Mengenal MERS-CoV, Virus Mematikan dari Tanah Arab..

Partikel virus MERS-CoV.

Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), ini "pembunuh" baru dari Timur Tengah. Virus ini telah menyerang 400 orang, menewaskan lebih dari 100 penderita di Timur Tengah sejak kemunculan perdananya pada September 2012.

Pemerintah Indonesia tidak mau anggap enteng hadapi virus itu. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat sampai menggelar rapat koordinasi bersama Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Perhubungan untuk membahas penyebaran virus tersebut, Senin 5 Mei 2014.

MERS-CoV mirip sindrom pernafasan akut berat atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Orang yang terkena MERS-CoV mengalami gejala demam, batuk, dan sesak nafas selama tujuh hari hingga akhirnya mengakibatkan gagal ginjal dan penumonia atau radang paru-paru akut. Penderita bisa juga terkena gejala penyakit yang berhubungan dengan lambung dan usus, misalnya diare.


Virus ini ditemukan pertama kali di Arab Saudi, dan sudah menyerang warga Prancis, Jerman, Italia, Tunisia, Inggris, dan lain-lain. Mereka yang terinfeksi rata-rata baru melakukan perjalanan dari Timur Tengah. Rata-rata korban MERS-CoV berusia 51 tahun, walau ada juga yang berusia 2 bahkan 94 tahun.

Pejabat Saudi menyatakan, kenaikan jumlah korban MERS-CoV tahun ini memiliki kesamaan dengan tahun lau, yakni terjadi pada musim semi. Sampai saat ini belum ada vaksin dan obat-obatan khusus untuk menangani virus itu. Dokter hanya dapat mengobati gejalanya saja.

Selain di Arab Saudi, kasus MERS-CoV juga dilaporkan terjadi di Qatar, Kuwait, Yordania, Uni Emirat Arab, Oman, Tunisia, Perancis, Jerman, Italia, Yunani, Filipina, dan Malaysia. Ada sekitar 15 negara yang warganya terserang virus ini. Sabtu, 3 Mei 2014, penyebaran virus mematikan tersebut sampai ke Amerika Serikat.

MERS-CoV ditemukan pada seorang petugas kesehatan yang baru saja kembali ke Indiana, Amerika Serikat, dari Arab Saudi. Pria itu kini dirawat dalam kondisi stabil. Lembaga kesehatan publik AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pun menelusuri penumpang pesawat yang melakukan kontak jarak dekat dengan pria tersebut.

Untuk menghindari paparan virus tersebut, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) meminta masyarakat untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh binatang, menghindari kontak dengan hewan yang sakit, dan mengonsumsi makanan higienis.

WHO memperingatkan agar semua wisatawan yang baru kembali dari Timur Tengah diuji MERS-CoV, terutama bagi wisatawan dengan imunitas atau kekebalan tubuh lemah, serta gejala diare.


Dari Unta


Awal Desember 2014, ilmuwan dari Belanda dan Qatar mempublikasikan penelitian yang menyebut MERS-CoV juga menginfeksi unta. WHO menyatakan virus tersebut berpotensi menyebar di daerah pertanian dan peternakan.

Belakangan diketahui MERS-CoV tersebar luas lewat unta Arab di Timur Tengah. Februari 2014, sejumlah ilmuwan menerbitkan hasil riset mereka yang menunjukkan hampir tiga perempat unta di Arab Saudi positif mengidap MERS-CoV. CDC bahkan menemukan virus itu di tubuh kelelawar di Saudi.

Esciencenews, 5 Mei 2014, melansir hasil riset dua ahli virus Institut Virologi Universitas Bonn Jerman, Norbert Nowotny dan Jolanta Kolodziejek, yang menunjukkan jalur penularan MERS-CoV. Infeksi MERS-CoV pada manusia dan unta Arab berasal dari wilayah sama, dan memiliki urutan Ribonucleic acid (RNA) –senyawa pembawa bahan genetik– yang identik.

Temuan itu mengindikasikan adanya penularan antara binatang dan manusia (zoonosis). “Dengan pengetahuan ini, kita dapat secara khusus beraksi atas penyebaran virus. Kami tengah mendiskusikan vaksinasi unta. Kami bakal mampu menghentikan penyebaran virus itu,” kata Nowotny. 

Dalam investigasi kedua ilmuwan itu, dari 76 unta di Oman, ditemukan 5 unta terinfeksi virus. Peneliti kemudian membandingkan urutan RNA-nya dengan virus sejenis dari Qatar dan Mesir. Hasil analisis menunjukkan virus memiliki perbedaan antarwilayah. 

“Ini berarti tidak ada turunan MERS-CoV yang spesifik. Tapi salah satu virusnya menginfeksi unta dan manusia,” jelas Nowotny sebagai koordinator riset.

Peneliti juga menemukan virus dalam jumlah sangat tinggi pada lapisan tipis mata unta dan permukaan lembab lapisan hidung unta. Oleh sebab itu ilmuwan menganggap jalur penularan MERS-CoV yang paling mungkin terjadi melalui mata dan hidung unta.

MERS-CoV bisa menyebar antarmanusia melalui kontak antara pasien dan staf medis, maupun melalui kontak dalam lingkup keluarga. 


Antisipasi RI

Pemerintah Republik Indonesia ikut mewaspadai menyebaran MERS-CoV. Mekokesra Agung Laksono menyatakan Indonesia berhubungan dengan Timur Tengah dalam banyak hal, terutama Arab Saudi.



“Kasus MERS banyak. Korban meninggal dunia juga cukup banyak. Sekitar 1,2 juta WNI merantau dan hidup di Saudi Arabia. Setiap bulan, tahun, kita mengirim ratusan ribu jemaah umrah dan haji. Jadi kita berkepentingan melindungi warga kita,” kata Agung Laksono dalam konferensi pers di kantor Kemenkokesra, Jakarta Pusat.

Apalagi sebagian korban tertular setelah menjalankan ibadah umrah. Menurut Agung, sudah satu WNI yang tinggal di Saudi meninggal dunia akibat MERS-CoV. NA, 61 tahun, wafat pada 27 April 2014.

Agung kemudian merujuk pada catatan WHO yang melaporkan sebagian besar korban MERS-CoV tertular setelah melakukan kontak dengan hewan usai berkunjung ke Timur Tengah. “Penyebaran di negara luar Timur Tengah terjadi karena penanganan pasien dilakukan tanpa alat pelindung diri. Terjadi pula kontak langsung dengan orang tertular,” ujar dia.

Untuk mencegah masuknya MERS-CoV ke Indonesia, pemerintah RI memperketat penjagaan di sejumlah pintu masuk kunjungan wisatawan, termasuk pintu kedatangan jemaah umrah dan haji dari Timur Tengah, khususnya Arab Saudi.

“Kami meningkatkan pemantauan di pintu masuk negara, dan menyebar health alert card dengan memasang leaflet serta banner di pintu masuk Indonesia, misalnya di bandara dan pelabuhan,” kata Agung. (ren)

Penulis :  Anggi Kusumadewi, Amal Nur Ngazis, Syahrul Ansyari
Sumber : http://fokus.news.viva.co.id/, Senin, 5 Mei 2014, 22:21 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Mengapa "Wanita Cantik" Nikahi "Pria yang Kurang Menarik" ?

Inilah Kisah Lengkap Legenda Bharatayudha / Mahabharata.

Mengenal Rsi Byasa (IAS Vyāsa) Filsuf Kuno Terbesar di India, Penulis Kisah Mahabarata.

Mengenal Ludruk, Kesenian Khas Jawa Timur Yang Melegenda.

20 Karakter Game Wanita Yang Cantik Dan Seksi Karya Computer-Generated Imagery (CGI).

Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anak.

Kurukshetra : Inilah Lokasi Tempat Terjadinya Pertempuran Besar "Mahabharata" atau "Barata Yudha", Apa Kabarnya Sekarang ?

Menguak Rahasia Isi Ruangan Dalam Ka'bah, Bangunan Tersuci Umat Islam

Segala Hal Tentang Punokawan Wayang.

Makin Banyak Bayi Berkepala Peyang !!??