Konsep Pertolongan Pertama yang Sering Salah (dan Memang Salah !!!)


Sebagai mahluk sosial, setiap manusia ingin menolong orang lain, entah itu sakit atau kecelakaan. Tapi terkadang bukannya menolong, justru kita menambah parah keadaan. 


Contoh di bawah ini bisa berakibat fatal :
  • Mengeroki orang yang terkena ‘angin duduk’/serangan jantung. Orang sering salah kira, dikiranya masuk angin, lalu dikeroki. Padahal dia lagi kena serangan jantung, lalu dikeroki. Memang tandanya mirip sekali seperti orang masuk angin, mual, sebah diperut, rasa tidak enak, padahal itu jantung bagian bawah yang kurang oksigen, bahasa kedokterannya infark inferior/ IHD- Ischemic Heart Disease/SKA- Sidrom Koroner Akut, yang penjalaran rasa sakitnya ke ulu hati. Waktu sangat berharga, jangan dikeroki, bawalah ke Rumah Sakit.
  • Mengangkat korban jatuh cedera kepala diangkat biasa. Apabila ada korban jatuh dengan kecurigaan cedera tulang batang leher maka tindakan mengangkat korban dengan tangan kosong oleh 1 orang atau 2 orang, justru akan membuat cederanya bertambah parah. Dan bahkan yang tadinya cuma retak bisa membuat patah, dan bisa fatal. Harusnya, ambilah papan yang rata untuk mengangkatnya. Letakkan papan tersebeut di sebelah pasien, pindahkan pelan-pelan sebisanya,dimiringkan, papan disisipkan di bawah badan. Sebisa mungkin memperkecil gerakan. 
  • Mengambil pisau yang menancap di tubuh korban. Seandainya ada korban penusukan, atau kecelakaan kerja yang menyebabkan pisau menancap di tubuh korban (apalagi kalau tertancap di bagian dada atau perut) biarkanlah pisau itu, jangan dicabut. Adanya pisau di situ akan berfungsi sebagai tampon yang menyumbat luka sehingga perdarahan akan lebih minimal dibandingkan bila pisau diambil. Segera bawa ke Rumah Sakit yang terlengkap yang terdekat. Sebelum berangkat, teleponlah dulu  Rumah Sakit   yang kita tuju agar pihak  Rumah Sakit  telah siap begitu kita sampai di sana. Kapan pisau atau belati diambil? Pisau atau belati hanya boleh diambil dikamar operasi ketika dokter dan perawat sudah siap dengan segala peralatannya.
  • Memasukkan usus yang terburai. Apabila ada korban penusukan atau korban kecelakaan dan usus korban terburai, biarkanlah dan jangan memasukkan usus itu. Memasukkan kembali usus yang terburai lebih berbahaya. Infeksi mengancam. Akan lebih menyelamatkan bila usus dibiarkan diluar, tetapi basahi dengan cairan steril agar tidak mengering, sambil membawa ke  Rumah Sakit   terlengkap terdekat. Bila usus mengering sel-selnya bisa mati, dan membusuk. Keadaan akan dipersulit bila selain usus keluar juga perdarahan hebat. Prinsip pertolongannya adalah menekan perdarahan dan membasahi usus itu agar tidak kering. Harus dengan kain yang paling steril yang ada ditempat. Anggaplah baju yang habis diseterika itu yang paling steril, maka boleh menekan dengan baju atau kain itu dan basahi dengan air mineral.
  • Anak terkena tetanus dibawa ke dukun atau di jebolkan rumah. Dulu, tahun 80-90 ketika saya kecil, saya sering menjumpai anak tetangga yang kejang-kejang, mulut mencucu, tidak lama kemudian meninggal. Apabila diperhatikan ternyata mereka menderita tetanus. Tetapi orang tua tidak tahu dan menganggap itu kena gangguan setan yang disebut sawan celeng. Maka untuk mengusir setan itu orang tua akan menjebol rumah yang kala itu kebanyakan dari bambu sehingga bisa dijebol. Tentu saja tindakan ini sama sekali tidak menolong si anak, sehingga anak yang seharusnya diisolasi di RS, tidak boleh menerima rangsangan suara, cahaya dan gerakan, malah dibawa berjalan-jalan mengelilingi rumah. Akhirnya anak cepat mati.




Yang ini tidak berakibat fatal tapi juga tidak menolong malah memperparah :
  • Jatuh, dikompres hangat. Ketika seseorang terbentur, jatuh, kesleo dan lain lain yang berwujud benturan, seringkali kita memberik balsam panas, atau kompres panas. Tindakan ini akan memperparah. Seharusnya yang kita kompreskan adalah es. Kenapa es? Karena pada saat anak terjatuh, terbentur, ada pembuluh darah kapiler yang pecah, darah akan keluar dari pembuluh tersebut dan ada cairan lain yang keluar karena proses tersebut. Dengan kompres es, pembuluh darah akan mengkerut, menutup sehingga akan menghentikan darah yang keluar dari kapiler yang pecah tadi. Apabila ini dilakukan sedini mungkin setelah terbentur, maka akan mengurangi rasa sakit dan tidak akan timbul warna biru (njarem) dibawah kulit yang diakibatkan oleh pendarahan seperti tersebut di atas. Kompres es ini harus dilakukan selama 24 jam pertama. Setelah itu baru dikompres panas/ hangat. Dengan adanya kompres hangat, diharapkan darah yang terlanjur keluar akan lebih cepat dan mudah diserap.
  • Kompres es ketika anak sakit panas. Meskipun badan anak panas, sesungguhnya yang dirasakan anak justru kedinginan. Oleh karena itu anak yang panas tidak boleh dikompres dengan air es. Tapi kompreslah dengan air hangat. Bila diberi kompres es atau air es, anak akan kaget, tambah merasa dingin dan bisa memunculkan kejang.

Berikut pedoman pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang berlaku internasional, silahkan di baca, pahami dan laksanakan.


Penulis : Maryam Amaosy   
Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/, 12 Mei 2012, 20:15 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Mengapa "Wanita Cantik" Nikahi "Pria yang Kurang Menarik" ?

Inilah Kisah Lengkap Legenda Bharatayudha / Mahabharata.

Mengenal Rsi Byasa (IAS Vyāsa) Filsuf Kuno Terbesar di India, Penulis Kisah Mahabarata.

Mengenal Ludruk, Kesenian Khas Jawa Timur Yang Melegenda.

20 Karakter Game Wanita Yang Cantik Dan Seksi Karya Computer-Generated Imagery (CGI).

Kurukshetra : Inilah Lokasi Tempat Terjadinya Pertempuran Besar "Mahabharata" atau "Barata Yudha", Apa Kabarnya Sekarang ?

Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anak.

Menguak Rahasia Isi Ruangan Dalam Ka'bah, Bangunan Tersuci Umat Islam

Segala Hal Tentang Punokawan Wayang.

Jika Naga Hidup di Dunia Nyata, Bagaimana Cara Mereka Semburkan Api?