Jangan Mudah Termakan Info Hoax, Inilah Fakta Ilmiah Gempa Bumi Yang Wajib Anda Tahu !


Artikel ini saya persembahkan untuk agar anda tidak mudah dibohongi informasi palsu (hoax) berisi akan ada bencana gempa dasyat di beberapa hari ke depan. Seperti kita tahu selepas ada kejadian gempa Lombok dan Gempa di Donggala-Palu, aneka hoax akan adanya gempa yang lebih besar di beberapa hari ke depan bertebaran di media sosial dan group WA. 

Dengan membaca artikel ini semoga anda tahu seluk beluk informasi tentang gempa bumi, sehingga anda tidak mudah termakan isu yang menyesatkan.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho (Kepala Humas BNPB), hingga saat ini belum ada satu pun negara di dunia  ini yang mampu menciptakan teknologi yang mampu memprediksi gempa secara pasti. Maka bisa dipastikan segala informasi hoax akan terjadi gempa bumi adalah palsu.


Mengenal bencana gempa bumi.

Video : "Q&A Earthquake science | What you want to know"

Gempa Bumi berasal dari dua kata berbeda, yaitu: gempa yang artinya getaran atau guncangan. Dan kata yang kedua adalah Bumi yang dapat diartikan sebagai planet Bumi atau tempat tinggal kita. Apabila digabungkan maka dua kata ini menjadi, sebuah getaran yang terjadi di muka Bumi dengan adanya sebab tertentu.

Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). 

Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. 

Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. 

Gempa bumi disebabkan oleh peristiwa bergesernya kerak-gerak bumi ini menyebabkan gesekan-gesekan yang terjadi pada zona tumbukan serta zona-zona patahan. Gesekan ini mengakibatkan terjadinya getaran atau kita sebut gempa. 

Banyak model-model gempa yang saat ini dikembangkan para ahli geologi dan geofisika. Salah satu teori “tarik-ulur” gempa dapat dilakukan dengan model mekanik “slider block“. Ini hanya salah satu teori dari sekian banyak model-model dalam menggambarkan gerakan-gerakan dan terjadinya gempa secara mekanis. Sebuah teori mekanis sederhana tentang bagaimana pusat-pusat gempa itu berpidah-pindah pusat gempanya.


Jenis gempa bumi.
  • Berdasarkan penyebab

1. Gempa bumi tektonik


Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.


2. Gempa bumi tumbukan


Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi

3. Gempa bumi runtuhan


Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

4. Gempa bumi buatan


Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.


5. Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

  • Berdasarkan kedalaman



1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

  • Berdasarkan gelombang/getaran gempa



1. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.

2. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.


Alat untuk mengukur dan mencatat gempa Bumi



Seismeter adalah suatu alat atau sensor getaran yang dipergunakan untuk mendeteksi getaran pada permukaan tanah. Seismometer diambil dari Bahasa Yunani yaitu Seismo : gempa bumi, Metero :mengukur. Apabila digabungkan maka akan menjadi, alat yang digunakan untuk mengukur getaran gempa bumi.

Seismometer bisa juga disebut dengan Seismograf. Dengan menggunakan alat ini manusia bisa mendeteksi kekuatan getaran dan arah yang akan dilewati getaran tersebut. Perangkat ini terdiri dari beberapa perangkat yaitu: gantungan pemberat dan ujung lancip yang menyerupai sebuah pensil.

Seismometer diperkenalkan pertama kali kepada dunia pada tahun 132 SM. Oleh seorang matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dan hasil rekaman yang dikeluarkan oleh Seismometer biasa disebut dengan Seismogram.


Kekuatan gempa bumi

Skala Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid.
  • Kekuatan 0,0-3,0 Skala richter disebut dengan gempa mikro.
  • Kekuatan 3,0-3,9 Skala richter disebut dengan gempa minor.
  • Kekuatan 4,0-4,9 Skala richter disebut dengan gempa ringan.
  • Kekuatan 5,0-5,9 Skala richter disebut dengan gempa sedang.
  • Kekuatan 6,0-6,9 Skala richter disebut dengan gempa kuat.
  • Kekuatan 7,0-7,9 Skala richter disebut dengan gempa mayor.
  • Kekuatan diatas 8 Skala richter disebut dengan gempa tinggi.



Penyebab terjadinya gempa bumi. 

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar. Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal). Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.


Gempa tidak dapat diprediksi.

Video : "Penjelasan BMKG Mengenai Gempa dan Tsunami di Palu"

Beberapa ilmuwan menyatakan bila jumlah korban bisa ditekan bila pemerintah memiliki teknologi untuk memprediksi gempa tersebut. Namun, menurut penelitian Mark Allen, ilmuwan dari Universitas Durham, memprediksi gempa ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Hingga saat ini, kebanyakan ahli seismologi hanya mengandalkan data gempa yang terjadi sekitar 40 tahun ke belakang untuk memperkirakan kapan terjadinya gempa di masa depan, Gizmodo (29/04). Ini memang bisa membuat mereka meramalkan gempa bumi jauh-jauh hari, tetapi hampir semua data itu tidak sempurna. Bahkan di negara-negara yang akrab terkena gempa seperti Indonesia, China, dan Iran, catatan data gempa yang cukup sempurna sulit didapat.

Nah, untuk meramalkan gempa, ahli seismologi kerap membuat pola gempa dengan cara menggabungkan umur gempa dengan luas area terdampak. Namun, sekali lagi cara ini belum cukup ampuh untuk memprediksi gempa, sebab pusat gempa bisa jadi berubah strukturnya. Perubahan itu mengakibatkan gempa bumi yang dihasilkan miliki ciri yang berbeda, bisa lebih lemah atau lebih kuat.

Kepala Bagian Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rudy Suhendar mengatakan, hingga saat ini, belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan akan terjadi gempa bumi berikut magnitudonya.

Hal ini disebabkan sifat gempa yang datangnya tiba-tiba. Berbeda dengan tsunami yang bisa diprediksi dengan melihat ukuran gelombang laut.

"Hingga saat ini, yang dapat diprediksi adalah potensi maksimum magnitudo dan dampak intensitasnya," ujar Rudy di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Rudy mengatakan, di beberapa wilayah sudah tersebar peralatan pemantau guncangan. Sebab, semua wilayah sangat berpotensi mengalami gempa bumi. Dengan adanya alat pemantau itu, bisa dilihat bagaimana pergerakan tanah.

"Kalau tsunami bisa dibuat alatnya. Tapi gempa kan bisa tiba-tiba," kata Rudy.

Menurut Rudy, saat ini yang terpenting adalah bagaimana memitigasi atau mengurangi risiko bencana. Di sisi lain badan geologi terus berinovasi dengan teknologi canggih agar dapat mengantisipasi bencana sejak dini.

Video : "Tips saat Terjadi Gempa Bumi - BMKG"

Selama belum bisa diramalkan kapan terjadi, yang bisa dilakukan saat ini salah satunya adalah adalah mendelineasi sumber gempa bumi. Kemudian, mengestimasi periode ulang gempa bumi. Di Palu, kata Rudy, gempa bumi beberapa waktu lalu bukan pertama kalinya terjadi.

"Secara geologis kita di wilayah Palu ada namanya patahan sehingga saat terjadinya pergeseran patahan menyebabkan adanya energi yg mengguncangkan yang menyebabkan gempa dari kuat sampai sangat kuat di wilayah sekitarnya," kata Rudy.

Hal lain yang harus dilakukan yakni menentukan parameter tiap sumber gempa bumi dan menghitung potensi maksimal gempa.

Rudy mengatakan, Badan Geologi Kementerian ESDM selalu melakukan mitigasi bencana dengan memetakan daertah yang pernah terjadi tsunami dan gempa dalam sebuah peta kerawanan.

Dia menekankan agar masyarakat selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapinya karena tidak dapat diperkirakan kapan gempa terjadi. 
"DI manapun, wilayahnya harus nelakukan kewaspadaan dan siap siaga terhadap gempa dan tsunami," kata dia.

Video : "Gempa Bumi di Indonesia - Apa Kata BMKG?"

Apa yang bisa dilakukan BMKG untuk mengurangi tingkat keparahan akibat gempa?

Menurut Suhardjono, Kepala Bidang Gempa Bumi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), yang bisa dilakukan oleh BMG adalah memberikan informasi setelah terjadinya gempa. Misalnya pusat gempa berada di tengah laut, BMG akan memberikan informasi seputar kemungkinan terjadinya tsunami atau tidak. "Karena tsunami pasti didahului oleh terjadinya gempa bumi," jelasnya.

Yang perlu menjadi perhatian masyarakat sebenarnya bukan tentang apakah akan terjadi gempa atau tidak, namun apa yang akan dilakukan jika gempa itu terjadi. Selain itu, patut juga dikenali tingkat intensitas gempa agar kepanikan tidak langsung menyergap.

Berdasarkan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) yang digunakan untuk mengukur intensitas gempa, getaran pada skala I MMI biasanya tidak dirasakan. Sedangkan pada skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang dan bisa dilihat dari bergoyangnya benda-benda ringan yang digantung. Skala III MMI getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan dilewati sebuah truk besar. Pada skala IV dan V MMI biasanya gempa menyebabkan kaca jendela pecah serta menimbulkan kerusakan pada bangunan. 

Jika terjadi gempa pada skala IV dan V MMI masyarakat memang perlu mengambil langkah-langkah pengamanan. Misalnya bagi mereka yang berada di gedung bertingkat, berusahalah untuk mencari tiang bangunan yang kokoh. Jangan sekali-kali berusaha menggunakan lift atau tangga, karena guncangan gempa akan lebih dulu merubuhkan bangunan sebelum kita berada di luar ruangan.

Langkah selanjutnya menurut Suhardjono adalah menunggu informasi dari BMG yang akan disampaikan ke berbagai media massa seperti radio. Tidak perlu mencari informasi langsung dengan menghubungi BMG karena dapat mengganggu penyebarluasan informasi.

Kerapnya terjadi gempa bumi di berbagai daerah belakangan memang membuat masyarakat sangat sensitif dengan isu akan terjadinya gempa. Di Tangerang, Banten misalnya, tadi siang murid-murid sekolah dasar dipulangkan lebih awal karena dijemput orang tua mereka. Pemicunya, orang tua murid mengaku mendapat informasi dari lembaga meteorologi Jepang tentang akan terjadinya gempa hari ini.

Pihak sekolah sebenarnya sudah berusaha untuk mengkonfirmasi kabar tersebut ke BMG Jakarta, namun tak ada respons. Tak kunjung mendapat kepastian, pihak sekolah memutuskan memulangkan murid-muridnya dengan alasan tengah melakukan simulasi gempa. "Kami hanya melakukan tindakan preventif," jelas seorang guru.

Kemarin malam peristiwa yang sama juga terjadi di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Ribuan warga yang berasal dari empat kecamatan panik akibat merebaknya isu gempa dan tsunami. Mereka berlarian ke tempat yang lebih tinggi dengan membawa barang seadanya. Selama ini Jeneponto belum pernah dilanda gempa, namun warga terpengaruh isu karena trauma dengan musibah gempa di berbagai daerah.

Penyusun : Yohanes Gitoyo, S Pd.
Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Mengapa "Wanita Cantik" Nikahi "Pria yang Kurang Menarik" ?

Inilah Kisah Lengkap Legenda Bharatayudha / Mahabharata.

Mengenal Rsi Byasa (IAS Vyāsa) Filsuf Kuno Terbesar di India, Penulis Kisah Mahabarata.

Mengenal Ludruk, Kesenian Khas Jawa Timur Yang Melegenda.

20 Karakter Game Wanita Yang Cantik Dan Seksi Karya Computer-Generated Imagery (CGI).

Kurukshetra : Inilah Lokasi Tempat Terjadinya Pertempuran Besar "Mahabharata" atau "Barata Yudha", Apa Kabarnya Sekarang ?

Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anak.

Menguak Rahasia Isi Ruangan Dalam Ka'bah, Bangunan Tersuci Umat Islam

Segala Hal Tentang Punokawan Wayang.

Makin Banyak Bayi Berkepala Peyang !!??