Badai 'Super' Sandy dan Perubahan Iklim Bumi.
Super badai Sandy menghiasi permukaan Bumi
Badai Sandy yang kini menghantam wilayah Amerika Serikat dikatakan tak biasa dan menjadi badai terbesar di AS dalam 100 tahun. Besarnya badai membuat beberapa pihak berpikir bahwa besarnya badai Sandy adalah dampak dari perubahan iklim. Benarkah?
David Robinson dari Rutgers University seperti diberitakan Livescience, Senin (29/10/2012), mengatakan, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa badai Sandy yang mulai terbentuk 22 Oktober 2012 di Karibia itu adalah dampak perubahan iklim.
"Anda tak bisa mengambil satu peristiwa seperti ini lalu menghubungkannya dengan fenomena lain, kecuali memang ada kondisi-kondisi yang mengarah ke sana," kata Robinson yang juga pakar iklim di pemerintahan New Jersey.
Namun, Kevin Trenberth dari National Center for Atmospheric Research mengungkapkan, menghubungkan antara besarnya badai Sandy dan perubahan iklim cukup beralasan. Perubahan kondisi lingkungan memang memicu terbentuknya lebih banyak badai besar.
David Robinson dari Rutgers University seperti diberitakan Livescience, Senin (29/10/2012), mengatakan, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa badai Sandy yang mulai terbentuk 22 Oktober 2012 di Karibia itu adalah dampak perubahan iklim.
"Anda tak bisa mengambil satu peristiwa seperti ini lalu menghubungkannya dengan fenomena lain, kecuali memang ada kondisi-kondisi yang mengarah ke sana," kata Robinson yang juga pakar iklim di pemerintahan New Jersey.
Namun, Kevin Trenberth dari National Center for Atmospheric Research mengungkapkan, menghubungkan antara besarnya badai Sandy dan perubahan iklim cukup beralasan. Perubahan kondisi lingkungan memang memicu terbentuknya lebih banyak badai besar.
Siklon tropis atau badai terbentuk di wilayah tropis akibat panas di dekat permukaan laut. Diketahui, suhu laut meningkat 0,5 derajat celsius sejak seabad terakhir. Kenaikan suhu air laut meningkatkan kemungkinan pembentukan badai tropis.
Publikasi pada bulan September 2012 juga menunjukkan bahwa badai tropis yang terbentuk saat ini bergerak lebih cepat dari badai tropis 25 tahun lalu. Badai dapat mencapai kecepatan 208 km per jam, 9 jam lebih awal dari biasanya.
Trenberth mengatakan, dengan suhu air laut yang lebih hangat, kelembaban udara di lautan 4 persen lebih tinggi. Hal ini juga memicu terbentuknya badai tropis lebih banyak dari biasanya.
"Secara umum, kami memperkirakan bahwa hal itu meningkatkan risiko, bahwa intensitas badai dapat lebih besar, demikian pula curah hujan akibat dampak badai 5-10 persen lebih besar dari biasanya," kata Trenberth.
Trenberth pun mengatakan, ada tanda bahwa badai dengan kategori 3 atau di atasnya meningkat makin sering. Meski demikian, hal tersebut bisa terjadi karena variasi dari tahun ke tahun akibat El Nino.
Publikasi pada bulan September 2012 juga menunjukkan bahwa badai tropis yang terbentuk saat ini bergerak lebih cepat dari badai tropis 25 tahun lalu. Badai dapat mencapai kecepatan 208 km per jam, 9 jam lebih awal dari biasanya.
"Secara umum, kami memperkirakan bahwa hal itu meningkatkan risiko, bahwa intensitas badai dapat lebih besar, demikian pula curah hujan akibat dampak badai 5-10 persen lebih besar dari biasanya," kata Trenberth.
Trenberth pun mengatakan, ada tanda bahwa badai dengan kategori 3 atau di atasnya meningkat makin sering. Meski demikian, hal tersebut bisa terjadi karena variasi dari tahun ke tahun akibat El Nino.
Robinson mengungkapkan, belum bisa disimpulkan apakah badai Sandy terkait perubahan iklim. Namun, bahwa perubahan iklim dapat berkontribusi pada semakin besarnya dampak bencana tak dapat dielakkan.
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Editor : yunan
Sumber : LiveScience, dikutip dari : http://sains.kompas.com/, Selasa, 30 Oktober 2012, 14:02 WIB
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Editor : yunan
Sumber : LiveScience, dikutip dari : http://sains.kompas.com/, Selasa, 30 Oktober 2012, 14:02 WIB
Komentar
Posting Komentar