ada suara, tiba-tiba musuh jatuh,” tutur Direktur Utama PT indad (Persero), Silmy Karim.
"Ini kan silent, senyap, menyusup sangat cocok untuk operasi-operasi khusus," ucap Silmy di Lapangan Tembak 1.000 meter milik PT Pindad, Turren, Malang, Rabu (11/5/2016). Silmy menambahkan, amunisi subsonic tekanannya tidak sama dengan peluru biasa. Pengguna pun tidak perlu melakukan kokang ulang saat menembak.
Senapan subsonic ini menjadi rahasia baru yang akan digunakan TNI. Selain senapan, PT Pindad (Persero) juga mampu memroduksi peluru subsonic.
“Senapan subsonic harus menggunakan peluru subsonic. Dan kita sudah bisa membuat keduanya,” terang Silmy.
Senjata ini menggunakan peluru kaliber 5.56 mm. Pindad juga sudah memroduksi senapan subsonic PM2-V2 yang belum dikenalkan ke publik. Senjata ini menggunakan peluru subsonic kaliber 0.9 milimeter.
Tim Money.id berkesempatan melihat pengujian SS2 V7 Subsonic dan Munisi 5.56 mm yang langsung dicoba oleh mantan anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan ini. Dua peluru ini nyaris tak terdengar saat ditembakkan ke plat baja yang sudah disiapkan.
Selesai pengujian, Silmy pun memperlihatkan video pengujian senjata MP7, silencer dan munisi subsonic yang pernah ia coba. Perbedaan kebisingan udara pun terlihat, SS2 V7 dan amunisi 5.56 mm subsonic buatan PT Pindad dinilai lebih baik.
"Ini hari pertama kali saya coba langsung amunisi subsonic. Saya pernah mencoba MP5 dan MP7 menggunakan silencer dan peluru subsonic. Setelah pengujian hari ini saya sangat terkejut karena ekspetasi saya awalnya tidak begitu senyap," imbuhnya.
SS2 V7 dan amunisi 5.56 mm Subsonic akan segera dilakukan sertifikasi agar bisa diproduksi massal. Meski belum menyiapkan target, PT Pindad optimis 2 produk barunya ini akan menjadi batu loncatan menuju kemandirian.
Spesifikasi SS2-V7
SS2-V7 mempunyai berat kosong 3,35 kilogram. Panjang dengan gagang 775 milimeter. Sedangkan panjang laras 225 milimeter. Senapan ini efektif digunakan pada jarak 200 meter. SS2-V7 menggunakan peluru kaliber 5,56 mm.
Meski punya receiver dan popor khas SS-2, namun SS2-V7 ini tampil beda, yakni tidak nampak handle diatas receiver, meski tetap dilengkapi picatinny rail, laras lebih pendek, langsung dibekali peredam, plus uniknya tidak dilengkapi pengokang. Bahkan disebut-sebut senjata ini punya kecepatan subsonic.
SS2-V7 menggunakan peluru kaliber 5,56 mm. Untuk peluru, senjata subsonic menggunakan peluru khusus. Untuk menghasilkan senapan ini, peluru yang digunakan juga harus khusus. Inilah yang menjadi keunggulan SS 2 Subsonic. Senapan juga tidak perlu dikokang saat akan menembak. Secara fisik tampil SS2-V7 mirip dengan pendahulunya SS2-V5 dimana perbedaannya terletak pada bagian depan terdapat tabung peredam panjang. saat ditembakkan hanya ada sedikit suara.
Video : "Kecanggihan Subsonic SS2 V7 Buatan Pindad"
Kabarnya SS2-V7 memiliki suara yang lebih senyap dibandingkan MP7 buatan Jerman. SS2-V7 mempunyai berat kosong 3,35 kilogram. Panjang dengan popor 775 milimeter. Sedangkan panjang laras 225 milimeter. Senapan ini efektif digunakan untuk menghajar target pada jarak 200 meter.
Dengan alasan menjaga kerahasiaan, senapan dan peluru subsonic ini hanya diproduksi untuk pasar dalam negeri. “Tidak akan kita ekpor, Pindad membatasi penjualannya. Sejauh ini hanya TNI AD yang sudah menggunakan senapan dan peluru senyap ini,” ujar Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, dikutip dari aktualita.co (12/5/2016). PT Pindad mengklaim bahwa salah satu senjata buatan mereka yang paling laris adalah tipe SS2. Sebelum mengeluarkan SS2-V7 yang merupakan senjata subsonic, sebelumnya telah dibuat senjata SS2-v1 jenis standart riffle, SS2-v2 carbine dan para-sniper SS2-V4.
Pindad SS2-V7 Subsonic di desain khussu untuk TNI, tidak akan di ekspor.
Produksi senjata ini sebagai jawaban Pindad, akan kebutuhan senjata untuk operasi khusus. Masih menurut Silmy, ada kebutuhan senjata subsonic dalam berbagai operasi pasukan khusus. Misalnya saat operasi Woyla yang dilakukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Saat itu pasukan khusus Angkatan Darat (AD) tersebut menggunakan MP5, senapan subsonic asal Jerman. Ke depan, Silmy berharap SS2-V7 bisa menggantikan kebutuhan varian senapan impor tersebut.
“Namun senapan dan peluru subsonic ini hanya untuk pasar dalam negeri. Tidak akan kita ekpor,” tegas Silmy.
Alasannya, teknologi subsonic ini menyangkut kerahasiaan dan kelebihan teknologi Pindad. Karena itu, Pindad membatasi penjualannya. Sejauh ini hanya TNI AD yang sudah menggunakan senapan dan peluru senyap ini.
“Tidak semua harus komersial, ada hal-hal yang harus kita jaga dan kita miliki sendiri. Termasuk senjata subsonic ini,” tandasnya.
Pindad SS2-V7 Subsonic di desain khussu untuk TNI, tidak akan di ekspor.
Produksi senjata ini sebagai jawaban Pindad, akan kebutuhan senjata untuk operasi khusus. Masih menurut Silmy, ada kebutuhan senjata subsonic dalam berbagai operasi pasukan khusus. Misalnya saat operasi Woyla yang dilakukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Saat itu pasukan khusus Angkatan Darat (AD) tersebut menggunakan MP5, senapan subsonic asal Jerman. Ke depan, Silmy berharap SS2-V7 bisa menggantikan kebutuhan varian senapan impor tersebut.
“Namun senapan dan peluru subsonic ini hanya untuk pasar dalam negeri. Tidak akan kita ekpor,” tegas Silmy.
Alasannya, teknologi subsonic ini menyangkut kerahasiaan dan kelebihan teknologi Pindad. Karena itu, Pindad membatasi penjualannya. Sejauh ini hanya TNI AD yang sudah menggunakan senapan dan peluru senyap ini.
“Tidak semua harus komersial, ada hal-hal yang harus kita jaga dan kita miliki sendiri. Termasuk senjata subsonic ini,” tandasnya.
Mengenal Senapan Serbu Pindad SS-2.
Senapan Serbu 2 atau SS2 adalah senapan serbu pertama yang dirancang Indonesia. Senapan serbu dikembangkan untuk menggantikan sebelumnya SS1. Pengembangan Senapan Serbu SS2 ini dilakukan melalui serangkaian uji yang dilakukan selama 2003-2005.
Produksi Senapan Serbu SS2 dimulai pada tahun 2005. Pengiriman ke angkatan bersenjata Indonesia dimulai pada tahun 2006 di mana ia menggantikan tua Pindad SS1. Lebih dari 25 000 senapan serbu SS2 yang diproduksi untuk pasukan bersenjata Indonesia. Senjata ini sedang diusulkan untuk kemungkinan pelanggan ekspor. Beberapa sumber melaporkan bahwa telah diekspor ke Kamboja, Malaysia, Mali, Myanmar, Oman, Filipina, Arab Saudi dan mungkin beberapa negara lainnya.
Desain Senapan Serbu SS2 didasarkan pada SS1 sebelumnya, yang merupakan versi lisensi Senapan Serbu dari Belgia FN FNC . Pada saat dproduksi Senapan Serbu SS2 dilakukan beberapa modifikasi termasuk ruang lingkup rel terpisahkan.
Senapan Serbu SS2 memiliki foregrip bergaris bulat dengan lubang ventilasi panas. Hal ini meningkatkan pendinginan per barel selama api berkelanjutan. Senapan Serbu SS2 mimiliki berat sedikit lebih ringan dari pendahulunya. Ia juga memiliki laras panjang dan sedikit lebih akurat. Senjata ini memiliki beberapa fitur dari AS M16 senapan serbu.
Timeline pengembangan Senapan Serbu Pindad SS-2
Spesifikasi Senapan Serbu Pindad SS-2
Kaliber | 5.56x45 mm |
Berat (kosong) | 3,4 kg |
Berat (dimuat) | 4.2 kg |
Panjangnya | 990 mm |
Panjang (dengan saham dilipat) | 740 mm |
laras panjang | 460 mm |
kecepatan moncong | ~ 730 m / s |
Tingkat siklik api | 700 rpm |
kapasitas Magazine | 30 putaran |
kisaran penampakan | ? |
Rentang api yang efektif | 500 m |
Senapan dengan panjang laras 460 mm ini menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg. Senapan ini juga digunakan oleh Kopaska dalam operasi militer mereka. Saat ini lebih dari 25.000 pucuk SS-2 sudah ada di tangan TNI.
Kopassus tercata sebagai kesatuan pertama yang menggunakan SS-2, tepatnya pada tahun 2006. SS-2 dibangun dari kombinasi dari keunggulan desain beberapa senjata serbu andalan dunia. Sebut saja bagian moncong laras yang mengacu pada AK-47, popornya layaknya SS-1, dan magasin yang menyerupai model M-16 Keberadaan SS-2 juga merupakan torehan emas untuk Pindad, pasalnya senapan serbu ini telah beberapa kali menjuarai beberapa ajang menembak, seperti Asean Armies Rifle Meet (AARM).
- Pindad SS2-V1, ukuran penuh senapan serbu standar. Ini adalah satu-satunya versi yang kompatibel dengan peluncur granat underbarrel;
- Pindad SS2-V2 versi karabin dengan laras penyortir dan foregrip;
- Pindad SS2-V3 ukuran penuh senapan serbu dengan saham plastik solid. Beberapa sumber melaporkan bahwa senjata ini direncanakan untuk diproduksi oleh Pindad, tapi ditolak;
- Pindad SS2-V4 ditunjuk senapan penembak jitu. Depan pos sight telah dihapus. Senjata ini datang sebagai standar dengan lingkup. Ini meluas jangkauan api skuad. Juga beberapa sumber melaporkan bahwa senapan ini digunakan oleh pasukan khusus Indonesia;
- Pindad SS2-V5 serbu kompak senapan. Versi ini pertama kali terungkap pada tahun 2008. SS2-V5C digunakan oleh pasukan khusus KOPASSUS Indonesia;
- Versi Pindad SS2 dengan tata letak bullpup. Ini pertama kali muncul pada tahun 2012. Kadang-kadang disebut sebagai Pindad SS3.
Kopassus Bantu Pengembangan Senjata PT Pindad.
Pada akhir Januari lalu, Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen TNI Doni Monardo, dengan jajarannya mengunjungi fasilitas produksi PT Pindad yang selama ini telah memenuhi quota Minimum Essential Forces (MEF) TNI.
TNI, khususnya Kopasus telah menggunakan senjata buatan Pindad dan akan memberikan masukan untuk pengembangan produk-produk unggulan berikutnya.Kerjasama yang terjalin antara Pindad dan Kopassus akan menjadi tolok ukur bagi Pindad dalam penyempurnaan produk unggulan mereka. Diantaranya seri senapan serbu SS-2, amunisi hingga senapan penembak runduk SPR-2 yang telah digunakan oleh satuan khusus tersebut.
Penyusun : Yohanes Gitoyo, S Pd.
Sumber :
- http://suryamalang.tribunnews.com/2016/05/11/inilah-senjata-terbaru-produksi-pindad-istimewa-apa
- http://www.indomiliter.com/pindad-ss2-v7-senjata-subsonic-dengan-kaliber-556-mm/
- http://suryamalang.tribunnews.com/2016/05/11/senjata-subsonic-buatan-pindad-tidak-akan-diekpor-ini-alasannya
- http://www.aktualita.co/kecanggihan-senjata-subsonic-ss2-v7-buatan-pindad/10016/
- http://www.kaskus.co.id/thread/57333888582b2e50528b4573/pindad-membuat-senjata-subsonic-terbaru-ss2-v7-dan-amunisi-subsonic/
- http://www.indomiliter.com/kopassus-bantu-pengembangan-senjata-pt-pindad/
- http://www.military-today.com/firearms/pindad_ss2.htm
Komentar
Posting Komentar