6 Ciri Karakter Anak Bermasalah.
“Mungkinkah
mengetahui dan memastikan apakah seorang anak itu bermasalah, dalam
waktu 5-10 menit pertama saat kita bertemu dengannya?” Jawabannya adalah
“mungkin” dan “pasti”. Itu pertanyaan yang sering saya ajukan kepada
peserta seminar ataupun para orangtua yang sedang bersemangat belajar
dan mencecar saya dengan berbagai pertanyaan seputar anaknya.
Rahasia
tersebut akan saya bahas sekarang, rahasia yang sering saya gunakan
untuk menganalisa seorang anak. Apakah dia bermasalah, bahkan setelah
mempelajarinya dengan seksama kita mampu meramal masa depan seorang
anak. Wow, tenang ini bukan obral janji, tapi ini pasti. Dari hasil
menangani berbagai kasus keluarga dan individu maka terbentuklah suatu
pola yang akurat ditiap individu. Kebanyakan klien saya jika memiliki
masalah, kebanyakan masalah tersebut dan sebagian besar masalah itu
berasal dari 2 hal. Ini juga rahasia, tapi akan saya bongkar habis.
Baiklah 2 hal tersebut berasal dari :
- Keluarga (keluarga yang membentuk masalah tersebut secara tidak sengaja).
- Masalah tersebut berasal dari usia 7 tahun kebawah.
Keluarga,
Keluarga
adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang
anak berasal dari keluarga. Dimana sebagian sampai usia 18 tahun
anak-anak diIndonesia menghabiskan waktunya 60-80 % bersama keluarga.
Manusia berbeda dengan binatang (maaf..) seekor anak kucing yang baru
lahir, bisa hidup jika dipisahkan dari induknya, dan banyak binatang
yang lain yang memiliki kemampuan serupa. Manusia tidak bisa, sampai
usia 18 tahun masih membutuhkan orangtua dan kehangatan dalam keluarga.
Sukses seorang manusia tidak lepas dari “kehangatan dalam keluarga”.
Akan sangat banyak hal yang akan dikupas dari tiap tahun kehidupan
manusia dan kebutuhannya serta cara memenuhi kebutuhan tersebut,
terutama aspek emosi. Saya tidak akan meneruskannya, kita akan bahas
dikesempatan lainnya, kini kita kembali ke cara mengetahui ciri anak
bermasalah.
Usia 7 tahun ke bawah?
Ada
apa pada usia ini? Pada masa ini kebanyakan (85%) letak masalah atau
asal muasal masalah / hambatan seorang manusia tercipta. Istilah
kerennya Mental Block. Karakter yang menghabat pencapaian cita-cita
pribadi kita. Dan biasanya akan terasa pada usia 22 tahun ke atas. Woo…
segitunya? Ya Mental Block seperti program yang seakan-akan dipersiapkan
(karena ketidak sengajaan dan ketidak tahuan orangtua kita) untuk
menghambat berbagai macam aspek dalam kehidupan kita. Aspek itu bisa
berupa Karier (takut kaya, takut jabatan tinggi) kesehatan (tubuh gemuk,
alergi) Relationship (tidak gampang cocok dengan pasangan/teman,
paranoid) dan lain hal, serta masih banyak lagi.
Ada
apa dengan 7 tahun kebawah dan disekitar 7 tahun pertama kehidupan
manusia? Baiklah saya jelaskan, pada masa ini kita membutuhkan,
kebutuhan dasar Emosi yang harus terpenuhi ingat HARUS terpenuhi. Jika
pada masa ini lewat dan tidak terpenuhi maka, akan terjadi Mental Block
pada diri anak tersebut. Inilah asal muasal dimana Mental Block
terbentuk. Karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Emosi yang
dibutuhkan seorang manusia. Kebutuhan apa yang dibutuhkan pada anak
seusia itu? Sehingga fatal akibatnya (pada masa dewasa anak tersebut)
jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi
Ada
3 kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak usia 0 – 7 tahun bahkan
lebih, cara ini adalah kunci dalam pendidikan karakter, agar karakter
anak kita bisa tumbuh dan berkembang maksimal. Disamping itu ketiga hal
inilah asal muasal Mental Block yang sering kali terjadi atau terasa
sangat menganggu pada saat anak tersebut dewasa, yaitu :
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan untuk mengontrol
- Kebutuhan untuk diterima
3
kebutuhan dasar emosi tersebut harus terpenuhi agar anak kita menjadi
pribadi yang handal dan memiliki karakter yang kuat menghadapi hidup.
Ini akan sangat panjang sekali jika dijelaskan, nah mengingat kita
membahas ciri – ciri karakter anak bermasalah maka kita akan kembali ke
topic tersebut.
Sebenarnya
ada 6 ciri karakter anak yang bermasalah, cukup kita melihat dari
perilakunya yang nampak maka, kita sudah dapat melakukan deteksi dini
terhadap “musibah besar” dikehidupan yang akan datang (baca: semakin
dewasa) dan secepatnya dapat melakukan perbaikan.
Berikut 6 ciri karakter anak yang bermasalah tersebut :
1. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal
yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri,
mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin
memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang
dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya
dengan kondisi emosi yang tenang.
Ingat
akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya sebutkan,
nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan dan
mengawasi dengan seksama.
2. Kurang terbuka pada pada Orang Tua
Saat
orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”,
menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka.
Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan
figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang,
pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas
diri dan mulai menganti pendekatan kita.
3. Menanggapi negatif
Saat
anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda
harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara
untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat
harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga
diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih
melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci
sukses di masa depan anak.
4. Menarik diri
Saat
anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri,
dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada
kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya
pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara
mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya
jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa
adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.
5. Menolak kenyataan
Pernah
mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”,
“Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu
kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal
dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih,
kan mama da kasih contoh berulang-ulang”.
6. Menjadi pelawak
Suatu
kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan
anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah,
tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan
mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari
teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak
tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua?
Penulis : Timothy Wibowo
Sumber : http://www.pendidikankarakter.com/, dikutip dari : http://entrepreneurshiplearningcenter.blogspot.com/ .
Komentar
Posting Komentar