ABG Korban Pelecehan Cenderung Lakukan Seks Berisiko
Remaja laki-laki yang pernah mengalami pelecehan seksual ternyata memiliki kecenderungan untuk melakukan hubungan seks tidak aman. Demikian hasil studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari University of Bitish Columbia Amerika Serikat (UBC).
Dalam kajiannya, para peneliti menganalisis data dari lebih 40.000 siswa sekolah menengah atas asal Amerika dan Kanada yang disurvei antara tahun 1986 dan 2011. Dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki riwayat kekerasan seksual, pria remaja yang pernah mengalami pelecehan seksual lima kali lebih mungkin menyebabkan kehamilan di usia remaja, tiga kali lebih mungkin untuk memiliki banyak pasangan seksual dan dua kali lebih mungkin untuk melakukan seks tanpa kondom.
Temuan ini akan dipublikasikan secara online pada Juni 2012 dalam Journal of Adolescent Health.
"Sejauh yang kami tahu, ini adalah studi pertama yang mengeksplorasi pengaruh pelecehan seksual terhadap perilaku seksual anak laki-laki," kata Yuko Homma, Ph.D, ilmuwan dari dari University of British Columbia School of Nursing.
"Temuan kami menunjukkan bahwa anak laki-laki juga rentan terhadap efek trauma pelecehan seksual, yang dapat menyebabkan infeksi menular seksual atau kehamilan remaja," tambahnya.
Data di Amerika Utara menunjukkan, sekitar 8 persen anak lelaki dan 20 persen perempuan pernah mengalami pelecehan seksual.
"Anak laki-laki jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memberitahu seseorang ketika mereka mengalami pelecehan seksual," kata Elizabeth Saewyc, peneliti yang juga profesor keperawatan dan kesehatan remaja dari UBC.
"Namun jelas mereka pun membutuhkan dukungan dan perawatan untuk mengatasi trauma akibat kekerasan seksual," ujarnya.
Homma setuju dan mengajak para orang tua untuk tak segan berbicara dengan anak laki-laki mereka tentang pentingnya pencegahan pelecehan seksual.
"Anak laki-laki mungkin akan ragu untuk mengaku kepada orang tua tentang insiden pelecehan seksual yang mereka alami, karena orang tua mungkin memiliki kesalahpahaman tentang pelecehan seksual yang dimaksud dan menganggap hal itu tidak bisa terjadi pada anak laki-laki," jelas Homma.
Para peneliti juga mengimbau pihak sekolah untuk turut berperan dalam pencegahan pelecehan seksual melalui pendidikan kesehatan. Selain itu, lembaga pelayanan kesehatan juga harus menyaring anak laki-laki dan anak perempuan yang memiliki riwayat pelecehan seksual.
Penulis : Bramirus Mikail, Asep Candra
Sumber : http://health.kompas.com/r, Rabu, 11 April 2012, 11:21 WIB
Komentar
Posting Komentar