Inilah 3 Keistimewaan Gerhana Bulan Total Yang Terjadi Rabu (8/10/2014) !
Gerhana Bulan total memang terjadi setiap tahun. Namun, ada yang membuat gerhana Bulan total yang telah terjadi tadi malam pada Rabu (8/10/2014) senja ternyata sangat istimewa dan langka. Apa saja?
Bagian dari gerhana tetrad
Berhana Bulan total senja nanti adalah bagian kedua dari empat rangkaian gerhana tetrad. Gerhana Bulan tetrad adalah seri gerhana yang terdiri dari empat gerhana Bulan total berturut-turut. Gerhana pertama telah terjadi pada 15 April 2014 lalu, sedangkan gerhana selanjutnya akan terjadi pada 1 April dan 28 September 2015.
Gerhana tetrad adalah fenomena langka. Dari tahun 2001-3000, hanya akan ada 32 gerhana Bulan tetrad. Gerhana Bulan tetrad setelah kali ini akan terjadi 18 tahun lagi, yaitu pada tahun 2032 dan 2033.
Ada fenomena selenelion
Diagram mengungkap kemungkinan manusia menyaksikan Matahari dan Bulan yang letaknya berseberangan dalam fenomena selenelion.
Gerhana Bulan kali ini juga langka bagi warga Indonesia barat karena totalitasnya terjadi bertepatan dengan saat Matahari tenggelam. Peristiwa ini langka dan mungkin baru pertama kali teramati dari Indonesia.
Saat terbit, Bulan sudah akan menunjukkan warna merah darah di ufuk timur. Sementara itu, Matahari baru akan tenggelam 3 menit setelah Bulan terbit sehingga cahaya senja dan piringan Matahari yang kemerahan juga masih akan terlihat.
Dihiasi Uranus
Bagi warga Indonesia tengah dan timur, gerhana kali ini istimewa karena bakal dihiasi Uranus. Planet yang kini tengah mencapai posisi terdekat dengan Bumi itu bakal tampak cukup terang sehingga berpotensi dilihat dengan mata telanjang.
Warga Indonesia tengah dan timur berpeluang menyaksikan Uranus dengan mata telanjang saat totalitas gerhana pada waktu setempat. Uranus yang berpeluang tampak dengan mata telanjang juga fenomena yang langka.
Gerhana Bulan kali ini bisa disaksikan di selutuh Indonesia. Totalitas gerhana dimulai pukul 17.24-18.24 WIB. Pengamatan gerhana bisa dilakukan tanpa alat bantu, cukup memilih tempat lapang dan tak terhalang mendung.
Penulis & Editor : Yunanto Wiji Utomo
Sumber : http://sains.kompas.com/, Rabu, 8 Oktober 2014.
Komentar
Posting Komentar