Orang Afrika Selatan Keturunan Langsung DNA "Siti Hawa Mitokondria" ?
Bagaimana jika kisah Adam Hawa pernah hidup di Afrika Selatan?
Bahasan terdahulu tentang situs kalender kuno Afrika Selatan berusia lebih dari 200 ribu tahun, mengisyaratkan peradaban kuno pernah terbentuk disana, kali ini diperkuat dengan studi genetik tertua juga berasal dari sana. Dalam beberapa tahun terakhir, temuan kerangka pria yang hidup sekitar 2330 tahun lalu di Afrika Selatan mengisyaratkan tentang pembawa genetik manusia. Para ilmuwan mulai menemukan titk terang asal usul nenek moyang manusia yang memiliki genetik awal, darimana asal usul manusia dan bermigrasi.
Studi ini memfokuskan analisis arkeologi dalam mendefinisikan asal usul orang Afrika Selatan, dan diterbitkan dalam jurnal Genome Biology and Evolution edisi minggu ini. Menurut Alan, kerangka ini termasuk manusia pelaut, pemburu pengumpul, garis keturunan langsung yang memiliki gen 'Siti Hawa Mitokondria', berbeda dengan analisa kontemporer tentang pemburu pengumpul dari Kalahari.
Sekilas Tentang Eva Mitokondria
Sekilas Tentang Eva Mitokondria
Filogeni mitokondria manusia yang disederhanakan.
Melalui genetic drift, yaitu seleksi, garis ibu dapat ditelusuri ke satu orang wanita.
"Eva mitokondria" (atau Hawa mitokondrial; bahasa Inggris: Mitochondrial Eve), di bidang genetika manusia, adalah julukan yang diberi ke moyang bersama yang terkini lewat garis matrilineal (garis ibu; dalam bahasa Inggris "MRCA" atau most recent common ancestor). Dalam kata lain, wanita yang dijuluki demikian adalah moyang dari semua manusia yang hidup saat ini (disamakan dengan Hawa, nama perempuan pertama menurut Kitab-kitab suci agama Samawi), dari sisi ibu, dan dari ibu ke ibu, mundur ke masa lampau sampai semua garis keturunan bertemu pada satu orang. Dalam setiap orang, semua DNA mitokondria (mtDNA) turun dari mtDNA orang tersebut karena mtDNA setiap orang diturunkan ke anaknya tanpa kombinasi ulang.
Di samping Eva mitokondria, ada juga "Adam kromosom-Y", nama yang diberi kepada moyang bersama lewat garis ayah atau patrilineal. Menurut penemuan terakhir tahun 2013, kedua orang ini kemungkinan hidup pada zaman yang sama.
Dalam garis yang menuju ke MRCA, setiap moyang dari orang yang hidup kini memiliki saudara seangkatan, kakak dan adik sekandung Boleh jadi ada lebih dari satu MRCA yang lahir pada hari yang sama. Namun mereka dipandang sebagai satu MRCA secara keseluruhan.
Sekilas Tentang Adam kromosom-Y
Adam kromosom-Y (bahasa Inggris: Y-chromosomal Adam; Y-MRCA) dalam genetika manusia adalah suatu nama hipotesis yang diberikan kepada "nenek moyang bersama paling baru" (most recent common ancestor; MRCA) dari mana semua orang yang hidup sekarang diturunkan secara patrilineal (ditelusuri kembali hanya dari garis bapak dalam silsilah keluarga, karena kromosom-Y hanya ada pada pria). Namun julukan ini tidak secara permanen diberikan kepada satu orang tertentu.
Adam kromosom-Y dinamai menurut manusia pertama dalam Alkitab yaitu Adam, tetapi tidak dianggap bahwa pemegang kromosom ini bukanlah satu-satunya manusia laki-laki yang hidup pada zamannya. Laki-laki lain pada zamannya dapat saja mempunyai keturunan yang masih hidup sekarang, tetapi bukan melalui keturunan patrilineal saja.
Usia Y-MRCA telah diperkirakan berbeda-beda pada 188.000, 270.000, 306.000, dan 142.000 tahun. Sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan Maret 2013 melaporkan perkiraan tertua 338.000 tahun. Kemudian dua laporan bersamaan pada bulan Agustus 2013 memberi perkiraan lebih muda, yang satu 180.000 sampai 200.000 tahun, dan yang lain, berdasarkan urutan genome dari sembilan populasi berbeda, menunjukkan antara 120.000 dan 156.000 tahun.
Secara analog dengan Adam kromosom-Y, Eva mitokondria adalah seorang peremuan dari mana semua orang hidup diturunkan dari garis ibu (matrilineal), yang diperkirakan hidup 140.000 sampai 200.000 tahun lalu di Afrika. Perkiraan ini didasarkan atas pewarisan mtDNA melalui ibu. Secara teori, tidak perlu diyakini bahwa Adam kromosom-Y da Eva mitokondria hidup pada waktu yang sama. Namun, penemuan terakhir pada tahun 2013 memberi kemungkinan bahwa kedua orang ini dapat saja hidup pada zaman yang sama.
Kaitan dengan teori migrasi Out of Africa.
Pada umumnya, Eva mitokondria diperkirakan hidup sekitar 200.000 tahun lalu, kemungkinan paling besar di Afrika Timur, saat Homo sapiens sapiens ("anatomically modern humans" atau "manusia modern dari segi anatomi") sedang berkembang sebagai manusia yang terpisah dari sub-spesies manusia lain.
Eva mitokondria hidup jauh lebih dini dari pada apa yang disebut sebagai "Out-of-Africa migration", yang diperkirakan terjadi antara 95.000 dan 45.000 tahun lalu. Penentuan tarikh hidup "Eva" ini menolak hipotesa "asal-usul multiregional manusia modern" (teori yang menganggap bahwa "manusia modern" muncul di lebih dari satu tempat di dunia), dan mendukung hipotesa bahwa manusia modern muncul pada saat yang tidak terlalu jauh pada masa lampau di Afrika, kemudian menyebar dari Afrika dan menggantikan manusia yang lebih "purba" seperti Neanderthal. Dengan demikian, hipotesa "Out-of-Africa", yang di kalangan peneliti disebut "asal-usul manusia modern dari Afrika", adalah yang dominan.
Kaitan dengan Hawa dalam Kitab Suci.
Penelitian mengenai mtDNA yang mengindikasikan bahwa semua wanita berasal dari satu orang wanita yang disebut "Eva mitokondria" ini tidak membuktikan bahwa wanita itu satu-satunya yang ada pada zaman itu, tetapi konsisten dengan pandangan bahwa semua orang diturunkan dari satu wanita ini, yang dalam agama Samawi dikenal dengan nama Hawa.
Analisis tingkat kecepatan mutasi yang terbaru mengindikasikan bahwa nenek moyang ini hidup pada zaman penciptaan Hawa menurut perhitungan sejumlah tokoh kreasionisme. Perkiraan masa hidup Eva mitokondria didasarkan pada asumsi "jam molekuler" (‘molecular clock’), yang dikalibrasi dengan anggapan proses evolusi yang berlangsung jutaan tahun. Kecepatan ini setelah dicocokkan dengan keadaan alam yang nyata menunjukkan kecepatan yang lebih tinggi dari apa yang diyakini selama ini, bahkan dapat menyusutkan zaman hidupnya Eva mitokondria sampai puluhan ribu tahun lalu.
Sekilas Tentang Adam kromosom-Y
Pohon filogenetik kromosom-Y dengan cabang-cabang utama mewakili Y-DNA haplogroups (obsolete)
Adam kromosom-Y dinamai menurut manusia pertama dalam Alkitab yaitu Adam, tetapi tidak dianggap bahwa pemegang kromosom ini bukanlah satu-satunya manusia laki-laki yang hidup pada zamannya. Laki-laki lain pada zamannya dapat saja mempunyai keturunan yang masih hidup sekarang, tetapi bukan melalui keturunan patrilineal saja.
Usia Y-MRCA telah diperkirakan berbeda-beda pada 188.000, 270.000, 306.000, dan 142.000 tahun. Sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan Maret 2013 melaporkan perkiraan tertua 338.000 tahun. Kemudian dua laporan bersamaan pada bulan Agustus 2013 memberi perkiraan lebih muda, yang satu 180.000 sampai 200.000 tahun, dan yang lain, berdasarkan urutan genome dari sembilan populasi berbeda, menunjukkan antara 120.000 dan 156.000 tahun.
Secara analog dengan Adam kromosom-Y, Eva mitokondria adalah seorang peremuan dari mana semua orang hidup diturunkan dari garis ibu (matrilineal), yang diperkirakan hidup 140.000 sampai 200.000 tahun lalu di Afrika. Perkiraan ini didasarkan atas pewarisan mtDNA melalui ibu. Secara teori, tidak perlu diyakini bahwa Adam kromosom-Y da Eva mitokondria hidup pada waktu yang sama. Namun, penemuan terakhir pada tahun 2013 memberi kemungkinan bahwa kedua orang ini dapat saja hidup pada zaman yang sama.
Kaitan dengan teori migrasi Out of Africa.
Haplogroup manusia modern
Pada umumnya, Eva mitokondria diperkirakan hidup sekitar 200.000 tahun lalu, kemungkinan paling besar di Afrika Timur, saat Homo sapiens sapiens ("anatomically modern humans" atau "manusia modern dari segi anatomi") sedang berkembang sebagai manusia yang terpisah dari sub-spesies manusia lain.
Eva mitokondria hidup jauh lebih dini dari pada apa yang disebut sebagai "Out-of-Africa migration", yang diperkirakan terjadi antara 95.000 dan 45.000 tahun lalu. Penentuan tarikh hidup "Eva" ini menolak hipotesa "asal-usul multiregional manusia modern" (teori yang menganggap bahwa "manusia modern" muncul di lebih dari satu tempat di dunia), dan mendukung hipotesa bahwa manusia modern muncul pada saat yang tidak terlalu jauh pada masa lampau di Afrika, kemudian menyebar dari Afrika dan menggantikan manusia yang lebih "purba" seperti Neanderthal. Dengan demikian, hipotesa "Out-of-Africa", yang di kalangan peneliti disebut "asal-usul manusia modern dari Afrika", adalah yang dominan.
Kaitan dengan Hawa dalam Kitab Suci.
Analisis tingkat kecepatan mutasi yang terbaru mengindikasikan bahwa nenek moyang ini hidup pada zaman penciptaan Hawa menurut perhitungan sejumlah tokoh kreasionisme. Perkiraan masa hidup Eva mitokondria didasarkan pada asumsi "jam molekuler" (‘molecular clock’), yang dikalibrasi dengan anggapan proses evolusi yang berlangsung jutaan tahun. Kecepatan ini setelah dicocokkan dengan keadaan alam yang nyata menunjukkan kecepatan yang lebih tinggi dari apa yang diyakini selama ini, bahkan dapat menyusutkan zaman hidupnya Eva mitokondria sampai puluhan ribu tahun lalu.
"Asal Usul Manusia" Terungkap Dari Kerangka Afrika Selatan
The Story of Eve's Footprints. Replica of 'Eve's footprints' at Geelbek visitors centre, West Coast National Park, Western Cape, South Africa.
Arkeolog Prof Andrew Smith dari University of Cape Town menemukan kerangka di St Helena Bay, Afrika Selatan pada tahun 2010, wilayah ini sangat dekat dengan tempat temuan jejak kaki manusia berusia 117,000 tahun yang disebut 'Eve Footprints' (jejak kaki Hawa). Ketika menemukan kerangka, Andrew segera menghubungi Prof Vanessa Hayes, seorang profesor Genomic Medicine di J Craig Venter Institute San Diego, California. Saat ini menjabat sebagai kepala laboratorium Human Comparative And Prostate Cancer Genomics, Garvan Institute Of Medical Research-Sydney.
Kerangka lengkap setinggi 1,5 meter diperiksa oleh Prof Alan Morris, antropolog biologi dari University of Cape Town. Menurutnya pria tersebut adalah seorang penjelajah laut, pertumbuhan tulang dalam saluran telinga yang disebut 'Surfer Eaer' menjelaskan bahwa pria ini sering menyelam untuk mencari makanan diperairan pantai dingin. Sementara analisa karbon pada temuan fosil kerang dekat makam kerangka menunjukkan periode yang sama, orang Afrika Selatan mengkonsumsi kerang, dan gigi mengisyaratkan usianya lima puluhan.
Tim ilmuwan juga bekerja dengan laboratorium terkemuka untuk meneliti DNA purba, diantaranya Prof Svante Paabo dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropolgy, Leipzig-Jerman, dia tercatat telah berhasil mengurutkan DNA Neanderthal. Kerjasama ini mendapatkan genom mitokondria lengkap menggunakan DNA yang diekstraksi dari gigi dan tulang rusuk.
Hal ini membuktikan bahwa kerangka orang Afrika Selatan dari garis keturunan yang saat ini dianggap punah, penghuni pesisir lainnya seperti dia merupakan yang paling dekat dengan garis keturunan 'Siti Hawa Mitokondria'.
Banyak bukti yang ditemukan dalam penelitian DNA kerangka, salah satu yang awalnya menyimpang dan dianggap tertua dalam hal genetik. Arkeolog bersama ilmuwan lainnya menemukan darimana asal usul manusia modern sekitar 200,000 tahun yang lalu. DNA awal pria atau DNA Mitokondria diurut untuk mendapatkan petunjuk awal prasejarah manusia. DNA mitokondria memberikan bukti pertama, semua manusia berasal dari Afrika Selatan dan membantu ilmuwan memetakan Pohon Genetik Figuratif, dimana semua cabang genetik berasal Siti Hawa Mitokondria.
Suku Zulu Afrika Selatan
Manusia bermigrasi dari wilayah ini sekitar 2000 tahun yang lalu ketika manusia penggembala membuat jalan ke pantai dari Angola, dimana mereka membawa kawanan domba. Asal usul manusia pemburu pengumpul membawa keturunan berbeda (garis keturunan ibu), migran awal membawa varian DNA yang belum pernah terlihat sebelumnya. Penelitian ini memberi dasar untuk menganalisa lebih lanjut tentang sejarah penggembala di Cape Town.
Tak satu pun manusia yang hidup saat ini memiliki genetik murni, semuanya hasil campuran. Misalnya 1-4 persen bercampur dengan DNA Eurasia, bahkan yang lebih buruk ada sekelompok manusia yang membawa DNA Neanderthal, diduga nenek moyang mereka kawin dengan spesis Neanderthal.
Salah satu masalah terbesar saat ini, tidak ada ilmuwan yang mengurutkan genom dari awal, dengan kata lain genom mereka tidak disatukan sebagaimana adanya. Sebaliknya, bagian genom dipetakan pada referensi genom terdahulu, sebagian besar dikontribusi Eropa, dimana referensi saat ini dianggap tidak sesuai secara global. Jadi menurut ilmuwan, referensi yang terbaik harus kembali merujuk pada asal usul manusia. Mungkin tim ilmuwan telah menemukan seseorang dari garis keturunan yang terputus, orang Afrika Selatan, awal evolusi manusia modern dan tetap terisolasi secara geografis.
Penyusun : Yohanes Gitoyo, S Pd.
Referensi
- Ancient human genome from southern Africa throws light on our origins, 29 September 2014, by Garvan Institute of Medical Research. Journal Ref: First Ancient Mitochondrial Human Genome from a Pre-Pastoralist Southern African. Genome Biology and Evolution, 2014; DOI: 10.1093/gbe/evu202. Zoulous (Shakaland), image courtesy of Wikimedia Commons.
- http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_mitokondria
- http://www.isains.com/, 30 September 2014
- http://id.wikipedia.org/wiki/Eva_mitokondria
- http://id.wikipedia.org/wiki/Adam_kromosom-Y
Komentar
Posting Komentar