Bahaya Minuman Energi Bagi Remaja (apalagi dicampur minuman beralkohol) !
Dampak buruk minuman energi terus diteliti. Pada remaja, minuman ini bisa menyebabkan efek samping berbahaya, terlebih jika dicampurkan dengan alkohol.
Minuman berenergi mengandung kafein yang tinggi. Karenanya minuman tersebut bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, jantung berdebar, obesitas, dan gangguan kesehatan lain. Bila dikombinasikan dengan alkohol, dampaknya lebih buruk.
"Minuman ini bisa berdampak serius bagi remaja. Kandungan kafeinnya yang tinggi dan zat tambahan lainnya yang belum diketahui pasti perlu diwaspadai," kata Dr.Kwabena Blankson, ahli kesehatan remaja.
Dalam laporannya yang dimuat dalam jurnal Pediatrics in Review ia menyimpulkan beberapa penelitian mengenai minuman energi.
"Minuman ini bisa berdampak serius bagi remaja. Kandungan kafeinnya yang tinggi dan zat tambahan lainnya yang belum diketahui pasti perlu diwaspadai," kata Dr.Kwabena Blankson, ahli kesehatan remaja.
Dalam laporannya yang dimuat dalam jurnal Pediatrics in Review ia menyimpulkan beberapa penelitian mengenai minuman energi.
Potensi bahaya terutama berasal dari tingginya jumlah kafein atau bahan-bahan lain yang serupa di dalam produk minuman berenergi. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Pediatric menyebutkan efek samping minuman energi untuk anak dan remaja bisa berupa meningkatnya detak jantung, kejang, stroke, halusinasi, bahkan kematian.
Penelitian yang dilakukan tim dari sekolah kedokteran Universitas Miami ini menganalisis data yang berasal dari laporan pemerintah dan kelompok pemerhati, literatur ilmiah, laporan kasus, dan artikel di media.
Dakota Sailor (18), pelajar di SMA di Carl Junction, merupakan salah satu korban dari minuman energi. Ia mengalami kejang-kejang dan dirawat selama 5 hari di rumah sakit tahun 2010 setelah menenggak sebuah minuman energi. Menurut dokter, kafein atau bahan serupa kafein menjadi biang keladinya.
Pada minuman energi yang ada di pasaran, kandungan yang paling mendominasi adalah kafein dan taurine. Kandungan kafein dalam satu kaleng minuman ini bahkan lima kali lebih banyak dibanding dalam minuman soda. Padahal, tak sedikit para remaja yang mengonsumsi 4-5 kaleng minuman energi setiap hari.
Penelitian yang dilakukan tim dari sekolah kedokteran Universitas Miami ini menganalisis data yang berasal dari laporan pemerintah dan kelompok pemerhati, literatur ilmiah, laporan kasus, dan artikel di media.
Dakota Sailor (18), pelajar di SMA di Carl Junction, merupakan salah satu korban dari minuman energi. Ia mengalami kejang-kejang dan dirawat selama 5 hari di rumah sakit tahun 2010 setelah menenggak sebuah minuman energi. Menurut dokter, kafein atau bahan serupa kafein menjadi biang keladinya.
Pada minuman energi yang ada di pasaran, kandungan yang paling mendominasi adalah kafein dan taurine. Kandungan kafein dalam satu kaleng minuman ini bahkan lima kali lebih banyak dibanding dalam minuman soda. Padahal, tak sedikit para remaja yang mengonsumsi 4-5 kaleng minuman energi setiap hari.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kandungan dalam minuman energi bisa meningkatkan efek kafein dan kerap menimbulkan efek samping mual dan diare. Karena itu, para peneliti menyarankan agar minuman energi juga dilarang untuk anak dan remaja, seperti halnya alkohol, obat resep, dan tembakau.
Sebelumnya, Food and Drug Administration Amerika mengeluarkan peringatan kepada para produsen minuman karena memasukkan alkohol dan kafein dalam produk mereka. Apalagi ada laporan campuran alkohol dan kafein bisa berbahaya.
Menurut sebuah survei di Amerika, para remaja memilih minuman energi sebagai cara untuk tetap terjaga atau lebih berenergi.
Kafein lebih dari 100 miligram setiap hari dikategorikan tidak sehat untuk remaja. Padahal, dalam 16 ons kaleng minuman merk Red Bull, Monster Energy Assault atau Rockstar terkandung 160 mg kafein.
Minuman energi biasanya disajikan dingin dan terkadang dicampur es. Minuman ini juga mengandung zat tambahan seperti gula, ginseng dan guarana yang meningkatkan efek kafein.
Menanggapi berbagai penelitian mengenai bahaya minuman energi, The American Beverage Association menyebutkan kandungan kafein dalam produk minuman energi hanya separuh dari jumlah kafein secangkir kopi.
Mereka juga menyebutkan kadar kafein dalam minuman energi sudah tertulis di label. Minuman ini juga tidak disarankan dikonsumsi anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, seta orang yang sensitif pada kafein.
Minuman energi biasanya disajikan dingin dan terkadang dicampur es. Minuman ini juga mengandung zat tambahan seperti gula, ginseng dan guarana yang meningkatkan efek kafein.
Menanggapi berbagai penelitian mengenai bahaya minuman energi, The American Beverage Association menyebutkan kandungan kafein dalam produk minuman energi hanya separuh dari jumlah kafein secangkir kopi.
Mereka juga menyebutkan kadar kafein dalam minuman energi sudah tertulis di label. Minuman ini juga tidak disarankan dikonsumsi anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, seta orang yang sensitif pada kafein.
Dalam survei yang dilakukan pada 800
mahasiswa yang baru meninggalkan bar pada pukul 22.00 dan 03.00, para
peneliti menanyakan apakah mereka mengonsumsi alkohol dan minuman
berenergi. Konsentrasi bau alkohol para responden juga diukur.
Sekitar 6,5 persen responden yang mengaku minum alkohol yang dicampur minuman berenergi tiga kali lebih mabuk dibandingkan mereka yang hanya menenggak minuman beralkohol saja.
Mencampur minuman berenergi dengan alkohol jamak dilakukan anak muda di Amerika. Hal ini mereka lakukan karena kafein mampu mengurangi rasa kantuk yang ditimbulkan alkohol. Kondisi ini sering diistilahkan sebagai "mabuk tapi sadar".
Bruce Goldberger, Direktur Toksikologi dari University of Florida College of Medicine, mengatakan, banyak orang yang salah mengira efek stimulan dari kafein akan menghilangkan efek depresan dari alkohol. "Itu adalah persepsi yang keliru. Hasilnya justru berbahaya karena membuat orang lebih mabuk," katanya.
Sekitar 6,5 persen responden yang mengaku minum alkohol yang dicampur minuman berenergi tiga kali lebih mabuk dibandingkan mereka yang hanya menenggak minuman beralkohol saja.
Mencampur minuman berenergi dengan alkohol jamak dilakukan anak muda di Amerika. Hal ini mereka lakukan karena kafein mampu mengurangi rasa kantuk yang ditimbulkan alkohol. Kondisi ini sering diistilahkan sebagai "mabuk tapi sadar".
Bruce Goldberger, Direktur Toksikologi dari University of Florida College of Medicine, mengatakan, banyak orang yang salah mengira efek stimulan dari kafein akan menghilangkan efek depresan dari alkohol. "Itu adalah persepsi yang keliru. Hasilnya justru berbahaya karena membuat orang lebih mabuk," katanya.
Sumber : http://health.kompas.com/.
Komentar
Posting Komentar