Agar Sperma Suami Mampu Membuahi.
Persiapan untuk menghadapi kehamilan bukan hanya menjadi kewajiban kaum perempuan. Laki-laki, sebagai suami, harus ikut bertanggung jawab dalam menjaga kualitas spermanya untuk menghasilkan janin yang memiliki kondisi yang baik.
"Sperma (yang baik) harus mengandung zinc, vitamin B12, B6, A, C, dan D, kalsium, selenium, niekel, DHA, serta leucine. Semua itu bisa didapatkan dari makanan yang sehat dan berimbang," ujar dr Noroyono Wibowo, SpOG (K), Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dalam talkshow yang diadakan oleh SGM Bunda Presinutri di Kompleks Sarinah Thamrin, Jakarta, Kamis (19/4/2012).
Untuk memiliki pola makan yang sehat dan berimbang, maka suami disarankan mengonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari. Makanan lengkap tetapi itu-itu saja, tidak akan membantu suami meningkatkan kualitas spermanya.
"Kandungan nutrisi atau gizi yang terdapat dalam daging, belum tentu semuanya ada dalam telur, ikan, atau tempe. Jadi, mengonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari akan membantu tubuh menyerap semua nutrisi yang dibutuhkan. Hal ini tentu membantu meningkatkan kualitas sperma. Jadi, tidak ada makanan tunggal atau utama yang bisa meningkatkan kualitas sperma. Semua harus dimakan, tetapi bergantian setiap hari," jelas dokter yang akrab disapa dr Bowo ini.
Bowo menambahkan, selain makanan yang sehat, berimbang, dan bervariasi, suami juga harus olahraga teratur. Olahraga mampu menjaga tubuh suami agar selalu dinamis, sehingga saat melakukan penetrasi bisa lebih kuat dan tahan lama. Hal ini akan berguna bagi kepuasan istri, sekaligus mendorong masuknya sperma dengan benar ke dalam rahim.
Suami juga disarankan untuk tidak merokok, karena kebiasaan merokok terbukti menurunkan 42 persen kualitas sperma. Bagi calon ibu, merokok juga akan menurunkan kualitas janin, meskipun tidak berakibat secara langsung. Maka, jika menginginkan janin yang sehat, suami dan istri harus menghindari rokok minimal sejak tiga bulan sebelum merencanakan kehamilan.
Selain menjaga kualitas sperma, ada baiknya suami dan istri memeriksakan kadar nutrisi dalam tubuh masing-masing sebelum merencanakan kehamilan. Pemeriksaan secara menyeluruh biasanya menghabiskan minimal Rp 2 juta. "Setelah pemeriksaan, jika suami atau istri diketahui mengalami kekurangan nutrisi, harus menjalani terapi nutrisi agar kebutuhan nutrisi sebelum kehamilan terpenuhi. Ini penting bagi janin yang akan tumbuh nantinya," ungkap dokter yang berpraktik di RS Bunda, Menteng, ini.
Pemeriksaan nutrisi akan membantu menunjukkan apakah calon ibu kekurangan atau kelebihan nutrisi. Pemeriksaan ini juga akan bermanfaat untuk merencanakan nutrisi apa yang akan dikonsumsi ibu selama masa kehamilan kelak. Mulai dari menu makanan hingga banyaknya susu yang harus diminum, bisa ditentukan setelah pemeriksaan ini.
Penulis : Tenni Purwanti
Editor : Dini
Sumber : www.medicaldaily.com, dikutip dari : http://health.kompas.com/, Kamis, 19 April 2012, 16:00 WIB .
Komentar
Posting Komentar