Kurikulum 2013 Belum Tentu Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia
Ketua Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan Politeknik Negeri Jakarta, Ade Haryani mengingatkan kepada pemerintah bahwa perubahan kurikulum pada tahun 2013 belum tentu akan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
"Yang pasti dengan adanya perubahan kurikulum tersebut pengeluaran biaya yang dibutuhkan membengkak dan belum tentu kualitas pendidikan Indonesia 2013 akan meningkat. Peningkatan kualitas pendidikan Indonesia untuk tahun baru 2013 sebaiknya lebih kepada pemerataan pendidikan dan pembebasan biaya pendidikan bagi siswa kurang mampu di seluruh wilayah," kata Ade Haryani kepada Antara di Jakarta, Rabu (26/12/2012).
Hal tersebut merupakan tanggapan Ade Haryani sebagai praktisi pendidikan mengenai uji publik pengembangan Kurikulum 2013 yang sedang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sementara itu, seorang mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Andika Indrayana mengatakan, perubahan kurikulum tidak selalu menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
"Perubahan sistem kurikulum tidak selalu menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas pendidikan, yang penting ialah metode pembelajaran, proses pembelajaran, tenaga pengajar berkualitas, dan fasilitas belajar tersebut. Selama ini pemerintah mengeluarkan biaya untuk perubahan kurikulum tersebut, tetapi tidak muncul perubahan yang nyata dalam kualitas pendidikan," kata Andika Indrayana.
Sementara itu, Ade berharap agar pemerintah benar-benar tepat sasaran dalam memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPT) serta dana tersebut jangan digunakan untuk kegiatan yang mengada-ada.
"Selama ini pemerintah juga kurang memberikan apresiasi kepada siswa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Seperti anak saya yang telah membawa nama Indonesia di Olimpiade Sains Internasional di Italia, tetapi tidak mendapat apresiasi apa pun dari pemerintah. Bahkan beasiswa harus diproses sendiri ke Kemendikbud dengan masa tunggu selama satu tahun. Jadi, saya berharap agar pemerintah dapat memberikan apresiasi tersebut," katanya.
Selain itu, Andika mengharapkan agar fasilitas di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) saat ini diperbaiki.
Editor : Benny N Joewono
Sumber : ANTARA,dikutip dari : http://edukasi.kompas.com/, Rabu, 26 Desember 2012, 19:09 WIB.
"Perubahan sistem kurikulum tidak selalu menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas pendidikan, yang penting ialah metode pembelajaran, proses pembelajaran, tenaga pengajar berkualitas, dan fasilitas belajar tersebut. Selama ini pemerintah mengeluarkan biaya untuk perubahan kurikulum tersebut, tetapi tidak muncul perubahan yang nyata dalam kualitas pendidikan," kata Andika Indrayana.
Sementara itu, Ade berharap agar pemerintah benar-benar tepat sasaran dalam memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPT) serta dana tersebut jangan digunakan untuk kegiatan yang mengada-ada.
"Selama ini pemerintah juga kurang memberikan apresiasi kepada siswa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Seperti anak saya yang telah membawa nama Indonesia di Olimpiade Sains Internasional di Italia, tetapi tidak mendapat apresiasi apa pun dari pemerintah. Bahkan beasiswa harus diproses sendiri ke Kemendikbud dengan masa tunggu selama satu tahun. Jadi, saya berharap agar pemerintah dapat memberikan apresiasi tersebut," katanya.
Selain itu, Andika mengharapkan agar fasilitas di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) saat ini diperbaiki.
Editor : Benny N Joewono
Sumber : ANTARA,dikutip dari : http://edukasi.kompas.com/, Rabu, 26 Desember 2012, 19:09 WIB.
Komentar
Posting Komentar