Tim Peneliti Gunung Padang Temukan Batu Menyerupai "Dolmen" !!!?


Tim Nasional (Timnas) Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang menemukan struktur batuan unik di situs yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, itu. Struktur batuan menyerupai jendela itu ditemukan setelah semak-semak yang menutupinya dibersihkan.

Sekretaris Timnas Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang, Erick Ridzky, mengatakan, struktur batuan itu diduga merupakan dolmen yang terletak di luar situs, tepatnya di sisi barat laut Gunung Padang.


Dolmen adalah sebuah meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Hal ini menunjukan kalau masyarakat pada masa itu meyakini akan adanya sebuah hubungan antara yang sudah meninggal dengan yang masih hidup, mereka percaya bahwa apabila terjadi hubungan yang baik akan menghasilkan keharmonisan dan keselarasan bagi kedua belah pihak.

Dolmen yang merupakan tempat pemujaan misalnya ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat. Dolmen yang mempunyai panjang 325 cm, lebar 145 cm, tinggi 115 cm ini disangga oleh beberapa batu besar dan kecil. 

Pada umumnya dolmen banyak ditemukan di Jawa Timur dan Sumatera Selatan Dolmen merupakan hasil kebudayaan megalitikum, dimana pada zaman megalit bangunannya selalu berdasarkan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati terhadap kesejahtraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Domen ini merupakan sebuah media atau peralatan yang dipergunakan untuk mengadakan upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang.

"Jika pengunjung naik ke atas situs melalui sisi barat (tangga baru), sekitar 25 meter sebelum naik ke Teras 1 Gunung Padang, di sebelah kiri, kita akan temui dolmen seperti itu yang tertutup semak belukar," ujar Erick melalui pesan BlackBerry, Rabu (24/9/2014).


Dolmen Ditemukan di Gunung Padang
Bentuk struktur batuan unik (dolmen) di situs Gunung Padang yang ditemukan Tim Nasional (Timnas) Penelitian Gunung Padang. Struktur batuan menyerupai jendela itu ditemukan setelah semak-semak yang menutupinya dibersihkan.

Menurut Erick, dolmen seperti yang ditemukan di Gunung Padang biasanya digunakan sebagai pintu, ceruk saluran air, ventilasi sebuah ruangan, atau bahkan digunakan sebagai nisan makam- makam tradisional, seperti di Toraja. Saat ini, temuan tersebut sudah didata dan akan segera dikonservasi Timnas yang bekerja sama dengan Balai Cagar dan Pelestarian Budaya (BPCB) Serang.

"Usia batuan sulit untuk diperiksa carbon dating-nya. Biasanya, yang di-carbon dating adalah material karbon hasil pembakaran aktivitas manusia atau jasad renik pada permukaan di mana dolmen berada. Saat ini, kami belum lakukan uji karbon pada permukaan di mana dolmen diletakkan," kata Erick.

Dari penelusuran, kata Erick, belum ditemukan dolmen serupa di situs yang usianya diperkirakan mencapai 5.200 SM itu. Akan tetapi, sebetulnya banyak ditemukan artefak lainnya. Hanya, kata dia, Timnas masih melakukan pendataan sehingga belum merilis temuan artefak tersebut.

"Mudah-mudahan Ali Akbar sebagai arkeolog bisa lebih awal merilisnya. Sebagian artefak sedang dalam proses analisis laboratorium multisains," ujar Erick.

Sebelumnya, sejumlah artefak ditemukan di Gunung Padang setelah penelitian terhadap situs megalitikum itu dilanjutkan. Salah satu benda unik yang ditemukan itu berupa logam yang bentuknya menyerupai koin.

Wakil Ketua Tim Nasional (Timnas) Penelitian Gunung Padang Bidang Arkeologi, Ali Akbar, memastikan logam berbentuk koin merupakan artefak murni lantaran buatan manusia. Namun, artefak berbentuk koin yang ditemukan pada Senin, 15 September 2014, itu diyakini bukan sebagai alat transaksi, melainkan menyerupai amulet.

Selain itu, ditemukan juga batuan yang sudah terpahat di lokasi ekskavasi di Teras Lima bagian luar. Diduga, batuan yang sudah terpahat itu merupakan artefak yang terpendam di situs Gunung Padang. Artefak yang menyerupai kujang itu diduga merupakan peninggalan budaya masyarakat di sekitar situs Gunung Padang.

Menurut Ali, artefak itu merupakan buatan manusia lantaran batu tersebut dipangkas dan digosok halus. Teknik tersebut memang sudah dikenal pada masa prasejarah. Akan tetapi, bentuk yang ditemukan itu kemungkinan besar baru ditemukan di Indonesia, bahkan di dunia.

Penyusun : Yohanes Gitoyo, S Pd.
Sumber
  1. http://jabar.tribunnews.com/, Rabu, 24 September 2014 20:04 WIB
  2. http://sains.kompas.com/, Kamis, 25 September 2014, 12:27 WIB.
  3. http://id.wikipedia.org/wiki/Dolmen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Mengapa "Wanita Cantik" Nikahi "Pria yang Kurang Menarik" ?

Inilah Kisah Lengkap Legenda Bharatayudha / Mahabharata.

Mengenal Rsi Byasa (IAS Vyāsa) Filsuf Kuno Terbesar di India, Penulis Kisah Mahabarata.

Mengenal Ludruk, Kesenian Khas Jawa Timur Yang Melegenda.

20 Karakter Game Wanita Yang Cantik Dan Seksi Karya Computer-Generated Imagery (CGI).

Kurukshetra : Inilah Lokasi Tempat Terjadinya Pertempuran Besar "Mahabharata" atau "Barata Yudha", Apa Kabarnya Sekarang ?

Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anak.

Menguak Rahasia Isi Ruangan Dalam Ka'bah, Bangunan Tersuci Umat Islam

Segala Hal Tentang Punokawan Wayang.

Makin Banyak Bayi Berkepala Peyang !!??