7 Cara Atasi Sifat Pemalu Anak
Jika anak Anda benar-benar pemalu, jangan sekali-kali melabelnya, karena akan membuat rasa malu anak semakin menjadi. Ingat, anak akan berperilaku sesuai dengan apa yang dilabelkan. Anda bisa turut andil meminimalkan sifat pemalu pada anak.
Sebelumnya, yang perlu orangtua lakukan adalah mencari tahu, apa penyebabnya serta dalam situasi dan kondisi seperti apa anak menjadi pemalu. Apakah hanya ketika di luar rumah, di saat situasi tertentu saja, dan sebagainya. Dengan begitu, orangtua memiliki data akurat sebelum menangangi penyebabnya.
Selanjutnya, orangtua bisa melakukan sejumlah cara ini:
1. Ajari anak untuk bersikap, berperilaku, mau pun bertata krama dalam beragam situasi tertentu. Bagaimana ia belajar memulai percakapan dengan menyapa temannya. Misalnya menanyakan kabar, memuji penampilan, atau membagi makanan ringan yang dibawanya. Setelah komunikasi pertama berjalan lancar, anak bisa belajar mengangkat topik yang sedang hangat atau menjadi kesukaan anak.
2. Beri anak pelatihan agar ia terampil bicara di depan orang banyak atau umum, dimulai dengan berbicara di depan cermin, lalu di depan orangtua dan saudaranya di rumah.
3. Ajarkan juga agar ia dapat memimpin dengan memberinya tugas dan tanggung jawab, seperti memimpin doa di kelas.
4. Doronglah ia agar berani dan terbuka saat mengungkapkan unek-unek atas kekesalannya.
5. Orangtua memberikan contoh, bagaimana menjadi pribadi yang percaya diri dan berani, sehingga anak bisa menirunya. Saat berada di restoran, lalu mendapatkan makanan yang tidak sesuai pesanan, misalnya, orangtua berani memanggil pramusaji untuk memintanya menggantinya.
6. Ciptakan lingkungan yang aman bagi anak, sehingga anak tidak merasa cemas atau takut dipersalahkan, ditertawakan, dimarahi, dan sebagainya.
7. Bantu anak membuat dirinya merasa nyaman dengan perasaannya, juga membantu menumbuhkan rasa percaya dirinya dengan berbagai keterampilan.
Bila orangtua merasa sudah maksimal namun tetap tak berhasil mengubah sifat pemalu anak, tak ada salahnya meminta bantuan ahli. Dengan begitu, potensi dan kemampuan sosialisasi anak tidak terganggu karena rasa malu yang berlebihan.
Penulis : Dedeh Kurniasih
Sumber : http://female.kompas.com/, Selasa, 20 September 2011, 15:04 WIB
Komentar
Posting Komentar