Ternyata Bunglon Bisa "Mengubah Warna" Untuk Kamuflase Hanya Mitos!

Para peneliti Jerman menemukan bahwa bunglon bisa bercahaya di bawah sinar UV.

Saat mendengar atau mengingat bunglon, pikiran kita pasti akan tertuju ke sosok reptil dengan kemampuan mengubah warna. Di bangku sekolah kita tahu bahwa bunglon mengubah warna kulit untuk mengelabuhi musuh atau berkamuflase. 

Pemahaman bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai latar belakang tempatnya berpijak ternyata hanya mitos. Merujuk artikel sains yang dimuat Wired (4/11/2014), bunglon mengubah warna kulit sebenarnya untuk mengatur suhu tubuh dan menunjukkan "emosi" ke bunglon lain. Karena bunglon tidak menghasilkan panas tubuh sendiri, mereka mengubah warna kulit untuk mempertahan suhu tubuh yang sesuai dengan kondisi. 

Ketika bunglon suhunya dingin, mereka akan mengubah warna kulit menjadi gelap untuk menyerap lebih banyak panas, sedangkan saat suhu bunglon lebih panas, mereka akan berubah menjadi agak coklat untuk memantulkan panas matahari. 

Selain itu, bunglon juga menggunakan perubahan warna tegas untuk berkomunikasi dengan bunglon lain. Ketika bunglon jantan berwarna lebih terang, mereka ingin menunjukkan dominasi dan warna lebih gelap ketika sedang agresif. 

Bunglon betina juga akan mengubah warna kulit untuk memberitahu bunglon jantan bahwa mereka siap kawin. 


Lalu bagaimana bunglon melakukan perubahan warna? 

Video : "Penjelasan kemampuan mimikri dan ciri khusus bunglon"

Lapisan terluar kulit bunglon transparan. Di bawahnya ada beberapa lapisan kulit bernama kromatofora yang mengandung sel khusus. Kromatofora di setiap lapisan memiliki kantung dengan berbagai jenis pigmen warna. 



Lapisan terdalam mengandung melanofor dengan pigmen melanin seperti yang bertugas memberi warna pada kulit manusia. Di atas lapisan mengandung melanofor ada sel yang disebut iridofor berisi pigmen warna biru yang memantulkan cahaya biru dan putih. 

Lapisan di atasnya lagi adalah xanthopores dan erythopores, yang masing-masing mengandung pigmen kuning dan merah. Umumnya semua pigmen tersimpan di dalam kantung kecil di dalam setiap sel. 

Hanya ketika bunglon mengalami perubahan suhu atau suasana hati, sistem sarafnya akan memberi tahu kromotofor tertentu untuk mengembang atau menyusut dan akhirnya mengubah warna sel. 



Dengan melakukan variasi pada aktivitas kromatofora yang berbeda di semua lapisan kulit, bunglon dapat menghasilkan berbagai macam warna dan pola. Misalnya, bunglon yang bersemangat dan agresif akan mengubah warna kulit jadi merah dan melebarkan seluruh sel erythopore untuk menghalangi warna lain keluar. 

Sebaliknya, saat bunglon tenang warna kulitnya akan berubah jadi hijau dengan menutup sel erythopore dan membiarkan sebagian cahaya yang dipantulkan warna biru dari iridofor bercampur dengan lapisan dari xanthopores yang berwarna kuning. 

Dengan aneka pigmen warna yang dimiliki bunglon, mereka dapat menghasilkan warna merah, merah muda, kuning, biru, hijau, dan coklat mempesona. Hal ini bukan karena bunglon berbaur dengan warna kawasan yang dipijaknya, tetapi untuk menyampaikan pesan ke bunglon lain.

Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Sumber : Wired,  dikutip dari sains.kompas.com, 09  Mei 2019, 19:05 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Mengapa "Wanita Cantik" Nikahi "Pria yang Kurang Menarik" ?

Inilah Kisah Lengkap Legenda Bharatayudha / Mahabharata.

Mengenal Rsi Byasa (IAS Vyāsa) Filsuf Kuno Terbesar di India, Penulis Kisah Mahabarata.

Mengenal Ludruk, Kesenian Khas Jawa Timur Yang Melegenda.

Kurukshetra : Inilah Lokasi Tempat Terjadinya Pertempuran Besar "Mahabharata" atau "Barata Yudha", Apa Kabarnya Sekarang ?

Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anak.

20 Karakter Game Wanita Yang Cantik Dan Seksi Karya Computer-Generated Imagery (CGI).

Segala Hal Tentang Punokawan Wayang.

Menguak Rahasia Isi Ruangan Dalam Ka'bah, Bangunan Tersuci Umat Islam

Makin Banyak Bayi Berkepala Peyang !!??