Menatap Fajar
Terdudukku di tengah hari,
Termenung menatap langkah yang sudah terlewat,
Teringatku akan segala yang telah berlalu dan tak mungkin ku ulang lagi
Hal terindah dalam kenangan
Ku rindu sejuk pagi yang membuatku terjaga
Kicau burung yang bangunkan aku
Belaian lembut ibu mengawali hari
Sapaan lembut ayah di telingaku
Langkah-langkah kecilku melangkah
Jelajahi dunia kanak-kanak yang ceria
Dan alunan kidung menghibur hati
Tuntunan guru bagai bintang di tengah malam gulita
Kini pagi telah berlalu, tengah hari telah terlewat
Kulihat putera-puteri fajar telah terbit di timur
Langkah-langkah kecilnya mulai mengawali hari
Tatapan matanya bening menatap masa depan
Kuharap terik mentari berkurang panasnya
Langit mendung berubah menjadi awan putih
Sang angin dapat bertiup lebih lembut
Munculnya pelangi di sepanjang hari
Dari tengah hari untuk para putera fajar
Jalan tak selamanya lurus
Jalan tak selamanya mulus
Banyak kelokan, tanjakan dan turunan
Sang fajar,
Kuatkan badan, asahlah pikir, perdalamlah kerohanian !
Lalui teriknya mentari, hembusan angin, curahan hujan
Banyak hal dan peristiwa harus kau alami
Lajulah larimu, jernihkan pikirmu, damaikan hatimu
Godaan dan tantangan kan selalu ada dan menhadang
Dengat tekad dan semangat, lewati semua dengan gagah
Sang fajar bersama ku ada bersama dirimu
Ya aku selalu ada untukmu.
Yohanes Gitoyo, untuk ananda Edvand, dan generasi muda Indonesia
Komentar
Posting Komentar