Anda Perlu Tahu : Indonesia Sedang Membangun 48 Kapal Perang Produksi Dalam Negeri !
Kementerian Pertahanan mencatat besaran kebutuhan ideal alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk memperkuat keamanan perairan Indonesia sesuai rencana strategis mencapai 48 unit kapal, termasuk armada untuk perang.
"Dari puluhan kapal itu sebanyak 16 unit berupa kapal cepat rudal (KCR) 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 16 unit kapal patroli cepat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ditemui usai menerima kapal pesanan TNI AL yang kedua, KCR 60 M dengan nama KRI Tombak-629, di Dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.
Desain kapal cepat rudal (KCR) rancangan PT PAL.
Mengenai pembangunan 16 unit KCR tersebut, ungkap dia, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apalagi, sampai sekarang kapasitas produksi PT PAL Indonesia hanya tiga unit kapal per tahun.
"Total KCR yang kami pesan tergolong multi role karena dipersenjatai dengan rudal, meriam, dan software yang bisa digunakan untuk perang elektronik," ujarnya.
Sementara, jelas dia, desain kapal yang dilengkapi sistem multi role itu diyakini mampu bertempur dengan mengantisipasi serangan udara, laut, maupun darat.
"Bahkan terhadap perang warfare sekalipun," katanya.
Pada kesempatan serupa, KSAL Laksamana Marsetyo, menambahkan, pembangunan KCR 60 meter akan diserahkan ke PT PAL Indonesia sebagai Lead Integrator. Sementara, untuk KCR 40 meter nantinya akan dibangun di galangan kapal di Batam.
"Dengan demikian, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan produksi galangan kapal nasional," katanya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, mengemukakan, terkait pembangunan satu unit KCR 60 m tersebut membutuhkan dana Rp125 miliar. Besaran tersebut hanya pembangunan fisik atau belum termasuk biaya persenjataannya.
"Kini KCR kedua pesanan TNI AL tersebut diberi nama KRI Tombak-629. Kapal itu dipesan di tempat kami dan hari ini diterima langsung Menhan, Purnomo Yusgiantoro," katanya.
Sebelumnya, lanjut dia, Kemenhan telah menerima kapal pertama pada 28 Mei lalu yang diberi nama KRI Sampari. Rencananya, kapal terakhir pesanan Kemenhan diserahkan pada September tahun 2014 dan sekarang masih dalam proses.
Kelebihan Kapal Perang PKR Buatan PT PAL
Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) atau Fregate yang saat ini sedang dibangun PT PAL akan menjadi salah satu kapal perang andalan TNI Angkatan Laut. Dirakit sebanyak tiga buah, kapal ini merupakan kapal perang yang cukup komplit.
"PKR Fregate ini akan memiliki keahlian dalam peperangan permukaan karena dilengkapi dengan peluru kendali," kata Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AL (KSAL), usai keel laying atau peletakan lunas kapal PKR di galangan PT PAL, Rabu (16/4/2014).
Selain keahlian perang permukaan, kapal ini juga akan dilengkapi dengan peralatan peperangan bawah air dengan senjata utama penghancur kapal selam berupa torpedo. Sebuah helikopter juga akan melengkapi kapal ini yang akan membantu proses peperangan bawah air.
Selain itu, kapal ini juga mampu melakukan peperangan udara dengan senjata rudal anti udara. "Kapal ini juga mampu melakukan peperangan elektronik, jadi memang cukup komplit," kata Marsetio.
Kapal cepat rudal (KCR) KRI Kujang 642
Dengan kelengkapan ini, PKR Fregate diharapkan mampu menjadi tumpuan utama TNI AL dalam mengamankan wilayah laut NKRI.
Menurut Marsetio, pembangunan kapal ini merupakan kerjasama antara PT PAL dan perusahaan galangan asal Belanda bernama DSNS. Dalam kerjasama juga dilakukan dengan sistim transfer Of technology, sehingga ke depan PT PAL mampu membangun sendiri PKR secara mandiri.
Untuk membangun PKR kali ini, dibagi dalam enam modul atau bagian. Empat modul dibangun di PT PAL, sedangkan dua modul yang terdiri dari permesinan dan anjungan dibangun di Belanda.
"Jika sudah selesai maka dua modul dari Balanda dibawa ke sini dan akan dirakit di sini dijadikan satu dengan enam modul yang dikerjakan PT PAL," kata Marsetio.
Marsetio menjamin, meskipun sebagian besar modul dibangun di Indonesia, tapi kwalitas tetap sama dengan garapan Belanda, karena pembangunan kapal ini mendapatkan pengawasan khusus dari Belanda.
Kapal dengan panjang 105 Meter ini merupakan Kapal pertama yang dibangun dari 2 kapal pesanan TNI AL yang rencananya akan memakan waktu selama 48 bulan atau diharapkan selesai pada akhir Desember 2016.
Laksda TNI Rachmat Lubis, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan menjelaskan kontrak kerjasama pembangunan kapal PKR/Frigate ini sebesar USD 220 juta yang termasuk di dalamnya pelatihan bagi teknisi PT PAL di dalam negeri dan di Belanda dan perlengkapan bagi Kapal PKR yang sebagian harus merupakan hasil produksi dari Industri Pertahanan Dalam Negeri. Kapal kedua dalam kontrak membutuhkan waktu pembangunan 58 bulan setelah kontrak efektif yaitu diharapkan selesai sekitar Oktober 2017.
"Awalnya pembelian kapal ini sepenuhnya akan dibangun di Luar Negeri, tapi setelah 175 kali dilakukan pembahasan yang cukup lama akhirnya disepakati pembangunnya join dengan PT PAL," kata Rachmat.
Dengan proyek ini, Rachmat yakin industri pertahanan khususnya industri kapal di Indonesia akan segera mandiri dan mampu menyuplai sendiri kebutuhan dalam negeri.
Sumber :
- http://strategi-militer.blogspot.com/2014/08/indonesia-sedang-membangun-48-kapal.html, Kamis, 28 Agustus 2014
- http://strategi-militer.blogspot.com/2014/04/kelebihan-kapal-perang-pkr-buatan-pt-pal.html, Kamis, 17 April 2014
Komentar
Posting Komentar