Gangguan Penyakit yang Hambat Tinggi Badan Anak
Tinggi badan anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain genetik, kecukupan gizi dan kesehatan juga ikut berpengaruh pada tinggi badan. Anak yang menderita penyakit tertentu bisa terhambat pertumbuhannya.
Berdasarkan penelitian Atmarita dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan pada 2010, tinggi badan anaklaki- laki Indonesia pada umur 5 tahun rata-rata kurang 6,7 sentimeter dari tinggi yang seharusnya, sedangkan pada anak perempuan kurang 7,3 sentimeter. Anak umur 5 tahun seharusnya memiliki tinggi badan 110 sentimeter.
Di Indonesia, penyebab utama balita pendek adalah kekurangan gizi akibat kurangnya konsumsi pangan hewani.
Meski begitu penyakit di bawah inipun dapat menyebabkan balita pendek :
- sindrom turner (disebabkan karena hilangnya kromosom pada anak perempuan)
- penyakit Cushing (disebabkan karena terlalu banyak hormon kortisol)
- gangguan tiroid
- kekurangan hormon pertumbuhan, juga bisa menyebabkan anak menjadi pendek.
Untuk mengetahuinya, periksakan anak ke dokter. Ia akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk juga foto rontgen dan pemeriksaan laboratorium. Bila dicurigai ada gangguan hormon, nantinya akan dirujuk ke dokter ahli endokrin.
Bila pertumbuhan tinggi badan anak terhambat karena gangguan hormon, biasanya dokter akan memberikan hormon sintetis untuk merangsang pertumbuhan.
Pada beberapa kasus, misalnya gangguan tiroid, setelah dilakukan terapi pengobatan biasanya pertumbuhan tinggi badan anak kembali normal.
Tabel pertumbuhan berat dan tinggi badan anak balita.
Tetapi orangtua juga perlu memahami bahwa kategori tinggi yang "normal" sangat bervariasi. Balita yang pendek tidak selalu berarti ia punya gangguan kesehatan. Ada beberapa anak yang tampak pendek di usia balita tetapi mengalami pertumbuhan yang pesat di usia pubertas sesuai dengan gen yang diwarisi dari orangtuanya.
Penulis : Lusia Kus Anna
Editor : Asep Candra
Sumber : http://health.kompas.com/, Kamis, 9 Agustus 2012, 13:47 WIB
Komentar
Posting Komentar