Cetak Replika dengan Printer 3D
Kedengarannya agak janggal, bagaimana mungkin mesin printer bisa mencetak tapi tanpa kertas? Inilah yang dikenalkan Johanes Djauhari dalam usaha yang ditekuninya sejak Januari lalu. Lulusan Product Design Limkokwing University Malaysia ini mengaku mesin yang ia buat punya potensi besar di masa yang akan datang.
“Dengan ini kita mewujudkan apa yang ada di gambar dengan menjadikannya sampel, model, semacam replika sebenarnya,” ungkapnya, saat ditemui di sela-sela bazaar "In Flight” Market & Museum di Exhibition Hall, Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (10/5/2013) lalu.
Jika mesin printer biasa mencetak di atas kertas, mesin printer 3D ini mencetak dengan menggunakan bahan plastik. Hasilnya berbentuk setinggi 10 cm, entah itu replika arca, mainan, atau komponen dari barang tertentu.
“Misalkan, tutup lensa kamera hilang, maka bisa dicetak lagi dengan scan lalu print sesuai ukuran,” ujarnya sembari melihat kamera yang ada di atas meja sebagai contoh.
Sampel lainnya, Johanes menunjuk pada arca atau patung yang ada di salah satu museum di Jakarta. Ia memotret arca tersebut, lalu mencetaknya lewat mesin printer 3D. Hasilnya serupa seperti replika. Mainan anak lainnya, bisa juga dicetak lalu diwarnai.
“Ini masih prototip dengan cetakan setinggi 10 cm, kita membayangkan nanti mesin ini menjadi lebih besar dan bisa mencetak setinggi 30 cm, “ paparnya menambahkan.
Sejauh ini, dengan mesin printer 3D yang dimilikinya, Johanes mengembangkan bisnis yang ia beri nama Bikin Bikin. Keinginannya membuat imajinasi setiap orang yang selama ini hanya ada di kepala atau gambar di komputer bisa dicetak menjadi nyata sesuai aslinya.
Jika mesin printer biasa mencetak di atas kertas, mesin printer 3D ini mencetak dengan menggunakan bahan plastik. Hasilnya berbentuk setinggi 10 cm, entah itu replika arca, mainan, atau komponen dari barang tertentu.
“Misalkan, tutup lensa kamera hilang, maka bisa dicetak lagi dengan scan lalu print sesuai ukuran,” ujarnya sembari melihat kamera yang ada di atas meja sebagai contoh.
Sampel lainnya, Johanes menunjuk pada arca atau patung yang ada di salah satu museum di Jakarta. Ia memotret arca tersebut, lalu mencetaknya lewat mesin printer 3D. Hasilnya serupa seperti replika. Mainan anak lainnya, bisa juga dicetak lalu diwarnai.
“Ini masih prototip dengan cetakan setinggi 10 cm, kita membayangkan nanti mesin ini menjadi lebih besar dan bisa mencetak setinggi 30 cm, “ paparnya menambahkan.
Sejauh ini, dengan mesin printer 3D yang dimilikinya, Johanes mengembangkan bisnis yang ia beri nama Bikin Bikin. Keinginannya membuat imajinasi setiap orang yang selama ini hanya ada di kepala atau gambar di komputer bisa dicetak menjadi nyata sesuai aslinya.
Ide bisnis ini berawal dari keinginannya mewujudkan cetakan yang membantu orang lain dalam menyampaikan gagasannya. Misalkan bagi perusahaan yang ingin punya sampel botol atau kemasan, maka bisa dimulai dari cetakan Bikin Bikin terlebih dahulu sebelum mengembangkannya dengan sempurna.
“Dengan demikian kita membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin untuk dicetak,” ujarnya lugas.
Penulis : Rahman Indra
Editor : Dini
Sumber : http://female.kompas.com/, Sabtu, 11 Mei 2013, 15:42 WIB
“Dengan demikian kita membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin untuk dicetak,” ujarnya lugas.
Penulis : Rahman Indra
Editor : Dini
Sumber : http://female.kompas.com/, Sabtu, 11 Mei 2013, 15:42 WIB
Komentar
Posting Komentar